Data center atau pusat data memiliki peran krusial dalam mendukung era digital saat ini. Dalam era digital saat ini, Green Data Center menjadi sorotan utama mengingat peran krusial infrastruktur data seperti pusat data dan solusi cloud dalam penyimpanan dan pengolahan data.
Kendati begitu, kompleksitas operasional pusat data yang sangat intensif energi dan mengkonsumsi sumber daya alam, seperti refrigeran dan air untuk pendinginan, meninggalkan jejak lingkungan yang signifikan dan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Tantangan ini memperlihatkan urgensi untuk memprioritaskan solusi hijau guna mengurangi dampak negatif pada lingkungan seiring dengan terus berkembangnya industri informasi digital.
Namun, di tengah tantangan, Green Data Center tidak hanya mengemuka sebagai respons terhadap masalah lingkungan, tetapi juga sebagai agen inovasi teknologi hijau yang dapat membentuk masa depan perkotaan yang berkelanjutan. Sejalan dengan ekspansi global pusat data, upaya hijau di dalamnya mampu memberikan kontribusi positif pada transformasi perkotaan menuju keberlanjutan, memperkuat hubungan erat antara perkembangan teknologi dan keberlanjutan.
Peningkatan kesadaran dan implementasi langkah-langkah hijau di pusat data menjadi kunci untuk membentuk fondasi teknologi yang tidak hanya canggih tetapi juga ramah lingkungan dalam mendukung evolusi era digital. Dalam mengatasi tantangan ini, Teknik Industri muncul sebagai pemain kunci dalam merancang dan mengimplementasikan solusi untuk mewujudkan Green Data Center.
Green Data Center merujuk pada fasilitas pusat sistem komputer yang mencakup berbagai komponen, seperti teknologi informasi dan kapasitas, dengan tujuan memaksimalkan efisiensi energi dan meminimalkan dampak lingkungan.
Upaya ini sejalan dengan beberapa tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk SDGs nomor 7 yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan, SDGs nomor 9 yang menargetkan pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, termasuk Green Data Center, dan SDGs nomor 13 di mana Green Data Center berkontribusi terhadap upaya mitigasi dengan mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan lainnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa SDGs ini saling terkait dan tindakan dalam satu area dapat mempengaruhi hasil di area lain. Oleh karena itu, kontribusi Teknik Industri dalam Green Data Center mungkin juga berdampak pada tujuan SDGs lainnya.
Tantangan Green Data Center di Indonesia
Meskipun tekad untuk mewujudkan Green Data Center terus tumbuh, Indonesia menghadapi tantangan unik dalam menghadapi permasalahan efisiensi energi di pusat data. Pertumbuhan pesat dalam penggunaan teknologi di berbagai sektor telah mendorong peningkatan permintaan daya, menciptakan tekanan tambahan pada infrastruktur pusat data yang sudah ada. Dalam konteks ini, Teknik Industri memiliki peran krusial dalam merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan lokal, mempertimbangkan kondisi iklim, sumber daya energi, dan infrastruktur yang ada.
Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan pasokan energi terbarukan di Indonesia. Sementara tekad untuk beralih ke energi terbarukan sangat besar, ketersediaan sumber daya seperti panel surya dan turbin angin masih menjadi kendala.
Oleh karena itu, Teknik Industri harus menciptakan solusi yang mencakup pemanfaatan sumber daya yang tersedia tanpa mengorbankan efisiensi. Karakteristik iklim tropis Indonesia juga menciptakan tantangan tambahan dalam menjaga suhu optimal di dalam pusat data, di mana sistem pendingin yang berlebihan dapat menambah beban konsumsi energi.
Melalui analisis yang cermat, Teknik Industri perlu menciptakan solusi berbasis data untuk menjaga suhu secara efisien tanpa mengorbankan kinerja pusat data. Meskipun kesadaran akan kebutuhan untuk Green Data Center terus meningkat, pendidikan dan kolaborasi antara sektor swasta dan publik yang ditingkatkan masih diperlukan untuk mengatasi tantangan energi di pusat data.
Optimalisasi Kinerja Energi
Pusat data modern membutuhkan daya besar, menciptakan tekanan pada sumber daya dan dampak lingkungan. Di sinilah peran Teknik Industri sangat penting dalam meningkatkan efisiensi energi Green Data Center dengan mengidentifikasi dan menangani titik-titik lemah dalam infrastrukturnya.
Teknik Industri membantu merancang dan mengoptimalkan proses serta sistem di dalam Green Data Center untuk mencapai efisiensi energi maksimal dan mengurangi jejak karbon. Ini melibatkan aspek seperti analisis data, perencanaan tata letak, manajemen daya, sistem pendinginan, dan implementasi peralatan hemat energi.
Sementara itu, pengembangan industri hijau di Indonesia telah dimulai sejak masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kebijakan dan regulasi seperti Keputusan Presiden Nomor 28 tahun 2008, Undang-Undang Industri nomor 3 tahun 2014, dan Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2015 telah memberikan landasan untuk pengembangan industri hijau.
Presiden Joko Widodo kemudian memperkuat komitmen terhadap industri hijau dengan menerbitkan Peraturan Presiden No. 2 tahun 2018. Dengan standardisasi, fasilitasi, dan penggunaan produk industri hijau, Indonesia terus mendorong pengembangan industri hijau, termasuk di sektor Teknologi Informasi.
Dalam menghadapi tantangan Green Data Center di Indonesia, Teknik Industri bukan hanya perancang solusi teknis, tapi juga mediator antara inovasi dan keberlanjutan lokal. Melalui upaya kolaboratif, peningkatan kesadaran masyarakat, dan pengembangan teknologi sesuai konteks regional, Teknik Industri menjadi kekuatan penggerak di balik transformasi pusat data Indonesia menjadi entitas yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Dengan cara ini, kita tak hanya menciptakan pusat data efisien, tapi juga turut melibatkan Indonesia dalam agenda global keberlanjutan dan meminimalkan dampak lingkungan negatif. Di era teknologi yang terus berkembang, keterlibatan Teknik Industri menjadi esensial agar kemajuan tersebut tidak membawa dampak lingkungan yang merugikan. Melalui revolusi infrastruktur yang dicanangkan oleh Teknik Industri, kita dapat menuju masa depan di mana pusat data tak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan.
Artikel Terkait
-
Intip Kelebihan Thorium, Sumber Energi 'Murah' Bidikan MIND ID
-
Electricity Connect 2024 Siap Digelar, Momentum Kolaborasi untuk Transisi Energi
-
Cara SIG Turunkan Emisi Karbon, Manfaatkan Limbah Jadi Energi Bersih
-
Pelantikan PUSPINEBT ICMI Dorong Pengembangan Energi Baru Terbarukan untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
-
Potret Aksi Tuntut Penghentian Proyek Energi Fosil di Indonesia
Kolom
-
Trend Lagu Viral, Bagaimana Gen Z Memengaruhi Industri Musik Kian Populer?
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
-
Standar Nikah Muda dan Mengapa Angka Perceraian Semakin Tinggi?
-
Indonesia vs Arab Saudi: Mencoba Memahami Makna di Balik Selebrasi Seorang Marselino Ferdinan
-
Matematika Dasar yang Terabaikan: Mengapa Banyak Anak SMA Gagap Menghitung?
Terkini
-
The8 SEVENTEEN Bersiap Rilis Album Debut Solo Bertajuk Stardust pada Desember Mendatang
-
4 Gaya Fashion Youthful ala Kim Hye-jun yang Ideal untuk Acara Mid-Forma
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Buah Nanas, Ampuh Cerahkan Kulit Kusam
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
-
Absen Lawan Australia, Posisi Justin Hubner akan Digantikan Elkan Baggott?