Sudah kita ketahui bersama bahwa harga produk barang dari fashion sampai kuliner di Jakarta lebih mahal dibanding dengan kota-kota lainnya. Contohnya, saya sendiri yang berdomisili daerah Depok, kalau sarapan beli nasi uduk masih dapat dengan harga Rp5.000,- belum termasuk lauk.
Kalau di Jakarta, nasi uduk udah nggak dapat dengan harga segitu, paling murah nasi uduk di Jakarta di bandrol Rp10.000,- belum termasuk lauk. Kalau saya protes ke penjual nasi uduk dengan harga segitu (mahal), si penjual jawabnya enteng, "Ini Jakarta mas..". Saya kurang memahami kenapa hal ini bisa terjadi, yang jelas faktanya demikian.
Maka muncul pertanyaan dari para calon perantau, kira-kira berapa biaya hidup yang layak untuk tinggal di Jakarta? Baiklah, sebelum saya perinci berapa biaya hidup yang layak di Jakarta, saya definisikan dahulu apa itu 'Hidup layak' yang saya maksud.
Ukuran hidup layak per-orang menurut saya pribadi yaitu hidup berkecukupan; punya tempat tinggal (kost, kontrakan), makan 3x/hari, bisa beli pakaian (baju, celana, sepatu, sandal, dll), bisa 'jalan-jalan' minimal 1x/bulan.
Rincian:
- Tempat tinggal: kontrakan di Jakarta yang layak berkisar antara 1-1,5jt/bulan.
- Makan: makanan yang layak sekitar Rp 20.000,-/porsi. Sehari 3x makan, jadi biaya makan perbulan: 20.000 x 3 x 30 hari= Rp 1.800.000,-
- Pakaian: anggaran untuk beli baju layak seperti kaos, celana, dll. Kita anggarkan kira-kira Rp 500.000,-/bulan.
- Piknik: Biaya 'jalan-jalan' sebagai hiburan di Jakarta yang layak Rp 500.000,-/bulan. Bisa jalan-jalan ke Monas, dan ke tempat hiburan lainnya.
- Total: Rp 4.300.000,-/bulan
Itulah perincian hidup layak per-bulan di Jakarta menurut hitungan saya pribadi. Dengan nominal biaya hidup layak Rp4.300.000,-/bulan, maka anda harus memiliki penghasilan minimal 5 juta/bulan. Sisanya Rp 700.000,- bisa ditabung atau untuk biaya hidup lainnya yang tak terduga.
Alhasil, jika penghasilan atau gaji anda per-bulan di bawah Rp5.000.000,- maka menurut versi saya (penulis), anda termasuk orang yang hidup kurang layak di Jakarta. Artinya, anda harus lebih 'super irit' dalam menjalani kehidupan sehari-hari di Jakarta.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Bersejarah! Anak Abah-Ahokers Kini Bersatu Dukung Pram-Rano di Jakarta: Ahok dan Anies Bertemu usai Relawan Guyub?
-
Kalah di Gugatan Praperadilan, KPK: Larangan ke Luar Negeri Untuk Sahbirin Noor Masih Berlaku
-
Sudah Lama Ngarep RK Pindah ke Jakarta Karena Toleran, Komunitas Tionghoa Deklarasi Dukungan ke Pasangan RIDO
-
Cermin Bangsa: Ketika Jalur Busway Menjadi Ajang Ketidakdisiplinan
-
Endorse Prabowo ke RK Masih Abu-abu, Ini 'Daerah Kekuasaan' Anies-Ahok buat Menangkan Pramono di Jakarta
Kolom
-
Membedah Batasan Antara Kebebasan Berpendapat dan Ujaran Kebencian
-
Sadbor sebagai Duta Anti Judi Online: Paradoks Makna Pemberian Gelar
-
Cermin Bangsa: Ketika Jalur Busway Menjadi Ajang Ketidakdisiplinan
-
Diskursus Pidana Mati: Antara Efek Jera dan Dampak Hak Asasi Manusia
-
Akal Sehat dalam Kecerdasan Buatan: Apa yang Dapat Belajar dari Manusia?
Terkini
-
Gagal Taklukkan Raja Asia, Jay Idzes Pastikan Timnas Indonesia Tak Menyerah
-
SHINee Love Like Oxygen: Sakitnya Kehabisan Napas Karena Cinta
-
3 Rekomendasi Film Angelina Jolie Bergenre Fantasi
-
Taklukkan Kembali Gregoria Mariska Tunjung, Bukti Dominasi Akane Yamaguchi
-
Debut Manis Kevin Diks di Timnas Indonesia, Nyaris Cetak Assist tapi Cedera