Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | M. Fuad S. T.
Selebrasi Saddil Ramdani setelah menjebol gawang Filipina (pssi.org)

Setelah melalui perjuangan yang ekstra keras, Timnas Indonesia senior akhirnya berhasil membawa pulang satu poin dari kandang Filipina. Pada pertandingan yang dimainkan di Rizal Memorial Stadium Manila itu, Pasukan Merah Putih berhasil memaksakan hasil imbang 1-1 hingga ujung waktu perlawanan.

Laman fifa.com mencatat, Indonesia yang tampil tertekan di awal-awal laga, harus kebobolan terlebih dahulu melalui Patrick Reichelt di menit ke 23. Usaha keras para pemain Indonesia akhirnya membuahkan hasil ketika Saddil Ramdani sukses menjebol gawang tuan rumah saat pertandingan memasuki menit ke 70.

Sepertimana yang diketahui oleh para pencinta sepak bola nasional, Timnas Indonesia tampil kurang meyakinkan di awal-awal laga. Menyadur laman transfermarkt, coach Shin Tae-yong memainkan formasi 5-3-2 dengan fleksibilitas formasi ke 3-5-2. 

Shayne Pattynama dipasang di sektor kiri, sementara Sandy Walsh dimainkan di sektor kanan pertahanan. Sementara Asnawi Mangkualam Bahar yang posisi naturalnya di bek kanan, didorong agak maju dan berperan sebagai pemain sayap.

Namun sayangnya, formasi ini tak berjalan dengan baik. Sandy Walsh yang menempati posisi kanan tim, belum mampu memberikan kontribusi yang baik dalam permainan yang dikembangkan.

Hingga akhirnya, coach Shin pun memasukkan Witan Sulaeman ketika pertandingan baru berjalan 30 menit. Hasilnya? Bisa dilihat bersama, permainan yang diperagakan oleh anak-anak Garuda menjadi jauh lebih hidup.

Indonesia yang selama tiga puluh menit awal selalu berada dalam tekanan tuan rumah, perlahan mulai bangkit dan keluar dari kurungan para pemain Filipina. Bahkan, peluang demi peluang pun berhasil mereka ciptakan untuk mengancam jala gawang tuan rumah.

Permainan anak asuh STY semakin hidup ketika pertandingan memasuki babak kedua. Keputusan coach Shin untuk memasukkan Pratama Arhan guna menggantikan Shayne Pattynama di sektor kiri, membuat penyerangan semakin garang dari kedua sisi permainan. 

Filipina yang merasa terancam dengan kebangkitan permainan Pasukan Garuda, mau tak mau dipaksa untuk bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik. Hingga pada puncaknya, pada menit ke 70 rangsekan Ricky Kambuaya berakhir dengan manis, ketika sodoran umpannya berhasil diselesaikan dengan baik oleh Saddil Ramdani.

Patut dicatat, terlepas dari dikotomi pemain naturalisasi ataupun pemain berdarah keturunan, harus diakui bahwa permainan Timnas Indonesia jauh lebih berkembang ketika dua pemain lokal, yakni Witan Sulaeman dan Pratama Arhan dimasukkan.

Namun apapun itu, siapapun yang bermain semoga saja Timnas Indonesia selalu sukses mengamankan tiga poin.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.