Bagi yang belum mengenal cewek cantik asal Cilacap ini pasti akan terkesan dingin dan jutek. Namun setelah mengenalnya akan berbeda tidak seperti yang di bayangkan.
Namanya adalah Miftah Firdaus Lestari, dia memiliki badan yang kecil, kulit sawo matang, berambut pirang, berkacamata dan gayanya seperti anak 90-an.
Cewek asal Cilacap, Jawa Tengah yang akrab disapa Mifta merupakan seorang mahasiswi semester 4 di Institut Seni Indonesia, mengambil jurusan Desain Interior.
Dia juga bekerja part time disalah satu toko jus herbal yang berlokasi di Solo. "Kuliah sambil part time sebenarnya lumayan susah, tinggal dari diri kitanya harus pintar membagi waktu antara kuliah dan kerja." tuturnya.
Sejak satu tahun yang lalu, kuliah berubah menjadi daring, tidak ada kuliah tatap muka secara langsung antara dosen dan mahasiswanya. Situasi seperti ini tentu saja membuah Mifta merasa banyak kendala saat pelaksanaan kuliah. Apalagi kuliah mengambil jurusan Desain Interior yang sebagian besar mata kuliahnya praktik.
"Kalo situasi seperti ini kendala utamanya jaringan internet sih, terus materi yang di sampaikan dosen kurang saya pahami, jadi kadang gabisa ikut kuliah sepenuhnya."
Kuliah daring tentu saja menjadi sebuah hal baru bagi Miftah dan semua mahasiswa, sehingga kita harus bisa menyesuaikan diri dengan metode pengajaran yang bisa dibilang cukup ribet bagi sebagian orang.
Semenjak kuliah daring diberlakukan dia sering mengeluh akan tugas-tugas yang diberikan dosen, menurutnya tugas yang di berikan sudah tidak wajar lagi hampir di setiap pertemuan dikasih tugas dan yang lebih parah lagi deadline yang diberikan sangat pendek.
"Kadang suka kesel gara-gara dosen jelasin materinya kurang jelas pas ada tugas mau nanya disuruh baca materi sendiri, bahkan kadang ada dosen yang yang gapernah masuk tapi tiba-tiba kasih tugas," ucapnya dengan nada sedikit kesal.
Pada pertengahan semester 4 Miftah berinisiatif buat melamar kerja part time di salah satu toko jus herbal, jam kerjanya dimulai dari pukul 1 siang hingga 9 malam, tetapi kadang bisa berubah-ubah sesuai jadwal.
"Mutusin buat kuliah sambil part time, sebenernya pengen keluar dari zona nyaman mencoba hal baru biar nambah pengalamanya juga, terus pengen dapet penghasilan sendiri biar engga ngerepotin orangtua terus," ucapnya dengan nada sedikit tertawa.
Sebenarnya dia merasa sedikit berat ngejalanin kuliah sambil kerja apalagi tugas yang di kampus, tapi dia selalu semangat dan enjoy ngejalaninya supaya tidak terlalu jadi beban buat dirinya.
"Walaupun kadang keteteran gara-gara tugas banyak di kerjaan lagi rame kalo gitu rasanya pengen nangis terus pengen udahan aja ngejalanin itu semua, tapi aku selalu punya prinsip semangat, kalo ini jadi salah satu rintangan menuju kesukesan," tuturnya dengan nada serius.
Dari Miftah kita bisa belajar tentang pentingnya memahami manajemen waktu serta rasa semangatnya yang tinggi demi menggapai impiannya. Sehingga kita harus tetap bersyukur untuk menjalani hidup ini, serta berusaha dan berjuang semaksimal mungkin supaya kedepannya bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Tim Medis UI Ditangkap, Dipukuli dan Dikriminalisasi Pasal Karet, Komnas HAM Desak Ini ke Polisi
-
Tong Donasi, Solusi Nyata Tekan Limbah Musiman Demi Keberlanjutan
-
Menembus Batas Budaya, Strategi Psikologis Mahasiswa Rantau
-
Pemprov DKI Salurkan KJMU ke 2.194 Mahasiswa Penerima Baru
-
Dari Medis ke Jeruji Besi, Kisah Mahasiswa UI Cho Yong Gi dalam Demonstrasi May Day
Kolom
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Ekosistem Raja Ampat Rusak Demi Nikel, Masihkah Perlu Transisi Energi?
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka
-
Qurban di Zaman Digital: Tantangan dan Harapan Generasi Muda
-
Makna Kurban dalam Kehidupan Modern: Antara Ibadah dan Kepedulian Sosial
Terkini
-
Rekap Semifinal Indonesia Open 2025: Dominasi Wakil China Terputus
-
2 Perspektif Tifo Raksasa La Grande Indonesia di Laga Lawan China, Kamu Setuju yang Mana?
-
Jennie BLACKPINK Tembus Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2025
-
6 Drama China yang Dibintangi Pan Meiye, Beragam Peran
-
Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad: Uji Moral dan Permainan Psikologis