Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | irsya dunnas
Kolase foto Bonge dan Inul (suara.com/instagram/ @inul.d)

Era media sosial saat ini yang mudah diakses dan dilihat oleh masyarakat, menjadikan banyak orang bisa menunjukkan segala aksi dan 'karya' lewat konten-konten mereka. Ada sebagian konten-konten itu yang menarik, namun tak sedikit yang dihujat karena dianggap melampaui batas norma-norma di masyarakat. 

Kita coba mulai berkaca dari fungsi media sosial ketika awal kemunculannya seperti generasi Friendster dan lainnya, yang hadir menyemarakkan pergaulan generasi remaja awal 2000-an. Kemunculan Friendster dan disusul Facebook beberapa tahun kemudian, adalah betul-betul dimanfaatkan sebagai jejaring pertemanan yang sulit terwujud di dunia nyata.

Namun, sejak Youtube merubah formatnya agar semua orang bisa mengunggah video dan dimonetisasi, petaka dunia showbiz mulai datang. Semua pengguna bisa berekspresi layaknya artis profesional dan menunjukkan karyanya kepada publik tanpa perlu melalui proses casting. Inilah penyebab peta industri dunia showbiz baik televisi maupun insan perfilman di seluruh dunia khususnya Indonesia, mulai berubah.

Tapi tak semua para artis karbitan alias artis viral yang muncul dari media sosial ini bisa bertahan. Ada yang tak bisa menerima kenyataan kerasnya industri hiburan, dan ada yang sekedar numpang lewat saja hanya untuk beberapa bulan. Sebenarnya apa penyebab para artis dadakan ini begitu mudahnya dilupakan masyarakat? Berikut kita ulas 3 penyebabnya.

1. Menang Momentum, tapi minim karya

Kita tentu sepakat bahwa apapun yang kita unggah di media sosial, asalkan bersifat original bisa disebut sebagai karya. Namun karya yang spontanitas yang kemudian viral dianggap sebagai kemenangan momentum saja. Nah hal ini banyak yang dialami para selebgram dan tiktokers yang harus berpikir keras mencari momentum agar bisa kembali viral. Jika tidak bisa mendapatkan momentum lagi, jangan harap akan dikenal masyarakat untuk beberapa bulan kemudian. 

BACA JUGA: Ikhlas Ayu Ting Ting dengan Boy William, Ivan Gunawan: Daripada Sama Aku Enggak Ada Ujungya

2. Tak memiliki basic keartisan dengan proses berliku

Artis dadakan ataupun karbitan, umumnya adalah personal yang tak memiliki latarbelakang kelas akting, kursus modeling atau bahkan penyanyi profesional. Inilah penyebab ketika viral dan industri hiburan menggunakan jasanya, ia gagal beradaptasi karena gugup dengan kenyataan kerasnya dunia hiburan. Akibatnya, Televisi hanya memanfaatkan momen viralnya saja yang menguntungkan, bukan talentanya sebagai artis.

3. Gugup dengan lingkungan industri hiburan 

Seorang artis karbitan yang muncul dari Youtube, Instagram atau TikTok umumnya mengunggah karya secara mandiri, tanpa melibatkan banyak kru sehingga mudah mengikuti ritme penonton. Sangat berbeda dengan industri hiburan baik tv maupun Film, yang semua sudah diatur dengan melibatkan banyak kru.

Hal tersebut jadi penyebab banyak artis dadakan dan karbitan, lincah berbicara di akun media sosialnya, tapi mati kutu ketika tampil diundang dalam sebuah program televisi. Akibat gugup dan tak sesuai harapan, industri tak lagi melirik, kemudian semua orang mulai melupakan.

Itulah 3 penyebab banyak artis karbitan atau musiman mudah tersisih dari dunia hiburan dan gampang dilupakan masyarakat. Viral bukanlah candu, namun hiburan sejenak masyarakat untuk dilupakan segera, untuk kemudian melihat keviralan lain dari seseorang yang berambisi jadi artis tanpa jalur sulit. 

Video yang Mungkin Anda Suka.

irsya dunnas