Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini memberikan peran besar untuk media sosial, salah satunya adalah TikTok. Fungsinya yang menyesuaikan dengan ketertarikan anak muda membuat popularitasnya semakin memuncak dan tergolong tinggi.
Aplikasi TikTok memberi kesempatan bagi para pengguna dalam melahirkan tren dan mempublikasikannya, terkhusus dalam bidang kecantikan. Keuntungan tersebut justru memunculkan persepsi negatif akan standar kecantikan pada perempuan.
Ragam konten standar kecantikan yang mendominasi layar pengguna aplikasi Tiktok tanpa sadar menciptakan tuntutan baru akan cara pandang terhadap fisik perempuan. Di sinilah pengguna harus mulai menyadari keberadaan filter konten yang dihadirkan untuk mendukung terciptanya lingkungan positif dan pandangan terhadap kecantikan yang lebih sehat. Keberadaan fitur tersebut berfungsi sebagai kontrol terhadap konten yang terpapar disaksikan, sehingga mampu mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut Teori Uses and Gratification pengguna aplikasi tersebut cenderung mengedepankan konten yang menyesuaikan kebutuhan serta ketertarikan penggunanya. Media sosial TikTok, memfasilitasi pemanfaatan filter konten sebagai sarana kontrol akan jenis konten kecantikan yang mereka saksikan.
Adanya filterisasi ini, pengguna berhak untuk menghindari konten yang mungkin menimbulkan tekanan terhadap citra tubuh mereka dan berfokus pada hal yang memberikan dukungan positif akan standar kecantikan.
Body shaming atau yang umum dipahami sebagai hinaan dan ejekan terhadap tubuh menjadi salah satu faktor yang memperburuk perspektif kecantikan. Standar kecantikan yang tidak realistis merupakan hal yang sulit untuk diikuti oleh semua perepuan.
Sehingga peran filter konten menjadi hal krusial yang mampu melawan hal tersebut. Fitur filterisasi berpotensi mengatasi faktor-faktor yang merugikan kesehatan mental serta penyebab pandangan tubuh yang negatif, selain itu membantu terbentuknya paradigma kecantikan yang lebih menyeluruh dan positif.
Penting untuk mengakui standar kecantikan yang sehat agar memberikan ruang nyaman bagi perempuan. Oleh karena itu pengguna TikTok memiliki peran yang sangat penting dalam mengubah norma kecantikan tidak sehat.
Filter konten memberikan kesempatan dan hak bagi pengguna untuk membangun standar kecantikan yang lebih mendukung, melahirkan perubahan positif dalam persepsi kita melihat tubuh dan kecantikan.
Aplikasi ini akan terus menerus memperbarui fiturnya demi mendukung kenyamanan pengguna, sehingga memberikan kesempatan besar bagi pengguna dalam mengubah dan mengatasi standar kecantikan yang tidak realistis.
Melalui edukasi dan eksplorasi tentang filter konten akan memberikan kemudahan untuk terciptanya persepsi positif akan fisik perempuan.
Oleh karena itu, pentingnya pemanfaatan fitur positif dan inisiatif pengguna dalam mengontrol konten dan mempublikasikan informasi yang membangun ruang nyaman bagi pandangan perempuan terhadap standar kecantikan.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Apa Itu Eco Beauty, Produk Kecantikan Alami untuk Dukung Eco Tourism Berkelanjutan
-
Link Send The Song Aman? Ini Cara Bikin Pesan Lagu yang Viral di TikTok
-
Viral di TikTok! Cara Kirim Pesan Rahasia Pakai Lagu Lewat Send the Song
-
Pendapatan Fantastis Fuji dari Endorse dan Konten Eksklusif, Pantas Tak Pelit Soal Makanan
-
Siapa Fajar Nugros? Soroti Kasus Gunawan Sadbor yang Ditangkap karena Konten TikTok
Kolom
-
Guru dan Masa Depan yang Dikorbankan: Refleksi Profesi yang Terabaikan
-
Soroti Pernyataan Mendikti, Alumni LPDP Tidak Harus Pulang, Setuju Tidak?
-
Menghargai Pekerjaannya, Menghargai Kebutuhannya: Realitas Gaji Guru
-
Indonesia dan Lunturnya Budaya Malu, dari "Jam Karet" hingga Korupsi
-
Simak! Ini Pentingnya Penguasaan Calistung dalam Pendidikan Dini
Terkini
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings