M. Reza Sulaiman
Ilustrasi gula - Batas Konsumsi Gula Per Hari. (Freepik)

Gula sering dianggap sebagai musuh utama dalam masalah kesehatan. Banyak orang percaya bahwa semua jenis gula berbahaya, membuat tubuh cepat sakit, hingga menyebabkan kecanduan.

Namun, tidak semua informasi yang beredar benar adanya. Berdasarkan penjelasan ilmiah dari berbagai penelitian, ada perbedaan besar antara fakta dan mitos tentang gula. Artikel ini akan membahas apa yang benar, apa yang salah, dan bagaimana kita bisa mengonsumsi gula dengan bijak.

Tidak Semua Gula Sama

Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah anggapan bahwa semua gula itu buruk. Padahal, gula terbagi menjadi gula alami dan gula tambahan. Gula alami secara alami terdapat pada buah, sayur, dan susu. Jenis gula ini datang bersama serat, vitamin, dan mineral yang membantu tubuh memprosesnya dengan lebih baik dan lebih lambat.

Di sisi lain, gula tambahan adalah gula yang dimasukkan ke dalam makanan selama proses pengolahan atau memasak, seperti gula pasir, sirup jagung, atau madu. Gula tambahan inilah yang lebih berisiko bagi kesehatan karena biasanya hanya memberikan kalori tanpa nutrisi yang bermanfaat.

Gula Alami Tidak Selalu Lebih Baik

Gula dari buah atau susu memang lebih sehat, tetapi tidak semua gula yang disebut alami selalu aman. Contohnya adalah madu atau sirup mapel. Ketika kedua bahan ini ditambahkan ke dalam makanan, mereka tetap tergolong gula bebas dan tetap bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Jadi, meskipun alami, penggunaannya tetap perlu dibatasi.

Tidak Perlu Menghilangkan Gula Sepenuhnya

Organisasi kesehatan global seperti WHO dan FDA sepakat bahwa tubuh tidak perlu sepenuhnya bebas dari gula. Yang disarankan adalah membatasi gula tambahan. Konsumsi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kerusakan gigi.

Namun, menghindari semua gula (termasuk yang terkandung pada buah) justru dapat mengurangi asupan serat, antioksidan, dan nutrisi penting lainnya.

Apakah Gula Membuat Sakit?

Mengonsumsi gula dalam jumlah kecil tidak akan langsung membuat seseorang jatuh sakit. Namun, terlalu banyak gula dalam jangka panjang dapat memicu peradangan dalam tubuh. Kondisi ini berkaitan dengan berbagai penyakit seperti radang usus, psoriasis, dan penyakit rematik.

Kesehatan jangka panjang tergantung pada pola makan keseluruhan, bukan hanya satu bahan makanan.

Gula dan Kecanduan

Ada perdebatan tentang apakah gula benar-benar menyebabkan kecanduan. Memang benar bahwa gula dapat memicu pelepasan dopamin, hormon yang menciptakan rasa senang. Inilah alasan beberapa orang merasa ingin makan lebih banyak makanan manis.

Namun, penelitian sejauh ini belum cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa gula memiliki efek kecanduan seperti narkoba.

Pengganti Gula Tidak Selalu Lebih Sehat

Makanan berlabel sugar-free atau yang menggunakan pemanis buatan tidak otomatis lebih sehat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat berhubungan dengan gangguan metabolisme, tekanan darah yang meningkat, dan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Pilihan terbaik tetaplah makanan segar dan minim proses.

(Flovian Aiko)