Selalu ada di manapun dan kapanpun. Siapa lagi jika bukan tukang parkir di Malang. Emang boleh pak, se-effort itu? Bagi para pendatang di Kota Malang, mungkin 'tukang parkir' yang merajalela menjadi salah satu culture shock ketika mengunjungi wilayah ini.
Tidak hanya di pasar atau tempat wisata saja, tukang parkir di Malang juga tersebar di depan ruko-ruko ramai, warung, kedai fotokopi, masjid, bahkan Indomaret dan Alfamart. Ada kalanya tukang parkir memanglah membantu kita dalam penjagaan kendaraan dari maling dan memudahkan.
Hal ini perlu digarisbawahi, jika tukang parkir itu peka dan memang niat bekerja. Tak hanya sekadar tiup peluit, namun juga turut membantu mengeluarkan kendaraan. Sayangnya tidak semua tukang parkir seperti itu. Ada yang datang hanya untuk menagih ongkos parkir tanpa andil membantu.
Belum lagi, tukang parkir merebak hampir di berbagai penjuru dan tempat. Termasuk di area bebas parkir seperti Indomaret dan Alfamart. Bagi sebagian orang, menegur atau tak menggubris tukang parkir di area bebas parkir itu mudah. Karena alasan logis area tersebut memang bebas parkir dan posisi si tukang parkir inilah yang ilegal.
Namun bagi sebagian yang lain, mereka tak bisa melawan dan harus merelakan uangnya demi membayar parkir yang tak seharusnya ada di sana. Belum lagi jika barang yang dibeli atau dicari tidak ada. Meski keluar dengan tangan kosong, kita tetap harus merogoh kocek untuk parkir.
Jika diamati, tukang parkir yang beredar di Malang Raya ada dari berbagai usia. Mulai dari muda hingga tua. Beralasan sulitnya mendapatkan pekerjaan di era sekarang, menjadi tukang parkir adalah usaha yang mereka tempuh.
Namun, tidak jarang pelanggan merasa keberatan atas pemberlakuan tarif parkir seperti ini. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi uang yang pas untuk belanja, tidak adanya uang pecah, hingga si tukang parkir yang hanya modal tiup peluit. Seolah mencari uang semudah itu, tapi giliran dituntut ketika pemilik kendaraan kehilangan barang si tukang parkir enggan bertanggungjawab.
Jika semua tukang parkir di Malang memang aktif merapikan kendaraan, membantu mengeluarkan kendaraan, hingga berinteraksi ramah tentu customer tak akan merasa rugi membayar parkir. Dan perlu juga untuk tukang parkir sadar jika area bebas parkir di lahan orang tidak selayaknya jadi tempat mencari keuntungan.
Para owner juga alangkah lebih baik bertindak tegas agar tidak merugikan pelanggan. Bilamana menegur tidak dapat dijadikan opsi, pasang banner ukuran besar bertuliskan area bebas parkir bisa dijadikan langkah terakhir.
Baca Juga
-
Kalau Pemerintah Tegas soal Rokok, Sore Gak Perlu Balik ke Masa Lalu
-
4 Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Film Sore: Istri dari Masa Depan
-
Damainya Hidup Tanpa Menunggu Validasi di Buku "Berani Tidak Disukai"
-
Melihat Sisi di Balik Kehidupan Artis yang Sempurna di Novel A Perfect Plan
-
4 Spot Foto Instagramable di Wisata Dusun Kuliner Batu!
Artikel Terkait
-
Hemat Budget, 5 Ide Rekreasi Murah Meriah di Malang Raya!
-
Kabar Duka! Mantan Pelatih Persema Malang dan Barito Putera Rohanda Meninggal Dunia
-
Peringati Hari Sumpah Pemuda, Warga Kemirahan Kota Malang Adakan Bazar
-
Sensor Parkir Mobil Rusak, Berapa Biaya Perbaikannya?
-
AHY Kegocek Jokowi? Sudah Petik Apel Eh Apes Tak Jadi Mentan, Jhon Sitorus: Nasibmu Leee
Kolom
-
Kalau Pemerintah Tegas soal Rokok, Sore Gak Perlu Balik ke Masa Lalu
-
Pidato Prabowo di Kongres PSI: Antara Canda, Sindiran, dan Harapan Kosong
-
Politisasi Ormawa: Intervensi Senior Menggerus Idealisme Mahasiswa
-
Parkir Nuthuk di Jogja: Hama Wisata yang Tak Kunjung Disemprot
-
Bersuara itu Hak, Doxing itu Ancaman
Terkini
-
Review Toko Jajanan Ajaib Zenitendo: Atasi Reading Slump dalam Sekali Duduk
-
Persita Tangerang Terus Bangun Kekompakan, Carlos Pena Buka Suara
-
Realme 15 Pro Rilis 24 Juli, Berikut Bocoran Spesifikasi dan Fitur Utamanya
-
Ulasan Buku Anak-Anak Kota Lama: Potret Sosial dalam Latar Budaya yang Beragam
-
Gaung Gamelan: Simfoni Ratusan Penabuh Gamelan Membuka Yogyakarta Gamelan Festival ke-30