Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Farida Hasanatul
ilustrasi keperawanan. (Freepik/pikisuperstar)

Konsep keperawanan sangat lekat kaitannya dengan kehidupan wanita Indonesia. Bahkan, tes keperawanan masih dibutuhkan untuk bisa masuk ke beberapa institusi penting di negara ini. Sayangnya, kepentingan tersebut tidak dibarengi dengan pengetahuan masyarakat yang mumpuni tentang fakta dan mitos keperawanan wanita.

Melansir dari laman Halodoc, berikut ini adalah mitos-mitos tentang keperawanan wanita yang masih banyak beredar di tengah masyarakat berserta dengan fakta ilmiah di baliknya.

BACA JUGA: Selain Organisasi, 7 Aktivitas Pengembangan Diri untuk Mahasiswa!

1. Selaput dara robek artinya sudah berhubungan seksual

Ada banyak sekali hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan bentuk selaput dara wanita, tidak hanya karena penetrasi seksual saja. Berikut ini merupakan sejumlah contohnya seperti menunggang kuda, mengendarai sepeda, memanjat pepohonan, senam, berdansa, bermain halang rintang, bahkan penggunaan tampon.

Kamu juga butuh untuk mengetahui jika ada beberapa perempuan mungkin saja sudah melalui proses penetrasi vagina tanpa melakukan berhubungan seksual. Prosedur medis seperti misalnya pemeriksaan USG transvaginal ataupun menjalani langkah pencegahan kanker serviks dengan menggunakan pap smear juga membutuhkan penetrasi ke vagina menggunakan peralatan medis.

BACA JUGA: Mahasiswa Baru Wajib Tahu, Ini 5 Perbedaan Dunia Sekolah dan Perkuliahan 

2. Operasi selaput dara bisa mengembalikan keperawanan

Sebagian orang bahkan rela menjalani operasi selaput dara demi bisa mengembalikan keperawanannya. Jadi, apa sih sebenarnya keperawanan itu? Perempuan yang selaput daranya belum sobek ataupun perempuan yang belum pernah sama sekali melakukan hubungan seksual?

Apapun itu, secara biologis kita sudah mengetahui bahwa istilah sobeknya selaput dara tidaklah tepat. Di dunia kedokteran internasional, operasi rekontruksi sendiri masih seringkali menjadi perdebatan. Secara medis, prosedur ini tidak memberikan manfaat apapun dan juga dilakukan dengan dasar norma sosial serta budaya.

3. Semua perempuan pasti punya selaput dara

Berbeda halnya dengan kepercayaan banyak orang, tidak semua perempuan mempunyai selaput dara. Perempuan yang tidak mempunyai selaput dara pun umumnya tidak akan merasakan gejala apapun. Sebab, selaput dara sendiri bukanlah organ penting yang mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh.

Jadi, apabila seorang perempuan lahir tanpa memiliki selaput dara, apakah ia bisa disebut tidak perawan? Tentu saja tidak.

BACA JUGA: Menurut Terapis, Ini Dia 4 Tanda Pasangan Selingkuh yang Harus Diwaspadai

4. Selaput dara yang rapat menandakan keperawanan

Tahukah kamu apabila selaput dara perempuan tidaklah benar-benar tertutup? Dalam kondisi yang normal, selaput dara memang mempunyai lubang berbentuk seperti bulan sabit. Selaput dara yang terlalu rapat atau bahkan benar-benar tertutup, justru menandakan adanya sebuah kelainan.

Selaput dara yang tertutup seluruhnya yang menghalangi vagina disebut dengan istilah hymen imperforata. Kondisi inilah yang menyebabkan darah menstruasi tidak dapat keluar dari dalam vagina, dan membuat penderitanya mengalami sakit punggung serta sakit perut setiap kali menstruasi akibat dari tumpukan gumpalan darah menstruasi.

Nah, itulah tadi beberapa hal mengenai mitos dan fakta seputar keperawanan, semoga bermanfaat. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Farida Hasanatul