Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Raudhatul Ilmi
Ernando Ari kirim pesan permintaan maaf kepada bek Filipina. (X/@Idho09)

Ernando Ari adalah kiper muda berbakat yang saat ini dimiliki oleh Timnas Indonesia. Bahkan saat ini, penjaga gawang milik Persebaya Surabaya tersebut tak tergantikan di bawah mistar gawang skuad Garuda.

Baru-baru ini, Ernando Ari diundang ke podcast sport77 official. Di sini Dia mengungkapkan pengalaman mengejutkan yang pernah dialaminya. Kiper berusia 22 tahun tersebut mengatakan bahwa dirinya hampir menjadi korban malpraktek dokter gadungan Elwizan Aminudin saat dirinya mengalami cedera bahu.

Dalam podcast tersebut, Ernando Ari berbagi cerita  yang sangat sulit untuk dipercaya. Yang mana kala itu sang dokter gadungan terlalu menggampangkan cedera yang dialami oleh kiper muda Timnas Indonesia tersebut.

Selain itu, sang kiper juga mengatakan bahwa sang dokter juga hanya memberikan obat berupa Paramex dan Bodrex saja saat ada pemain Timnas yang sakit parah.

"Ini cerita saat aku di Thailand, waktu itu sedang persiapan Piala Dunia U-20. Dengan kondisi lenganku hampir lepas sebenarnya. Dokternya malah bilang mentalmu itu dek yang harus dibenerin, ini hanya penyakit biasa" ujar Ernando Ari melansir dari akun YouTube @sport77official pada Minggu (23/6/2024).

"Abang tau ga, Dia juga kalau pemain Timnas sakit apa pun, yang dikasinya cuma Paramex dan Bodrex doang" sambung Ernando Ari.

Itulah sedikit banyak kisah Ernando Ari terkait malpraktek yang dilakukan oleh dokter gadungan Timnas U-19 tersebut.

Untungnya, saat ini dokter gadungan tersebut sudah dipenjarakan. Mengingat ada beberapa pemain yang hampir jadi korbannya. Selain Ernando Ari, di sana ada juga nama lain seperti Saddam Ghaffar dan juga Jack Brown.

Dokter Elwizan Aminudin diketahui juga sempat menjadi buronan polisi sejak tahun 2021 lalu. Namun Dia baru ditangkap polisi pada tanggal 24 Januari 2024 di Cibodas, Bogor. Parahnya lagi Dokter itu terbukti tidak memiliki latar belakang pendidikan profesi dokter.

Dari apa yang terjadi juga menunjukkan bahwa bobroknya PSSI di masa lalu, yang mana tidak benar-benar menyeleksi Tim medis bagi timnas Indonesia. Kita tentunya berharap hal-hal seperti itu tidak lagi terulang pada Timnas Indonesia di masa depan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Raudhatul Ilmi