Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Egi Apriyanti
Ilustrasi pelecehan seksual pada perempuan [suara.com/Eko Faizin/egiapriyanti]

Maraknya kasus pelecehan seksual di Indonesia, terutama yang dirasakan oleh perempuan semakin mengkhawatirkan. Sepanjan tahun 2021, terdapat banyak kasus pelecean seksual yang dialami perempuan. Pelecehan seksual disebut hanya terjadi pada perempuan yang sedang sendiri di malam hari di tempat yang sepi. Tak hanya itu, banyak pula yang menyebut bahwa busana mini menjadi penyebab utama mengapa pelaku pelecehan seksual menjalankan aksinya.

Namun pada kenyataanya, pelecehan seksual yang terjadi di tempat-tempat yang dirasa cukup aman dan juga terjadi pada siang hari. Tempat-tempat yang dirasa aman pun nyatanya juga berpotensi besar untuk pelaku pelecehan seksual melakukan kegiatan keji, seperti di rumah ibadah, di ruang publik, di kampus, di sekolah, di tempat-tempat yang harusnya menjadi sarana menuntut ilmu justru harus dikotori oleh perbuatan keji para pelaku. Hal ini menggambarkan seperti tak ada lagi ruang aman bagi perempuan.

Kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus pun menyumbang angka yang cukup banyak sepanjang tahun 2021. Keberanian korban untuk mengungkapkan hal yang dialami pun membuat banyaknya kasus serupa yang akhirnya terungkap. 

Seperti di bulan November, di mana salah satu mahasiswi yang mengalami pelecehan seksual akhirnya berani mengungkapkan hal yang terjadi padanya. Dalam sebuah rekaman video, korban mengungkapkan bahwa dirinya mengalami hal tersebut saat melakukan bimbingan skripsi. Pelaku yang merupakan dosen korban pun memaksa untuk mencium pipi dan kening korban. Hal ini pun membuat korban tak nyaman dan akhirnya memberanikan diri untuk melawan dengan membuat video yang diunggah di akun Instagram Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI).

Meski keputusannya untuk berbicara akhirnya mendapat kontra dari berbagai pihak terutama universitasnya, korban tetap melawan dan akhirnya pelaku mendapat hukuman atas perbuatan yang dilakukannya.

Melihat banyaknya kasus serupa yang dialami perempuan di lingkungan kampus, mari sama-sama kita lawan pelecehan seksual di lingkungan kampus dan di mana pun itu. Ciptakan ruang aman bagi perempuan dan juga laki-laki, sebab kita memiliki hak yang sama untuk mendapatkan rasa aman di mana pun berada.

Berikut contoh puisi dengan tema pelecehan seksual untuk mendorong agar kasus serupa tak lagi terjadi di tahun 2022 ini.

PENYINTAS

Seorang perempuan berjalan di hari yang panas

Menenteng sebuah tas dan setumpuk kertas

Menapaki lorong panjang lantai atas

Langkahnya pasti tanpa rasa cemas

Pikirannya terisi pertanyaan seputar skripsi

Namun takdir buruk mendominasi

Ruang yang harusnya menjadi tempat edukasi

Malah menjadi tempat menyalurkan fantasi

Tempat predator seksual menjalankan aksi

Siang itu, di hari yang panas itu, tahun dua ribu dua satu

Perempuan itu tertunduk lesu, penuh malu

Dengan tubuh gemetar dan jantung berderu

Menyesalkan keputusannya datang hari itu

Ia mengais sisa-sisa keberanian

Berjuang membela kehormatan

Namun akhirnya pengakuannya dipertanyakan,

Ia disalahkan

Kemudian dibungkam, jiwanya mati perlahan-lahan

Demikian puisi dengan tema pelecehan seksual.

Egi Apriyanti