Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Stunting masih menjadi prioritas utama masalah gizi di Indonesia.
Sebanyak 24,4 persen masalah stunting yang masih terjadi di Indonesia dan masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen. Hal ini dikarenakan tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum nikah sehingga pada saat hamil menghasilkan anak stunting.
Stunting yang terjadi pada balita umumnya dikarenakan kesehatan dan asupan gizi pada saat ibu hamil kurang diperhatikan. Kurangnya edukasi mengenai pentingnya asupan makanan ibu hamil untuk memberikan nutrisi dan gizi yang baik dapat berdampak pada terhambatnya tumbuh kembangnya janin.
Dampaknya bagi bayi yaitu terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh hingga dampak jangka panjang yaitu menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit. Upaya yang dilakukan jika sudah terjadi stunting di fokuskan pada saat anak berusia 0-23 bulan. Karena pada usia tersebut disebut periode emas. Jika melewati usia tersebut akan sulit untuk memperbaikinya.
Perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, serta sikap dalam pemenuhan kebutuhan zat gizi selama hamil. Pengetahuan yang tidak memadai dan praktek yang tidak tepat merupakan hambatan terhadap peningkatan gizi. Pada umumnya, orang tidak menyadari pentingnya gizi selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan. Perempuan sering tidak menyadari pentingnya gizi mereka sendiri(Unicef Indonesia, 2012).
Maka dari itu wahai para calon ibu dan ibu hamil diharapkan peduli terhadap pengetahuan tentang kebutuhan gizi dan kesehatan para ibu baik sedang hamil maupun tidak. Apakah Anda ingin anak Anda mengalami stunting? tentu tidak bukan. Mari kita cegah stunting dengan menambah wawasan tentang stunting dan cara pencegahannya yang baik dan benar.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
4 Cara Menarik Minat Anak Belajar Matematika
-
Astra Bersama Anak Usaha Termasuk Sektor Otomotif Dukung Penguatan Link&Match Inisiasi B20
-
Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan Saat Anak Mau Masuk Sekolah
-
Idola Kaum Hawa, Penampilan Ariel NOAH Masih Sering Diledek Putri Sendiri
-
Menjemput Kebaikan JKN-KIS Tak Perlu Menunggu Sakit
Kolom
-
Slogan Sustainability Menjadi Kedok untuk Fashion Tak Bertanggung Jawab
-
BPJS Kesehatan Pangkas 21 Layanan: Efisiensi Anggaran atau Eliminasi Hak Rakyat?
-
Belajar Hidup dari Anak Kos, Tamat 1000 Pelajaran Hidup di Kota Orang
-
RJ untuk Penghinaan Presiden: Solusi Cerdas atau Bungkam Berkedok Damai?
-
Polisi Jadi Pahlawan Buruh? Kontroversi Penghargaan ITUC untuk Kapolri
Terkini
-
Review Film Pernikahan Arwah: Horor Tionghoa dengan Plot Menegangkan!
-
Review Series Too Much: Cinta yang Berantakan, Lucu, dan Penuh Luka
-
BRI Super League: Wiliam Marcilio Harap Persib Awali Kompetisi dengan Baik
-
Review Anime Jibaku Shounen Hanako-kun, Misteri Tujuh Mitos di Sekolah
-
4 OOTD Keren ala Kang You Seok Buat yang Suka Gaya Low Effort Tapi Stylish!