Adu domba dalam politik adalah taktik yang sering digunakan untuk memecah belah lawan politik atau memanipulasi opini publik demi keuntungan politik.
Taktik ini dapat memicu perpecahan yang berbahaya di antara kelompok masyarakat, partai politik (parpol), dan institusi lainnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para pejabat untuk bersikap bijak dan proaktif dalam menangani adu domba, guna menjaga stabilitas politik dan sosial negara.
Mengapa pejabat perlu bijak dalam menghadapi adu domba? Adu domba yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan perpecahan yang mendalam dan berdampak buruk pada ketertiban umum serta kestabilan politik.
Menurut hasil studi yang dipublikasikan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS), konflik yang dipicu oleh adu domba dapat menghambat proses demokrasi dan pembangunan ekonomi, serta memperburuk polarisasi di masyarakat.
Pejabat yang bijak dan netral dapat membantu meredakan ketegangan dan menjaga keharmonisan sosial.
Di dunia politik, berbagai aktor terlibat, termasuk parpol, rakyat, dan aparat keamanan. Parpol sering menjadi sasaran adu domba dalam upaya untuk melemahkan lawan politik dan memperoleh keuntungan elektoral.
Masyarakat sering kali menjadi korban manipulasi melalui penyebaran berita palsu atau provokasi. Selain itu, aparat keamanan kadang-kadang dimanfaatkan oleh aktor politik tertentu untuk memperkuat posisi mereka melalui tindakan yang tidak netral.
Adu domba dapat terjadi di berbagai level pemerintahan, baik di tingkat nasional maupun lokal. Di Indonesia, fenomena ini sering terlihat menjelang pemilihan umum, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Sebagai contoh, laporan dari International Crisis Group (ICG) mencatat bahwa menjelang Pemilu, adu domba dan kampanye hitam sering terjadi untuk memecah belah masyarakat berdasarkan etnis atau agama.
Kapan pejabat harus mulai mengambil tindakan bijak dalam menghadapi adu domba? Tindakan yang bijak perlu dilakukan segera setelah tanda-tanda adanya upaya adu domba mulai muncul. Ini mencakup upaya pencegahan melalui pendidikan politik yang baik, serta tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang mencoba memprovokasi perpecahan.
Menurut laporan dari Indonesian Institute of Sciences (LIPI), menangani adu domba sejak dini dengan dialog dan penegakan hukum yang adil dapat mencegah konflik berkembang lebih jauh.
Bagaimana seharusnya pejabat menyikapi adu domba? Pejabat harus mengedepankan pendekatan yang transparan dan inklusif, serta melibatkan semua pihak untuk mencari solusi yang adil.
Membangun komunikasi yang jujur dan terbuka dengan publik juga penting untuk mencegah penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan.
Selain itu, penguatan hukum dan penegakan aturan yang jelas terhadap penyebaran berita palsu atau provokasi politik bisa menjadi langkah penting dalam mengatasi adu domba. Dengan demikian, para pejabat dapat membantu menjaga stabilitas politik dan sosial yang berkelanjutan.
Dengan sikap bijak dan tindakan yang tepat, para pejabat dapat memainkan peran penting dalam mencegah adu domba menjadi ancaman serius bagi stabilitas nasional, sekaligus mempromosikan kerukunan dan harmoni dalam masyarakat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kalau Nggak Upload Instagram, Liburannya Nggak Sah?
-
Gen Z Lebih Pilih Sehat Mental Dibanding IPK Cumlaude, Salahkah?
-
Gen Alpha Beda dari Kita! Pola Asuh Zilenial Ubah Segalanya
-
Hormat Bukan Berarti Setuju! Gen Z dan Keberanian Berdialog
-
Ketika Karnaval Jadi Derita! Sound Horeg dan Dampak Nyata untuk Kesehatan
Artikel Terkait
-
Anies Mau Bikin Parpol usai Gagal Nyagub, Elite Golkar: Jangan Cuma Mau Kekuasaannya, tapi...
-
Gerakan Perubahan Makin Besar, Anies Baswedan Siap Dirikan Partai?
-
Peran Media dalam Politik: Membangun atau Menghancurkan Demokrasi?
-
Koar-koar Parpol Disandera Penguasa, Luluk PKB soal 'Nyanyian' Anies: Gak Mesti Harusnya Diusik-usik
-
Cara Cek Anggota Partai Politik Pakai NIK, Waspada Pencatutan!
Kolom
-
Drama Anggaran MBG: Tarik Ulur Purbaya dan Luhut
-
Pendidikan atau Pangan? Debat Pengalihan Anggaran yang Kian Panas
-
Generasi Z dan Karier Tanpa Tali: Kenapa Job-Hopping Jadi Strategi?
-
Bukan Sekadar Omon-Omon: Kiprah Menkeu Purbaya di Ekonomi Indonesia
-
BGN Tanpa Ahli Gizi: Komposisi Pimpinan yang Memicu Kritik
Terkini
-
Bikin Salfok Banget! 4 Ide Clean Outfit ala Lee Joo Ahn yang Simple
-
Jadi Sorotan, Cincin Lamaran El Rumi untuk Syifa Hadju Senilai Rp1 Miliar
-
Nggak Cuma Gol, Tapi Soul! AXIS Nation Cup 2025 Wadah Energi Generasi Juara
-
Reaksi Cuek Azizah Salsha Soal Perceraian, Siap Buka Hati untuk Orang Baru?
-
Chic dan Maskulin Sekaligus! 4 Ide OOTD ala Kim Woo Bin yang Bisa Disontek