Semenjak dipegang oleh Shin Tae Yong, terjadi perubahan besar-besaran di tubuh Timnas Indonesia dalam hal materi pemain. Disadari ataupun tidak, semenjak pelatih asal Korea Selatan tersebut menangani timnas Indonesia, banyak pemain berdarah Indonesia yang rela meninggalkan kewarganegaraan lamanya dan berganti menjadi WNI melalui proses naturalisasi.
Tak pelak, banyaknya pemain naturalisasi di tubuh Timnas Indonesia membuat beberapa kalangan mempertanyakan sekaligus mengkritisi program tersebut. Tak ingin terjadi polemik yang berlarut-larut, ketua umum PSSI, Erick Thohir memberikan penjelasan mengenai kritikan yang ditujukan untuk program naturalisasi pemain timnas.
BACA JUGA: Segera Bertanding Besok, Timnas Kirim 20 Wakil untuk Indonesia Open 2023
Melalui channel YouTube GARUDA SPACE, mantan presiden klub Inter Milan tersebut menjelaskan bahwa proses naturalisasi di skuat Timnas Indonesia sejatinya tak ada salahnya untuk dilakukan. Lebih lanjut, ketua panitia Asian Games 2018 di Indonesia tersebut menjelaskan, program naturalisasi merupakan sebuah langkah jitu untuk membangun kebesaran tim Garuda di pentas sepak bola dunia, dengan catatan dilakukan dengan cara yang tepat.
Selain itu, sang Ketua Umum PSSI juga berpendapat bahwa para pemain naturalisasi tersebut juga memiliki darah Indonesia, sehingga mereka juga memiliki hak serta kewajiban yang sama untuk memperkuat skuat Garuda seperti pemain-pemain lain yang lahir di tanah air.
BACA JUGA: FIFA U-20: Diwarnai Anulir Kartu, Uruguay Bawa Amerika Latin Berjaya Lagi
Komentar Erick Thohir ini pun diamini oleh para warganet. Para pengguna YouTube yang menuliskan komentar, mendukung penuh langkah dari sang ketua umum PSSI untuk melakukan program pendekatan kepada para pemain diaspora Indonesia.
"Kami warga Indonesia mendukung penuh PSSI untuk menaturalisasi pemain keturunan yang banyak. Itu semua bagian darah Indonesia dan timnas beruntung pemain keturunan bisa membela timnas, dan timnas bisa bersaing di dunia," tulis akun Vivet ***.
"Nggak ada perbedaan mau lokal ataupun naturalisasi. Intinya mereka siap membela negara kita tercinta ini dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Lokal pun kalo hatinya tidak sepenuhnya untuk negara percuma juga," tandas akun Putu R***.
BACA JUGA: FIFA Match Day: Jalani 2 Laga Uji Coba, Timnas Indonesia Patok 2 Target Berbeda
"Gak peduli mereka berasal darimana, lahir dimana. Selama dia punya darah Indonesia, punya kualitas di atas pemain lokal, punya loyalitas & mau berkorban buat Timnas. Yang penting Merah Putih berkibar di kancah internasional," tulis Pemaen ****.
Sejatinya, naturalisasi pemain tidaklah masalah bagi Timnas Indonesia, selama bisa meningkatkan prestasi skuat Garuda di kancah sepak bola internasional. Jika menurut teman-teman pembaca bagaimana?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
AFF Bentuk Tim ASEAN All Stars, Perlukah Para Pemain Timnas Indonesia Turut Serta?
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Semifinal AFC U-17: Saat Tim Bernapas Kuda Bertemu dengan Tim Bertenaga Badak
-
Masuki Babak 4 Besar, Tim Mana yang Paling Lemah di Semifinal Piala Asia U-17?
Artikel Terkait
-
Mirip Status Maarten Paes, Pemain Keturunan Rp6,08 Miliar Ini Eligible Jadi Kiper Pelapis 3 Timnas
-
Asnawi dan Muhammad Ferrari Belum Tentu Dilepas ke Tim ASEAN All Star?
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Pemain Timnas Indonesia Pantang Main Guling-guling Jika Ogah Disemprot Alex Pastoor
Hobi
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
Tertarik Bela Timnas Indonesia, Ini Profil Pemain Keturunan Luca Blondeau
-
Timnas Indonesia U-17 Diminta Move on dari Korea Utara, PSSI Rencanakan Agenda Khusus
-
Indonesia Tuan Rumah AFF Cup U-23 2025, Jadi Peluang Kembali Raih Juara?
-
Masalah Pecco Bagnaia Belum Usai, Davide Tardozzi: Hadapi Saja!
Terkini
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya