M. Reza Sulaiman
Ilustrasi otak manusia (Elements Envato)

Di era serba cepat seperti sekarang, otak bekerja lebih keras dari sebelumnya. Kita dituntut untuk fokus, mengingat banyak hal, dan tetap produktif sepanjang hari. Namun, sama seperti tubuh, otak juga membutuhkan latihan agar tetap tajam dan sehat.

Berbagai penelitian dan rekomendasi pakar menunjukkan bahwa brain exercises dapat meningkatkan fungsi kognitif, memperbaiki memori, serta menjaga otak tetap aktif seiring bertambahnya usia.

Berikut tujuh latihan otak sederhana berdasarkan Healthline yang bisa Anda lakukan sehari-hari.

1. Puzzle dan Permainan Berbasis Logika

Puzzle seperti teka-teki silang, sudoku, jigsaw, hingga permainan asah otak digital terbukti membantu mengaktifkan area otak yang berhubungan dengan pemecahan masalah, pengenalan pola, dan logika.

Kegiatan ini merangsang kerja otak dengan cara memaksanya untuk mencari jawaban, menganalisis, serta membangun pola pikir baru. Melakukan puzzle 10–15 menit setiap hari cukup untuk memberikan stimulasi yang bermanfaat.

2. Bermain Kartu untuk Mempertajam Konsentrasi

Permainan kartu seperti solitaire, UNO, bridge, atau memory cards melibatkan fokus, strategi, dan daya ingat. Aktivitas ini membuat otak memproses informasi dengan cepat sekaligus memadukan memori jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu, bermain kartu bersama teman juga menambah elemen sosial yang membantu kesehatan mental dan emosi.

3. Belajar Bahasa Baru

Mempelajari bahasa asing adalah salah satu latihan otak paling kuat. Saat belajar bahasa, otak bekerja keras untuk mengingat kosakata, memahami tata bahasa, dan memproduksi kalimat. Proses kompleks ini mendorong pembentukan jalur saraf baru, meningkatkan fleksibilitas otak, serta membantu menjaga memori tetap kuat.

Tidak perlu langsung mahir, belajar 5–10 kata baru setiap hari saja sudah sangat bermanfaat.

4. Menari

Salah satu latihan otak paling menarik menurut Healthline adalah menari. Menari bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga latihan kognitif dan koordinasi.

Ketika menari, otak harus mengingat urutan gerakan, mengenali ritme, mengatur keseimbangan, serta menyesuaikan reaksi tubuh dengan musik. Proses ini membuat banyak bagian otak bekerja bersamaan, mulai dari area memori, motorik, hingga pusat keseimbangan.

Menari secara rutin dapat memperlambat penurunan kognitif dan meningkatkan kemampuan fokus serta kelincahan mental.

5. Olahraga Aerobik untuk Menambah Aliran Darah ke Otak

Latihan fisik seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, atau senam meningkatkan suplai darah dan oksigen ke otak. Aktivitas aerobik merangsang pelepasan hormon penting seperti BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor), yang membantu pertumbuhan dan perlindungan sel saraf.

Dengan olahraga ringan 30 menit tiga kali seminggu, Anda sudah menjaga memori dan meningkatkan kualitas berpikir jangka panjang.

6. Aktivitas Sosial untuk Merangsang Emosi dan Bahasa

Berinteraksi dengan teman, berdiskusi, mengikuti komunitas, atau sekadar mengobrol santai dapat merangsang bagian otak yang berhubungan dengan bahasa, pengambilan keputusan, dan emosi.

Aktivitas sosial juga mengurangi stres yang sering kali melemahkan fungsi otak. Semakin sering Anda bersosialisasi, semakin banyak stimulasi kognitif yang Anda dapatkan.

7. Belajar Keterampilan Baru

Entah itu memasak resep baru, belajar memainkan alat musik, atau mencoba hobi kreatif, mempelajari keterampilan baru membantu mengaktifkan area otak yang jarang terpakai.

Setiap tantangan baru memicu otak untuk berkembang, memperkuat memori, dan meningkatkan ketahanan kognitif.

(Flovian Aiko)