Kehamilan merupakan hal yang paling dinantikan oleh sebagian besar pasangan suami istri yang ingin memiliki anak. Namun, tidak semua pasangan bisa mencapai kehamilan. Salah satunya karena masalah infertilitas.
Infertilitas adalah sebuah kondisi saat pasangan suami istri mengalami kesulitan untuk hamil setelah berusaha melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa alat kontrasepsi selama satu tahun atau lebih. Kondisi ini kerap ditemukan pada pasangan usia produktif.
Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 17.5 persen populasi dewasa atau setidaknya 1 dari 6 orang di dunia mengalami infertilitas. Kemudian, berdasarkan data dari Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI) dan beberapa studi epidemiologi, ada sekitar 4-6 juta pasangan di Indonesia mengalami kesulitan untuk hamil secara alami.
Direktur PT Kato Ojin Group sekaligus kepala klinik KOIC, dr. Muhammad Dwi Priangga, Sp. OG, Subsp.FER, mengungkapkan bahwa infertilitas tidak hanya terjadi pada perempuan. Laki-laki juga bisa mengalami infertilitas.
“Dari pihak perempuan bisa jadi karena infeksi, endometriosis, kelainan haid, usia yang terus bertambah, miom, PCOS, gaya hidup, dan lain-lain. Sedangkan, dari pihak laki-laki bisa jadi karena infeksi, kualitas sperma kurang baik, gaya hidup kurang sehat seperti merokok dan alkohol, dan bisa jadi genetik,” ujar dr. Angga dalam press conference Relaunching Kato Ojin IVF Center pada Rabu (19/03/2025).
Ada berbagai cara untuk menangani infertilitas. Salah satunya melalui IVF yang dapat membantu pasangan untuk mendapatkan keturunan.
In Vitro Fertilization (IVF), atau dikenal sebagai bayi tabung, adalah proses pembuahan yang dilakukan di luar tubuh, yaitu di laboratorium. Ada beberapa jenis IVF, seperti IVF konvensional, natural cycle IVF, dan mild stimulation IVF.
Metode IVF konvensional menggunakan stimulasi dosis tinggi untuk merangsang ovarium agar menghasilkan banyak sel telur. Sedangkan, natural cycle IVF tidak memerlukan obat kesuburan dan berfokus pada pengambilan satu telur.
Sementara itu, metode mild stimulation hanya menggunakan dosis obat kesuburan secara minim dan pengurangan penggunaan obat injeksi.
Seperti Kato Ojin IVF Center (KOIC) yang memiliki metode In Vitro Fertilization (mini IVF) atau Mild Stimulation (stimulasi minimal) sebagai layanan unggulan bagi para pasien. Tingkat keberhasilannya mencapai 62,5 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata keberhasilan IVF di Indonesia yang berkisar 30-40 persen.
Dr. Angga menjelaskan bahwa metode mild stimulation meniru siklus alami tubuh dan menggunakan stimulasi yang lebih ringan, sehingga menghasilkan sel telur yang lebih sehat dan siap untuk implantasi. Metode ini efektif dalam meningkatkan peluang kehamilan yang sehat serta mengurangi risiko keguguran.
“Metode mild stimulation memungkinkan pasien menjalani program IVF dengan dosis hormon yang lebih rendah, sehingga lebih nyaman, mengurangi risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), dan meningkatkan kualitas embrio yang dihasilkan, serta menurunkan risiko kejadian keguguran, lahir premature, pre-eklampsia, diabetes melitus gestational saat hamil,” tutur dr. Angga.
Spesialis Obgyn Kato Ojin IVF Center, dr. Eko Santoso, SpOG, menyatakan bahwa dalam menjalani metode mild stimulation, tidak ada batas usia dan syarat khusus.
“Intinya tentunya harus pada usia produktif, dan kondisi kesehatan saat pertama kali dilakukan checkup. Yang paling dilihat adalah berapa cadangan telur pada saat memulai program,” tambahnya.
Selain itu, proses IVF juga memerlukan kondisi tubuh yang prima agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini bisa dicapai dengan menerapkan pola hidup sehat, tidur teratur, rutin berolahraga, menghindari stres, dan memperoleh dukungan emosional agar kesehatan mental juga tetap terjaga.
“Bila kondisi fisik dan mental kurang mendukung, hal ini bisa mengganggu gelombang hormonal di dalam tubuh. Sehingga, selain karena kualitas dan layanan yang kami berikan, pasien juga harus mampu bekerjasama untuk menjaga kondisi tetap prima selama program dilakukan,” jelas dr. Eko.
Penulis: Kayla Riasya Salsabila
Baca Juga
-
Main Buruk, 3 Pemain Ini Layak Dicadangkan dari Timnas Indonesia saat Jumpa Bahrain
-
4 Drama Mun Ka Young dengan Rating Tinggi di My Drama List, Ada True Beauty
-
Bertabur Bintang, Sutradara Beri Alasan Pemilihan Pemain Yadang: The Snitch
-
DeretanPemain Timnas Indonesia yang Kehilangan Peran di Laga Kontra Australia, Siapa Saja?
-
Review TsumaSho: Anime Reinkarnasi Absurd tapi Mengharukan dan Emosional
Artikel Terkait
-
Ibu Hamil Muda Puasa? Dokter Spesialis Ungkap Aturan Aman dan Risiko yang Wajib Diketahui!
-
Hamil Bayi Orang Lain: Bagaimana Kesalahan Klinik Fertilitas Menghancurkan Hidup Seorang Wanita
-
Perjuangan 20 Tahun Berbuah Manis: Ibu 47 Tahun Melahirkan Bayi Lewat Program IVF
-
Viral Siswi SMA Tes Kehamilan di Sekolah, Publik Ramai-ramai Beri Dukungan
-
Aaliyah Massaid Disebut Alami Pregnancy Nose, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Health
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
-
3 Tips agar Tetap Bugar saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan
-
Intermittent Fasting vs. Keto, Mana yang Lebih Efektif untuk Panjang Umur?
-
Mitos vs Fakta: Benarkah Gula Merah Lebih Sehat daripada Gula Putih?
Terkini
-
Main Buruk, 3 Pemain Ini Layak Dicadangkan dari Timnas Indonesia saat Jumpa Bahrain
-
4 Drama Mun Ka Young dengan Rating Tinggi di My Drama List, Ada True Beauty
-
Bertabur Bintang, Sutradara Beri Alasan Pemilihan Pemain Yadang: The Snitch
-
DeretanPemain Timnas Indonesia yang Kehilangan Peran di Laga Kontra Australia, Siapa Saja?
-
Review TsumaSho: Anime Reinkarnasi Absurd tapi Mengharukan dan Emosional