Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dalila Zharfani
Foto USG saat pemeriksaan saya pertama kalinya (Doc/Dalila Zharfani)

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang tumbuh di ovarium seseorang. Mereka relatif umum dan biasanya tidak berbahaya. Ada dua bentuk umum dari Kista Ovarium. Kista Korpus Luteum atau Corpus Luteum Cyst berkembang di korpus luteum. Jaringan ini mengisi folikel kosong setelah melepaskan sel telur selama ovulasi. Kista ini bisa berdarah dan menyebabkan rasa sakit.

Sementara itu, kista folikel terbentuk di folikel tempat telur berkembang selama ovulasi. Tak satu pun dari jenis kista ini biasanya menimbulkan gejala dan biasanya hilang secara mandiri. Kebanyakan orang mendapatkan setidaknya satu dari setiap siklus menstruasi di atas, biasanya tanpa gejala. Jenis lain dari kista ovarium, tumor jinak, tumbuh perlahan dan, dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menjadi kanker.

Pada April 2021 tahun lalu, saya didiagnosis memiliki kista pada ovarium saya. Pada mulanya gejala yang saya rasakan saat itu adalah nyeri haid yang tidak karuan. Orang tua saya yang merasa khawatir memaksa saya untuk memeriksakannya ke dokter.

Saya yang ditemani orangtua pun menemui dokter kandungan dan kali itu juga menjadi pengalaman pertama kalinya saya di USG. Jika boleh saya gambarkan, rasanya aneh dan agak tidak nyaman saat alat USG ditekan-tekan dibagian perut saya apalagi bagi saya yang mudah geli.

Saya yang awalnya menahan tawa karena geli sontak terdiam membeku saat dokter berkata bahwa di ovarium saya tepatnya dibagian kanan terdapat Kista berukuran 3 Cm. Saya tidak menyangka karena yang saya pikir nyeri haid yang saya rasakan saat itu hanya hal normal. 

Dalam prosedurnya dokter kandungan dapat melakukan beberapa USG selama beberapa bulan untuk memantau kista dan memastikan kista menghilang atau tidak tumbuh lebih besar. Dalam kasus saya, setelah USG pertama, saya dianjurkan untuk kontrol lanjutan 6 bulan kemudian. Selama periode pengamatan ini, pasien dapat beralih ke perawatan dirumah untuk mengelola gejala dan mengurangi rasa sakit.

Saat saya dikatakan memiliki kista, hal yang dianjurkan pertama kali oleh dokter kandungan saya saat itu untuk mencegah perburukan Kista Ovarium saya adalah melakukan perubahan gaya hidup. Seperti meningkatkan aktivitas, biasanya dengan berolahraga, karena olahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan seseorang secara keseluruhan dan dapat membantu mengelola gejala Kista Ovarium.

Misalnya, sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa olahraga teratur bersama intervensi diet memiliki dampak yang lebih besar pada pengurangan gejala PCOS daripada perubahan pola makan saja.

Selain itu, Yoga juga dapat membantu meredakan ketegangan otot dan nyeri akibat Kista Ovarium. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berlatih Yoga dapat membantu dalam mengelola gejala PCOS. Yoga juga dapat mengurangi risiko pembentukan kista pada seseorang.

Lalu dokter juga menganjurkan saya untuk merubah pola makan, untungnya bukan diet-diet ketat seperti yang dipikirkan orang-orang. Melainkan ketika itu saya hanya dilarang memakan junk food, makanan yang berpengawet, dan mengurangi konsumsi gula dan garam.

Sejujurnya lumayan berat bagi saya mendengar anjuran dari dokter, karena makanan yang dilarang justru menjadi kesukaan saya semua. Dokter juga menyarankan saya agar tidak stress. Karena stres dan kecemasan dapat memperburuk rasa sakit. Maka dari itu untuk mencegahnya, saya mencari cara untuk menghindari stress salah satunya dengan melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam, dapat membantu meredakan kecemasan dan mengurangi intensitas nyeri.

Teknik-Teknik ini juga dapat membantu seseorang mengelola rasa sakit dalam jangka panjang dan meningkatkan kesehatan secara umum. Saya juga ingat saat itu saya pernah membaca bahwa konsumsi Teh Chamomile sebagai pengobatan pelengkap yang populer untuk gejala kista ovarium. Menurut penelitian, meminum Teh Chamomile dapat membantu orang untuk rileks, mengurangi kram menstruasi, dan melawan peradangan.

Setelah mengikuti anjuran dari dokter kandungan dengan merubah gaya hidup, walaupun di berbagai kesempatan saya masih melanggar. Pada November 2022 setelah melakukan serangkaian kontrol, akhirnya kista saya dinyatakan luruh tanpa operasi.

Saya bangga dengan diri saya sendiri, bisa melewati tantangan yang saya sendiri tidak menyangka akan mendapatkannya. Namun demikian, dokter masih menyarankan saya untuk tetap melakukan kontrol lanjutan, tetapi saya yakin pada diri saya sendiri, bahwa saya akan selalu sembuh dan sehat.

Sebagai tambahan dari saya, dengan mengutip sebuah artikel dari healthline, berikut ini beberapa pertanyaan tentang Kista Ovarium yang sering diajukan.

  1. Bisakah saya menyembuhkan Kista Ovarium saya secara alami?
    Kebanyakan Kista Ovarium jinak dan hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan. Mereka sering memiliki gejala minimal. Namun, jika Anda mengalami ketidaknyamanan atau rasa sakit, Anda harus pergi ke dokter.
  2. Berapa lama Kista Ovarium hilang?
    Sebagian besar Kista Ovarium menghilang setelah beberapa minggu atau bulan, itulah sebabnya dokter Anda mungkin menunda meresepkan rencana perawatan segera. Pastikan Anda menindaklanjuti dan mengunjungi dokter lagi jika gejala menetap atau memburuk.
  3. Apakah Kista Ovarium akan terus muncul kembali?
    Kista Anda yang sama tidak akan kembali, tetapi jika gejala menetap atau memburuk, kemungkinan besar kista Anda yang ada belum sembuh. Jika pengobatan alami atau rumahan tidak membantu, dokter mungkin ingin mencoba pilihan pengobatan lain, seperti pengendalian hormonal atau operasi pengangkatan kista.

Dalila Zharfani

Baca Juga