Bagi para pencinta Timnas Indonesia, nama seorang Simon McMenemy sudah tak asing lagi di telinga. Pasalnya, mantan arsitek Timnas Indonesia tersebut dinilai sebagai sosok pelatih yang membawa Timnas Indonesia memasuki masa-masa kelam.
Bahkan, tak sedikit pula para pencinta Timnas Indonesia melabeli era kepelatihan Simon McMenemy di Timnas Indonesia, merupakan masa paling suram dalam persepakbolaan negeri ini.
Namun jangan salah, di balik buruknya prestasi yang dibawa coach Simon ke Timnas Indonesia, mantan pelatih Timnas Filipina tersebut ternyata memiliki andil dalam keputusan Sandy Walsh untuk bergabung ke Timnas Indonesia.
Pelatih yang sukses membawa Filipina melaju ke babak semi final Piala AFF 2010 tersebut ternyata merupakan sosok pertama yang mengajak Sandy Walsh untuk bergabung ke Timnas Indonesia. Hal itu terungkap dalam informasi yang diunggah oleh akun TikTok tebungtinggivideo.
Dalam keterangannya, akun TikTok tersebut dijelaskan bahwa pelatih berusia 45 tahun tersebut adalah orang pertama yang mengirimkan DM (direct message) kepada Sandy dan memintanya untuk bergabung ke Pasukan Merah Putih.
Tak hanya itu, Simon bahkan sudah menemui Ratu Tisha yang menjadi bagian dari federasi. Namun sayangnya, pengurusan dokumen perpindahan federasi Sandy Walsh tak kunjung berjalan, dan membuat nasib sang pemain terkatung-katung beberapa tahun.
Setelah coach Simon McMenemy lengser dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia, nasib Sandy pun masih tak jelas, hingga pada akhirnya dirinya mendapatkan panggilan dari coach Shin Tae Yong yang mengajaknya untuk bergabung ke skuat.
Berbeda dengan era Simon, pengurusan dokumen Sandy Walsh pun dilakukan, hingga pada akhirnya sang pemain beralih kewarganegaraan menjadi Indonesia, dan menjadi bagian dari Timnas Indonesia.
Simon McMenemy sendiri saat ini berkiprah sebagai pelatih kepala di Visakha FC yang mentas di liga Kamboja. Setelah dipecat oleh PSSI dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia pada 14 November 2019, coach Simon sejatinya masih meneruskan kiprahnya di persepakbolaan Indonesia dengan menjadi direktur teknis Bhayangkara FC.
Akhir tahun 2022, tepatnya pada 31 Desember 2022, pelatih kelahiran Aberdeen, Skotlandia tersebut menerima pinangan dari Visakhan FC dan pindah ke Liga Kamboja hingga sekarang.
Meskipun banyak dicemooh, ternyata ada sisi positif dalam diri coach Simon ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sama-Sama dari Asia Timur, Pemecatan Masatada Ishii dan STY Ternyata Identik dalam 2 Hal Ini!
-
Turunkan Timnas U-23 di FIFA Matchday November, PSSI Bikin Keputusan yang Gegabah!
-
Malang Benar! Gegara Malaysia, Facundo Garces Harus Dapatkan Kerugian 4 Kali Lipat!
-
Piala Dunia U-17: Statistik Pembuka Grup H, Timnas Indonesia Berpotensi Jadi Tim Kuda Hitam
-
Dari Lapangan ke Komentar: Bukti Nyata Perbedaan Level Shin Tae-yong dan Alex Pastoor
Artikel Terkait
-
Analisis Timnas Indonesia Cuma Pantau Kekuatan Irak, Media Vietnam Merasa Iri
-
Sebelum Evan Dimas, Eks Andalan Timnas Indonesia Ini Sudah Putuskan Rehat di Usia Emas
-
Tak Ada Nike dan Adidas, PSSI Umumkan Apparel yang Bersaing untuk Tender Jersey Timnas Indonesia
-
Main di Old Trafford, Ketangguhan Calon Bek Naturalisasi Timnas Indonesia Siap Diuji Manchester United
-
Wonderkid Bayern Munich Kecewa Tak Dibawa Maroko untuk Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia
Hobi
-
Indra Sjafri, PSSI, dan Misi Selamatkan Muka Indonesia di Kancah Dunia
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!
-
Diperkuat 4 Pemain Diaspora, Ini Skuad Timnas U-17 di Piala Dunia U-17 2025
-
Sama-Sama dari Asia Timur, Pemecatan Masatada Ishii dan STY Ternyata Identik dalam 2 Hal Ini!
Terkini
-
4 Toner Tanpa Alkohol dan Pewangi untuk Kulit Mudah Iritasi, Gak Bikin Perih!
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan