Akhir-akhir ini kita tak asing lagi dengan kata insecure atau dapat diartikan dengan rasa tidak mampu dan merasa tidak cukup baik dalam suatu hal, terutama dalam hal kecantikan. Banyak orang mengaku bahwa dirinya merasa insecure saat melihat orang lain lebih darinya, kecantikan menjadi salah satunya. Meskipun sering kali didefinisikan bahwa cantik itu relatif, tak dapat dimungkiri bahwa persepsi akan standar kecantikan yang ada menjadi barometer seseorang dalam menentukan kecantikan.
Karena rasa insecure ini, akhirnya menyebabkan rasa tidak percaya diri, malu berhadapan dengan orang banyak dan membandingkan diri dengan orang lain. Tak jarang seseorang demi memenuhi standar kecantikan yang ada sampai melupakan pentingnya kesehatan fisik, mental, dan juga ekonomi.
Merubah bentuk tubuh, memutihkan atau menggelapkan warna kulit, mengonsumsi obat pelangsing, demi membuat dirinya tampak sempurna dengan standar kecantikan itu. Hal ini juga didukung oleh berbagai iklan produk yang mulai banyak muncul sebagai bentuk representasi dari standar kecantikan tersebut.
Lalu, apakah kita harus merubah persepsi tentang standar kecantikan itu? Tentu tidak! Sebab, ini adalah tentang mindset seseorang dalam memaknai kecantikan itu sendiri. Jika harus mengubah persepsi yang sudah mengakar ini, tentu saja sangat sulit. Namun, kita bisa membuat standar kecantikan yang baru, yaitu dengan standar kecantikan diri kita sendiri.
Menanamkan dalam diri bahwa cantik adalah saat kita menjadi diri kita sendiri. Saat kita dapat menerima diri dan menghargai diri kita, maka itu adalah bentuk rasa self-love yang dapat kita tunjukkan kepada diri kita. Tak perlu menuntut untuk menjadi cantik dengan standar kecantikan yang orang lain terapkan, karena kita tidak butuh validasi dari orang lain bahwa kita adalah cantik.
Kecantikan tidak selalu diukur dengan keindahan dan kesempurnaan fisik. Bagaimanapun, kecantikan seseorang akan dilihat dari cara berpikirnya dan perilaku baiknya. Cantik karena fisik mungkin suatu waktu akan pudar, tapi cantik karena cerdas dan berperilaku baik akan menjadi kecantikan yang abadi dan tidak akan hilang dari seseorang.
Baca Juga
-
Nongkrong Asyik di Dapur Putih Heritage, Restoran Bergaya Kolonial di Metro Lampung
-
Mengenal Agartha, Kota Legendaris yang Muncul dalam Series Baru "Joko Anwar's Nightmares and Daydreams"
-
Sudiono House, Kafe Homey di Bandar Lampung Serasa Rumah Sendiri
-
5 Fakta Unik Cek Khodam yang Lagi Viral di Medsos, Hiburan dengan Sentuhan Mistis
-
Daja Heritage, Kafe ala Eropa di Bandar Lampung Cocok untuk Fine Dining
Artikel Terkait
-
Timnas Putri Indonesia Kalahkan Malaysia, Lolos ke Semifinal Piala AFF Wanita 2024
-
'Milih Imam Kok Wedok?': Seksis dan Diskriminasi Warnai Pilkada 2024
-
Pendidikan Prilly Latuconsina vs Amanda Manopo, Beda Pandangan Soal Wanita Independen
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
6 Tips Mengatasi Anxiety di Kantor untuk Pekerja Perempuan
Kolom
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi
-
Tradisi Rewang: Tumbuhkan Sikap Gotong Royong di Era Gempuran Egosentris
-
Tersesat di Dunia Maya: Literasi Digital yang Masih Jadi PR Besar
-
Tolak PPN 12% Viral di X, Apakah Seruan Praktik Frugal Living Efektif?
-
Refleksi kasus 'Sadbor': Mengapa Influencer Rentan Promosikan Judi Online?
Terkini
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda