Dalam kehidupan pastinya kita telah melewati berbagai lika-liku cobaan. Berbagai masalah datang silih bergantian, mulai dari kecewa, luka, hingga tawa, kita pasti sudah terbiasa dengan itu semua. Namun, apakah kita bisa merasakan hal yang berbeda ketika diri kita sendiri mulai tidak lagi menyamakan dengan orang lain? Jelas susah, dalam kehidupan itu saling beririsan, saling berdampingan, kita sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk berkembang. Ingat, untuk berkembang, bukan untuk membandingkan.
Ketika kita sudah mulai menentukan target dan harus mencapainya maka akan menjadi sangat berkesan ketika kita berhasil meraihnya. Namun terkadang kita hanya fokus kepada perayaan kemenangan, jarang sekali kita merayakan kekalahan yang kita alami. Padahal, untuk melakukan self reward tak melulu soal keberhasilan meraih pencapaian. Ketika diri sudah berusaha semaksimal mungkin dan nyatanya kita belum bisa meraih target yang diinginkan, maka disitulah seharusnya self reward dilakukan, kita harus merayakan dan menguatkan diri sendiri. Berterima kasih kepada diri sendiri karena sudah mampu melewati berbagai proses meskipun pada akhirnya belum bisa meraih pencapaian.
Bentuk dari self reward itu berbagai macam. Jika seseorang sudah melakukan self reward maka sudah pasti orang itu self love. Kenapa demikian? Seseorang akan mengapresiasi dirinya sendiri meskipun tanpa afirmasi dari orang lain, karena ia telah mencintai dirinya sendiri. Jika seseorang telah mencintai dirinya sendiri maka ia sudah tak butuh pengakuan lagi dari orang lain. Tetapi, orang yang sudah mencintai dirinya sendiri (self love) belum tentu melakukan self reward. Menurutku, jika self reward adalah sebuah pilihan, maka self love adalah sebuah keharusan.
Setiap orang memiliki self reward yang berbeda-beda untuk menyenangkan dirinya. Ada yang ingin menyendiri, ada yang meluangkan waktu kosongnya untuk bermain game, membaca buku, menulis, dll. Namun, saya sendiri sering melakukan bentuk self reward dengan mendengarkan musik rock, musik metal. Bagiku mendengarkan lagu metal bisa membuat mood lebih baik.
Alunan distrorsi gitar yang tebal nan kental, dentuman suara drum yang keras. Mampu mewakili spirit yang ada di dalam jiwa. Terbukti, mendengarkan lagu bisa membantu memperbaiki suasana hati. Ketika seharian mendengarkan lagu-lagu kesayangan maka terbukti sepanjang hari itu pun juga anda akan merasa bahagia. Untuk membuat diri sendiri bahagia itu sangat simple bukan? Hanya saja pikiran kitanya saja yang rumit.
Maka dari itu, mulailah mencari dan temukan bentuk self reward yang paling cocok denganmu, dengan gayamu. Hidup ini untuk berbahagia, perbanyaklah mengapresiasi diri sendiri atas proses yang sudah terlewati. Jangan biarkan diri tenggelam dalam kesedihan, ketidakpastian, dan hal-hal yang bisa mengganggumu dari luar. Love yourself, reward your soul!
Baca Juga
-
Pentingnya Berfilsafat di Tengah Kondisi Demokrasi yang Carut-Marut
-
Film A Moment to Remember: Menggugah Hati dan Syarat akan Antropologis
-
Menguak Misteri: Kecerdasan Tidak Didasarkan pada Kehebatan Matematika
-
Antara Kecerdasan Emosional dan Etika dalam Bermain Media Sosial
-
Ini yang Akan Terjadi jika Kuliah atau Pendidikan Tinggi Tidak Wajib!
Artikel Terkait
Kolom
-
Media Lokal Sudah Badai Selama 10 Tahun Terakhir dan Tak Ada yang Peduli
-
Saat Buku Tak Bisa Dibaca: Akses Literasi yang Masih Abai pada Disabilitas
-
Sama-Sama Pekerja Gig, Kok Driver Ojol Lebih Berani daripada Freelancer?
-
Hilangnya Muruah Wisuda dan Industri Kebanggaan
-
FoMO dan Kecanduan Media Sosial, Menyelami Perangkap Digital Remaja
Terkini
-
Akurat dan Mudah, Ini 7 Aplikasi Cek Spesifikasi Ponsel Android
-
Gelar Konser 2 Hari di Jakarta, Harga Tiket BLACKPINK Mulai Rp1,4 Juta!
-
Rowoon Siap Berangkat Wamil, Bakal Gelar Fanmeeting sebagai Perpisahan
-
Singapore Open 2025: Jadwal 2 Wakil Indonesia untuk Berebut Tiket Semifinal
-
Laga MU vs ASEAN All Stars dan Sebuah Ancaman Nyata dari Seorang Kim Sang-sik