Saya yakin, kalian pernah melihat kata “fasilitas” yang tertulis di pamflet suatu acara. Entah pamfletnya nemu di grup WhatsApp, atau secara tak sengaja melihat story temannya. Setelah titik dua dari kata “fasilitas”, di sampingnya atau di bawahnya, mayoritas tertulis “sertifikat” dan “ilmu yang bermanfaat” kadang ada selingan kata “ilmu dan relasi”.
Sekilas, ketika dibaca memang tampak cemerlang. Sudah bakal dapat sertifikat, ilmu, bermanfaat pula.
Tapi eh tapi, saya bingung. Kenapa kudu pakai kata fasilitas, ya? Sebab, dengan menggunakan kata “fasilitas”, menurut saya, pilihan katanya jadi kurang pas. Kalau pakai kata “Benefit” (keuntungan), lebih padu kayaknya. Tapi, kita bahas dari kata “fasilitas” terlebih dahulu.
Apa itu fasilitas?
Dalam KBBI V, fasilitas memiliki arti sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan. Pemahamannya, kalau ada kata fasilitas, maka di sana suatu barang yang fungsinya demi kemudahan–untuk umum. Contoh, fasilitas umum: jalannya terpasang lampu penerangan jalan.
Nah, sekarang, ngomongin pamflet acaranya yang tertulis kata fasilitas. Maka jelas, jika fasilitas acaranya adalah sertifikat dan ilmu, jadinya ya kurang masuk akal, kalau dipikir-pikir.
Sebab, fasilitas itu adalah sarana. Apa itu sarana? Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Jadi, fasilitas itu seharusnya bukan sertifikat dan ilmu, ya~
Tetapi, fasilitas ya tempat acaranya. Misalkan, fasilitas: tempat duduk audiennya kursi empuk bukan kursi plastik. Ruangannya ber-AC. Adanya mic dan sound system sebagai pendukung agar audien lebih cermat mendengarkan penyampaian materi yang narasumber sampaikan. Hadirin diberi makanan atau cemilan agar tidak ngantuk, dan fasilitas lainnya agar acara itu terlaksana dengan baik wal nyaman.
Artinya apa? Jika fasilitasnya adalah sertifikat, maka sebelum acara dimulai dan agar nanti berlangsung dengan lancar, maka kita semacam perlu diberikan sertifikat terlebih dahulu. Sayangnya, dari pengalaman pribadi, sertifikat itu diberikan setelah acara selesai.
Lalu, ilmu yang bermanfaat. Sebelum acara dimulai, kita seakan wajib membawa bekal ilmu yang bermanfaat untuk disampaikan ke semua hadirin, agar acaranya berjalan sesuai harapan tanpa halangan. Kesannya, kita seakan mau menyampaikan hal-hal penting saja lewat mic juga macam pemantik terhadap sesama hadirin.
Nah, itulah yang saya maksud fasilitas: sertifikat dan ilmu, maknanya jadi kurang pas. Atau, memang sangat tidak pas? Eh, nggak usah kesindir gitu, lha.
Kenapa kata “fasilitas” banyak digunakan dalam pamflet acara?
Lalu, jika sudah begitu, kenapa masih banyak pamflet acara yang pembuatnya tanpa sungkan untuk menaruh kata “fasilitas”?
Saya sendiri nggak tahu pasti alasan dan penyebab utamanya bagaimana dan apa kok bisa terjadi. Tapi, kalau boleh memprediksi, ya karena hasil ikut-ikutan dari pamflet yang satu ke yang lainnya. Oleh karena itu, semakin banyak orang menggunakan kata “fasilitas” karena dinilai baik-baik saja.
Padahal, jika ditinjau makna persatuan dari kata “fasilitas” ke “sertifikat” dan “ilmu” mendapat pengertian yang kurang pas ketika dipahami lebih dalam. Seperti, sedalam-dalamnya lautan asmara, lebih dalam lagi cintaku padamu….preeetttt.
Lalu, kata apa yang pas?
Biasanya, di pamflet acara, hanya ada dua kata yang sering digunakan. Jika bukan “Fasilitas” maka “Benefit”. Pandangan pribadi, maka lebih pas memasukkan kata “benefit” aja.
Sebab, kata “benefit” berarti keuntungan atau manfaat yang didapat dari sesuatu. Sesuatu di sini, bukan dari perusahaan. Tapi acara. Maka, pas-nya menggunakan kata “benefit”, karena ketika selesai acara kita akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat, ilmu, relasi, senyum manis panitia dan jodoh bila beruntung. Begitu~
Jika misalkan pembaca yang ganteng-cantik ini punya pandangan lain, atau tetap bersikeras mendukung peletakan kata “fasilitas” dibanding “benefit” dalam pamflet acara, ya monggo. Tulisan ini akan saya akhiri dengan kalimat “mendahului kritikan Anda, saya ucapkan banyak terima gaji, eh terima kasih.”
Baca Juga
-
3 Hal yang Harus Diperhatikan oleh Pemilik Kedai Kopi agar Makin Laris
-
Mengenal Lebih dalam Olahraga Lari: Manfaat dan Strategi
-
4 Cara Melihat Orang Lain di Media Sosial agar Kamu Tidak Minder
-
Viral, Sinetron Azab Versi Mini Bawa Mayat Jatuh dari Keranda, Ngakak
-
4 Rekomendasi Toko Sarung di Shopee yang Harganya Sangat Bersahabat
Artikel Terkait
-
Melly Goeslaw Komisi Berapa? Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah saat Rapat DPR
-
Harapan Baru di Kampung Sanem, Asmat: Sekolah Baru untuk Semua Warga
-
Kompak Sentil Menteri, Pendidikan Melly Goeslaw Vs Rieke Diah Pitaloka Kontras
-
Dulu Menggebu-gebu Jadi Menteri, Jerome Polin Kini Fokus Berkontribusi untuk Pendidikan
-
Pentingnya Fasilitas Pendidikan Terintegrasi dengan Perumahan: Investasi Terbaik untuk Masa Depan
Kolom
-
Prabowo Subianto, Sebingkai Pesan Harapan yang Hendak Rakyat Titipkan
-
Thrifting: Gaya Hidup Hemat atau Ancaman Industri Lokal?
-
Thrifting: Gaya Hidup Hemat atau Ancaman Industri Lokal?
-
Tantangan Literasi di Era Pesatnya Teknologi Informasi
-
Tren Media Sosial dan Fenomena Enggan Menikah di Kalangan Anak Muda
Terkini
-
NCT Dream 'Flying Kiss', Lagu Ungkapan Perasaan Cinta Seindah Bunga
-
Alasan Laga Indonesia vs Jepang Diundur, demi Kondisi Terbaik Kedua Tim
-
Akhirnya! Jisoo BLACKPINK Dikabarkan Bakal Comeback Solo Akhir Tahun Ini
-
IVE Mencari Cinta Lewat Lagu Kolaborasi 'Supernova Love' feat. David Guetta
-
Ulasan Novel Negeri di Ujung Tanduk: Perjuangan Melawan Ketidakadilan