Pernikahan merupakan ikatan yang terjalin antara pihak suami dan istri. Untuk membangun kehidupan rumah tangga, masing-masing pihak harus ikut terlibat atau berperan serta agar fondasi rumah tangga yang dibangun pun kokoh. Keterlibatan suami dalam peran rumah tangga bukan hanya sebagai pihak yang menafkahi, namun juga sebagai kepala keluarga.
Kepala keluarga sendiri bukanlah sosok yang hanya memerintahkan para anggotanya untuk bekerja, melainkan juga harus mampu membantu, mendampingi serta mengayomi seluruh anggota keluarga. Namun dalam prakteknya, suami seringkali hanya menjadi pencari nafkah saja dan kehadirannya kurang terasa serta kurang memiliki pengaruh penting dalam sebuah keluarga.
Akibatnya, istrilah yang harus mampu menyelesaikan permasalahan dalam keluarganya seorang diri agar rumah tangganya tetap berdiri dengan baik. Padahal, kewajiban istri dalam rumah tangga pun sebenarnya hanya melayani suami serta mendidik anak-anak. Namun stigma yang berlaku di masyarakat membuat seorang istri harus menjadi sosok yang prigel atau bisa melakukan semuanya mulai dari masak, melayani suami, membersihkan rumah, mendidik anak, mengatur keuangan, menyelesaikan permasalahan rumah tangga dan lain sebagainya.
Belum lagi jika istri adalah wanita pekerja yang gajinya digunakan untuk menyokong kebutuhan ekonomi rumah tangga, pasti akan sangat kewalahan baginya untuk menyelesaikan semua tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Sementara itu, semua tugas yang harusnya dilakukan bersama antara suami dan istri harus ditanggung sepenuhnya oleh istri yang bahkan haknya untuk mendapatkan nafkah lahir dan batin, untuk berbelanja kebutuhan pribadi hingga melakukan hal yang dia sukai seringkali terabaikan.
Akibat stigma itu pula, seorang istri akan dikatakan tidak becus jika tidak bisa masak, jika penampilan suami terlihat amburadul, jika anak tidak pandai dalam belajar bahkan jika rumah berantakan merupakan semua menjadi tanggungjawab istri seorang. Belum lagi di tengah-tengah semua kesibukannya, istri juga dituntut harus pandai merawat diri.
Padahal, dalam keluarga semuanya harus bekerja sama dan berbagi tugas, namun stigma dalam masyarakat membuat semua orang bahkan suami dan anak berpikir bahwa tugas seorang suami hanya bekerja dan tugas seorang anak hanya belajar.
Ketidakhadiran suami sebagai sosok kepala keluarga yang harusnya meringankan beban istri akan membuat rumah tangga menjadi pincang. Karena, hanya istri yang menjadi penopang agar rumah tangga tetap berdiri. Namun, begitu kehilangan sosok istri maka rumah tangga akan ambruk karena terbiasa membebankan semua kepada istri.
Video yang mungkin Anda suka
Baca Juga
-
5 Rekomendasi Kafe Dekat ISI Jogja, Harga Terjangkau Nyaman Buat Nongkrong!
-
5 Rekomendasi Tempat Camping di Purwokerto, Viewnya Memesona!
-
5 Rekomendasi Wisata Keluarga di Klaten, Seru dan Menyenangkan!
-
4 Kafe di Temanggung dengan View Gunung Sumbing dan Sindoro
-
5 Kafe di Boyolali dengan View Gunung Merapi yang Memesona, Auto Bikin Betah
Artikel Terkait
-
Sebelum Nikita Mirzani Ditahan Siti Badriah Bongkar saat Dibombardir Suaminya di Atas Sofa, Kepergok Sosok Ini
-
Tepis Keterangan 12 Saksi dari Keluarga Brigadir J, Kuasa Hukum Ferdy Sambo: Itu Berdasarkan Asumsi
-
Tasya Kamila Pastikan Suaminya Akan Ada di Indonesia Saat Ia Melahirkan, Apa Sih Peran Pasangan Bagi Ibu Hamil?
-
Wah! Ini 5 Momen Istimewa Lesti Kejora Sukses sebagai Ibu
-
Mantan Suami Ayu Ting Ting, Enji Baskoro Cerai Lagi dengan Istri karena Selingkuh, Netizen: Kutukan Ayah Rozak
Kolom
-
Tugas di Hari Ayah: Ajari Anak Lelaki bahwa Maskulinitas Tak Harus Keras
-
Whoosh: Simbol Kemajuan yang Disusupi Kegagalan Moral
-
Ketika Kecerdasan Perempuan Dianggap Ancaman
-
Ironi Guru: Dituntut Mendidik Karakter, tapi Tangannya Terikat Aturan
-
Film yang Lahir dari Hati dan Jujur, Akan Selalu Ada di Hati Sinefil
Terkini
-
Jaafar Jackson Hidupkan Kembali Sosok Pamannya di Film Michael
-
Netflix Ungkap Kasus Nyata Paling Ngeri dalam The Monster of Florence
-
Butuh Gadget Fleksibel? Ini Pilihan Tablet yang Nggak Bikin Kantong Teriak
-
Merajuk? Sal Priadi Berhenti Nyanyi Lagu Sedih Setelah Disuruh Diam
-
Maraknya Perceraian, dr. Aisah Dahlan Ungkap Pemicu dan Cara Menghindarinya