Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | AGNES TAMAULI SAGALA
Ilustrasi bendera Korea Selatan.[Unsplash/Stephanie Nakagawa]

Korean wave atau hallyu adalah gelombang budaya yang berasal dari Korea Selatan. Hampir serupa dengan budaya yang berasal dari Amerika Serikat, produk-produk Korean wave ini pun dijual melalui film, musik dan drama.

Hallyu atau “Gelombang Korea” merambah ke dalam masyarakat global pada pertengahan 1990-an. Tepatnya setelah Korea mengadakan hubungan diplomatik dengan Tiongkok pada 1992, kemudian Drama TV Korea serta musik popnya mendapatkan popularitas di antara komunitas berbahasa China.

Di Indonesia sendiri, penyebaran Hallyu dimulai pada tahun 2000, ketika pemerintah menandatangi kerjasama dengan Korea Selatan terkait perjanjian Kebudayaan Agreement between the government of the Republic of Indonesia and the  government of  the  Republic  of  Korea  on Cultural  Cooperation.

Perjanjian ini lebih menekankan kepada pertukaran kebudayaan antara Korea Selatan dengan Indonesia. Perjanjian ini menjadi awal pemerintah sepakat memakai media film sebagai sarana pertukaran kebudayaan selain seni tari tradisional, pariwisata, musik, dan kerajinan.

Pada tahun 2000, Indosiar menyiarkan 2 film Korea berjudul Winter Sonata dan Endless Love. Di tahun yang sama pun, Trans TV menyiarkan film Glass Shoes and Lover, disusul oleh TV7 yang menayangkan Beautiful Days, dan juga SCTV memutarkan Invitation,Pop corn.

Penayangan ini masih berlanjut hingga sekarang. Dengan adanya globalisasi, maka penyebaran drama Korea sudah lebih luas, dapat kita saksikan tidak hanya di TV, melainkan dalam media massa.

Dewasa ini, banyak dampak yang ditimbulkan oleh adanya drama Korea. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya peminat kursus bahasa Korea, masuknya berbagai makanan Korea, dan kafe-kafe bertema Korea di Indonesia.

Contohnya, seperti yang baru-baru ini viral, yakni drama berjudul Squid Games. Kepopulerannya membuat para pengawas tes CPNS mengawasi peserta menggunakan seragam tentara dalam Squid Games. Hal ini membuktikan bahwasannya pengaruh drama Korea sangat melekat di Indonesia.  

Berkembangnya industri hiburan Korea Selatan membuat penyebaran tidak hanya datang melalui drama saja. Bidang lain yang turut andil dalam diplomasi yakni Korean Pop (K-Pop).

Masuknya K-Pop sangat memberikan pengaruh di Indonesia, melalui konser-konser yang diselenggarakan. Banyak hal bisa disorot dari dunia K-Pop, tak cuma soal musik dan karya-karyanya saja. Misal, naiknya penjualan produk yang diiklankan oleh idol K-pop. Lalu munculnya berbagai bantuan atas nama fans K-Pop yang seringkali dihadirkan pada saat ulang tahun idol favorit mereka atau terjadinya bencana alam.

Selain itu pula, dalam fokus menyebarkan gelombangnya di Indonesia, Pemerintah Korea turut andil dalam menciptakan beberapa kegiatan. Misalnya saja Korean-Indonesian Week. Dalam kegiatan ini dilakukan pagelaran budaya Indonesia dan Korea Selatan. Kegiatan diinisiasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan.

Pagelaran ini dibuat dalam rangka mempererat hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Korea Selatan. Terlebih melihat antusias rakyat Indonesia akan budaya Korea Selatan.

Selain menggelar pagelaran budaya, langkah yang diambil pemerintah Korea Selatan untuk menyebarkan budayanya adalah dengan  membuat Pusat Kebudayaan Korea atau bisa disebut sebagai Korean Cultural Corner (KCC) di Jakarta pada 2011. Dengan didirikannya KCC ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat semakin antusias mempelajari kebudayaan dan aspek-aspek terkait Korea Selatan.

Saat ini KCC telah mengadakan beberapa kegiatan terkait pengenalan budaya Korea Selatan, seperti pengadaan kegiatan Hanbok dan Batik Fashion Show, K-Festival 2021, dan masih banyak lainya. Kegiatan itu dilakukan guna menyebarkan kebudayaan Korea Selatan di Indonesia. 

AGNES TAMAULI SAGALA

Baca Juga