Kabar mengejutkan datang dari seorang Shin Tae Yong. Nakhoda Timnas Indonesia tersebut baru-baru ini didaulat oleh Seongnam FC, salah satu klub yang memiliki sejarah panjang di persepakbolaan Korea Selatan dan benua Asia.
Pendaulatan tersebut tak lepas dari jasa seorang Shin Tae Yong kepada klub, yang selama kurang lebih empat tahun pernah mengabdikan dirinya di Seongnam Ilhwa. Disadur dari laman transfermarkt, Shin Tae Yong pertama kali masuk sebagai pelatih interim di Seongnam pada 8 Desember 2008.
BACA JUGA: Terungkap, Ternyata Cita-Cita Awal Pratama Arhan Bukan Jadi Pemain Bola
Status pelatih ad interim tersebut dijalani oleh Shin Tae Yong hingga 10 Februari 2010, sebelum pada akhirnya dirinya mengikat kontrak sebagai pelatih kepala di Seongnam Ilhwa pada 18 Februari 2010 hingga 7 Desember 2012.
Selama masa kepemimpinannya, Shin Tae Yong sukses membawa Seongnam meraih titel juara Liga Champions Asia. Sebuah gelar yang hingga saat ini menjadi satu-satunya di sejarah panjang klub yang berkandang di Seongnam Tancheon Sports Complex tersebut.
Penunjukan seorang Shin Tae Yong menjadi Komite Penasihat Klub Seongnam secara tak langsung membawa tamparan keras bagi kelompok-kelompok yang yang meragukan kapasitas kepelatihan sosok berusia 53 tahun tersebut. Bagaimana tidak, Seongnam FC yang menjadi kampiun Korea 7 kali, serta pemilik 3 gelar berlevel Asia saja masih mengakui kapasitas STY sebagai seorang pengerek prestasi klub.
Sementara kelompok-kelompok pemuja local pride seperti Yusuf Kurniawan, Tommy Welly hingga Akmal Marhali, justru mengkritik sang pelatih karena belum mampu memberikan gelar bagi Timnas Indonesia.
Padahal, jika dinilai secara objektif, kehadiran Shin Tae Yong di Timnas Indonesia memberikan dampak yang sangat signifikan dari segi permainan. Tak hanya itu, fisik para penggawa skuat Garuda pun kini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga banyak kalangan menilai bahwa meskipun belum mampu memberikan trofi, namun dari segi pencapaian sudah cukup sebagai sebuah pembuktian.
Namun sayangnya, hal tersebut masih saja terasa kurang bagi Bung Towel, Yusuf Kurniawan maupun Akmal Marhali. Patokan mereka yang sebatas pada Trofi AFF, membuat segala capaian yang didapatkan oleh coach Shin seakan tak terlihat sama sekali di mata mereka.
Kini, dengan didaulatnya Shin Tae Yong sebagai komite penasihat Seongnam yang merupakan klub dengan sejarah menterang di pentas persepakbolaan Korea Selatan dan Asia, menjadi sebuah tamparan besar bagi Bung Towel dan kelompoknya.
Baca Juga
-
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ada yang Aneh dengan Permainan Justin Hubner di Laga vs China!
-
Banyak yang Terkecoh! Momen Unik Jay Idzes Korbankan Dirinya demi Menjaga Mental Ole Romeny
-
2 Perspektif Tifo Raksasa La Grande Indonesia di Laga Lawan China, Kamu Setuju yang Mana?
-
Indonesia vs China: Ajang Unjuk Kebolehan para Pemain Produk Kompetisi Domestik
-
3 Kejutan Besar Patrick Kluivert Melawan Timnas China di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Artikel Terkait
-
Kembali Jadi Andalan, Asnawi Mangkualam Bantu Jeonnam Dragons Raih Kemenangan
-
Kronologis Sandy Walsh Alami Cedera Kaki Hingga Darah Mengalir dan Harus Dijahit
-
Pelatih KV Mechelen Ungkap Kondisi Cedera Sandy Walsh: Bisa Lihat Tulang
-
Kabar Buruk Jelang Hadapi Irak, Bek Timnas Indonesia Sandy Walsh Cedera hingga Kaki Berdarah-darah
-
Resmi Jadi Penasihat Klub Seongnam FC, Apa Saja Tugas Shin Tae-yong?
Hobi
-
Tatap Laga Pamungkas, Timnas Indonesia Beri Kode Bakal Hadirkan Kejutan!
-
Resmi Lolos ke Round 4, Indonesia akan Rotasi Pemain saat Lawan Jepang?
-
Karir Tak Jelas, Marselino Ferdinan akan Dipinjamkan oleh Oxford United?
-
Media Asing Prediksi Nasib Buruk Indonesia di Babak Round 4, Seperti Apa?
-
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ada yang Aneh dengan Permainan Justin Hubner di Laga vs China!
Terkini
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?