Pertarungan terakhir fase penyisihan grup C yang dilakoni oleh Indonesia kembali membuahkan poin penuh. Setelah sebelumnya sukses menaklukkan raksasa Asia Korea Selatan dengan skor 1-0 dan membungkam Yaman dengan skor 4-1, di laga terakhir melawan Afghanistan, Timnas Indonesia U-17 berhasil menundukkan sang lawan dengan skor 2-0.
Menyadur laman match report AFC, dua gol kemenangan Timnas Indonesia U-17 di laga tersebut tercipta pada menit-menit terakhir babak tambahan waktu. Gol pertama yang diciptakan oleh Fadly Alberto Hengga, tejadi pada menit ke-90+4, sementara gol pengganda kemenangan yang diciptakan oleh Zahaby Gholy, terjadi pada menit ke-90+6.
Berbeda dengan dua pertandingan sebelumnya yang cenderung inferior dalam hal penguasaan bola, Timnas Indonesaia U-17 sendiri untuk kali pertama mampu tampil sedikit dominan di laga melawan Afghanistan ini.
Meskipun tak begitu telak, namun berdasarkan rilisan laman statistik induk sepak bola benua Asia, Pasukan Muda Merah Putih tersebut berhasil unggul dalam hal ball possession dengan penguasaan di angka 52,0 persen berbanding dengan 48 persen milik Afghanistan.
Bukan hanya memenangi penguasaan bola, di laga melawan Afghanistan ini Evandra Florasta juga tercatat memenangi duel yang terjadi, baik dalam hal duel area maupun duel udara.
Namun sayangnya, meskipun berhasil tampil dengan cukup apik di laga melawan Afghanistan, Timnas Indonesia U-17 sempat merasakan deadlock dalam menjebol gawang lawan.
Bukan karena tak memiliki peluang, namun lebih karena di laga tersebut, mereka sempat kehilangan identitas penyerangan yang menjadi ciri khas mereka di dua pertandingan sebelumnya.
Sebagai sebuah tim yang mengedepankan permainan bertahan dan mengandalkan serangan balik cepat, distribusi bola dari belakang, ke tengah maupun ke depan harus dijalankan dengan cara yang cepat.
Selain akan membuat koordinasi pertahanan lawan tak siap, distribusi cepat yang dilakukan juga akan membuat para pemain lawan akan lebih kesulitan dalam memberikan reaksi atas permainan seperti itu.
Selama berada di bawah kendali coach Nova Arianto, skema penyerangan seperti ini telah menjadi identitas tersendiri bagi Timnas Indonesia U-17.
Dan hasilnya pun cukup efektif. Dengan pola penyerangan yang seperti itu, tim-tim besar nan mapan pun harus kesulitan meredam dan tak jarang harus tertunduk lesu karena kebobolan.
Namun sayangnya, selama 90 menit awal permainan berjalan, identitas tersebut seolah menghilang. Alih-alih menerapkan distribusi bola cepat ketika mendapatkan peluang untuk melakukan serangan, para pemain Indonesia justru terkesan overconfidence dan lebih menunjukkan egonya untuk melakukan show off saat mendapatkan bola.
Hasilnya pun banyak peluang yang terbuang percuma. Yang mana peluang tersebut bisa saja menjadi sebuah momen untuk menjebol gawang Afghanistan lebih awal.
Beruntungnya adalah, para pemain pengganti yang dimasukkan oleh coach Nova Arianto di babak kedua, berhasil mengikis konsep permainan rekannya yang sering berlama-lama dengan bola.
Masuknya Aldyansyah Taher, Evandra Florasta, Fadly Alberto, dan Zahaby Gholy di sektor tengah dan penyerangan, membuat distribusi bola Indonesia menjadi lebih taktis dan cepat.
Setelah di 90 menit permainan berjalan Anak-Anak Garuda ini sama sekali tak mampu menciptakan shot on target, di sisa 6 menit babak tambahan waktu, mereka berhasil menciptakan 2 tembakan ke gawang, yang mana keduanya berhasil menjadi 2 gol kemenangan bagi Timnas Indonesia di laga tersebut.
Dan seperti yang kita ketahui bersama, dua gol yang memenangkan Indonesia itu semuanya berawal dari bola-bola dengan distribusi cepat yang selama ini menjadi identitas penyerangan Pasukan Muda Merah Putih.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Piala Asia U-17: Eksperimen Nova Arianto Berujung Terlihatnya Penyakit Lama Timnas Indonesia
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia U-17 Butuh Pemain Simple Seperti Aldyansyah Taher
-
Fakta Unik 4 Wakil Asia Tenggara di Piala Asia U-17: Semua Hasil Terwakili!
-
Piala Asia U-17: Perhitungan Rumit Klasemen Akhir Membuat Australia Ikut Tersingkir
-
Timnas Indonesia U-17: Tim Non-unggulan yang Bikin Lawan-Lawannya dalam Posisi Sulit
Artikel Terkait
-
Jadwal Eredivisie 12-13 April 2025: Eliano Reijnders vs Mees Hilgers, Thom Haye Hadapi Lawan Berat
-
Jadi Lawan Timnas Indonesia U-17, Korea Utara Punya 2 Trofi Juara Piala Asia U-17
-
Kecolongan Lagi! Pemain Keturunan Kebumen Dipanggil Timnas Jerman, Kakaknya Jagoan Timnas Indonesia
-
Piala Asia U-17: Eksperimen Nova Arianto Berujung Terlihatnya Penyakit Lama Timnas Indonesia
-
Media Korsel: Shin Tae-yong Simbol Kebangkitan Sepak Bola di Asia
Hobi
-
Potensi Leo/Bagas dan Jafar/Felisha Melaju ke Partai Puncak BAC 2025
-
Rekap Perempat Final BAC 2025: Dua Wakil Indonesia Lolos ke Semifinal
-
MotoGP Qatar 2025: Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Bakal Bersaing Ketat?
-
Piala Asia U-17: Eksperimen Nova Arianto Berujung Terlihatnya Penyakit Lama Timnas Indonesia
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia U-17 Butuh Pemain Simple Seperti Aldyansyah Taher
Terkini
-
Sinopsis A Better Life, Drama Terbaru Betty Sun dan Dong Zi Jian di Youku
-
4 Daily Look ala Ryeoun yang Simpel tapi Stylish, Siap Jadi Ide OOTD Kamu!
-
Komentar Nana soal Sikap Sunwoo THE BOYZ Picu Pro-Kontra Netizen
-
5 Rekomendasi Film Sambut Akhir Pekan, Ada A Minecraft Movie hingga G20
-
4 Ide OOTD Chic ala Hong Hwa-yeon yang Bikin Kamu Makin Stylish Kapan Saja!