Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fatson Tahya
Ratusan lilin dinyalakan ratusan suporter sebagai bentuk simpatik duka mendalam usai doa bersama bagi korban musibah Stadion Kanjuruhan Malang di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, Kamis petang. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).

Sabtu, 1 Oktober 2022 akan menjadi hari yang dikenang khususnya oleh pencinta sepak bola Indonesia. Laga Arema vs Persebaya yang berkesudahan dengan skor 2:3 untuk kemenangan tim tamu yaitu Persebaya, berakhir ricuh dan menjadi sebuah tragedi yang menyedihkan bagi dunia sepak bola.

Beberapa saat setelah pertandingan usai sebuah tragedi dimulai. Berawal dari penonton yang memasuki lapangan, lalu tiba-tiba keadaan menjadi tidak terkendali. Aparat menembakkan gas air mata, membuat penonton berhamburan akibat tembakan gas air mata. Terlihat tendangan, pukulan, serta saling dorong menjadi pemandangan yang bisa disaksikan, sebuah tragedi sedang terjadi dan berjalan hingga mengakibatkan ratusan nyawa orang melayang. Ini tidak bercanda, ini serius, ratusan orang meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan.

Siapa yang bertanggung jawab?

Tragedi kemanusian ini siapa yang akan bertanggung jawab? Ratusan nyawa melayang, tidak hanya orang dewasa yang menjadi korban meninggal dunia tetapi terdapat anak-anak yang juga menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan ini.

Ada kabar bahwa korban meninggal dunia ada yang berumur di bawah 5 tahun, bayangkan seorang anak yang mungkin belum mengerti tentang sebuah pertandingan sepak bola antara Arema vs Persebaya. Mungkin anak tersebut juga tidak mengetahui terkait sejarah atau lika liku pertandingan sepak bola antara Arema vs Persebaya, seorang anak yang tidak atau belum tahu apa-apa menjadi sebuah korban meninggal dunia akibat timbulnya kericuhan di Stadion Kanjuruhan. Sebagai seorang manusia yang memiliki hati sangat layak jika mungkin akan menangis meresapi kejadian tersebut. Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi yang menyedihkan.

Pemerintah harus bertindak dengan cara mengusut tuntas tragedi ini, siapa yang harus bertanggung jawab? Siapa yang bersalah?

Terasa pahit tapi semoga menyembuhkan

Seperti obat yang terasa pahit tapi menyembuhkan, berharap tragedi di Kanjuruhan adalah obat dari permasalahan yang ada di sepak bola Indonesia. PSSI, suporter, panitia penyelengara (panpel), PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB), klub, stasiun televisi atau stasiun penyiaran, semua stake holder yang terlibat dalam sepak bola Indonesia bisa sembuh, berbenah menjadi lebih baik dalam mengelola tanggung jawabnya masing-masing.

Sebagai pembelajaran

Tragedi Kanjuruhan bisa dijadikan pembelajaran untuk Indonesia khususnya untuk dunia sepak bola Indonesia bahwa keselamatan nyawa adalah hal yang sangat penting, sebuah pertandingan sepak bola harusnya dinikmati dengan gembira dan sebagai bentuk hiburan.

Pertandingan sepak bola adalah wajar jika ada kemenangan, kekalahan dan hasil seri, karena itu semua adalah bentuk dari permainan sepak bola atau pertandingan sepak bola.

Jadikan tragedi Kanjuruhan sebagai pembelajaran menjadi lebih baik sebagai sebuah obat, walau terasa pahit tapi menyembuhkan.

Turut berduka cita akibat tragedi Kanjuruhan ini. Bangkit dan menjadi lebih baik dengan semangat optimis dan positif.

Fatson Tahya