Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Sherly Azizah
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat melintas di Jl Rasuna Said, Jakarta, Rabu (10/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Kamu pasti pernah dong, terjebak di kemacetan dan tiba-tiba suasana makin riuh dengan suara klakson yang bertubi-tubi? Momen macet memang sudah cukup bikin stres, tapi ditambah deretan klakson yang bunyinya seperti konser dadakan, rasanya makin pengen cepat-cepat kabur.

Fenomena nge-push klakson ini seakan jadi "senjata" utama sebagian pengendara ketika situasi nggak bergerak. Tapi, apa benar klakson yang terus dibunyikan itu efektif, atau malah cuma bikin suasana makin runyam?

Klakson sebenarnya dirancang buat jadi alat komunikasi antarpengendara. Fungsinya jelas, untuk memberikan peringatan atau sinyal dalam situasi darurat. Tapi yang sering terjadi di jalanan, klakson malah berubah jadi alat pelampiasan emosi.

Begitu kena macet, langsung nge-push klakson seakan-akan kendaraan di depan bisa terbang ngasih jalan. Padahal, kita semua tahu, kalau jalanan lagi penuh, mau dibunyikan seribu kali pun, kendaraan di depan nggak bakal bisa bergerak.

Secara empiris, membunyikan klakson berkali-kali saat macet nggak ada hubungannya dengan kelancaran lalu lintas. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan, kebisingan yang dihasilkan klakson berlebihan justru meningkatkan level stres dan tekanan darah pengendara lain.

Alih-alih bikin jalan lebih lancar, klakson tanpa henti malah bisa bikin kepala pusing dan suasana makin nggak nyaman. Jadi, siapa sebenarnya yang diuntungkan dari kebiasaan ini?

Pertanyaannya, kenapa banyak pengendara tetap nge-push klakson meski tahu nggak ada efeknya? Jawabannya mungkin sederhana: frustrasi. Macet yang nggak kunjung selesai, ditambah panasnya suasana jalan, bikin emosi gampang tersulut.

Klakson akhirnya jadi "pelampiasan murah" buat meluapkan rasa kesal, walau dampaknya nggak ada. Bagi sebagian orang, klakson seakan jadi cara untuk berteriak tanpa perlu membuka mulut. Tapi apakah itu solusi? Tentu saja tidak.

Solusinya sebenarnya simpel, tapi sering diabaikan: sabar. Dalam situasi macet, nggak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu. Daripada nge-push klakson yang cuma bikin suasana makin tegang, lebih baik mengalihkan fokus ke hal yang lebih produktif.

Misalnya, mendengarkan musik atau podcast favorit. Peran pemerintah dan aparat juga penting di sini. Regulasi soal kebisingan klakson harus ditegakkan lebih serius, supaya kebiasaan buruk ini nggak terus-terusan terjadi.

Pada akhirnya, kita semua harus sadar kalau jalan raya adalah ruang publik yang harus digunakan dengan tertib dan saling menghormati. Kebiasaan nge-push klakson saat macet jelas nggak membantu, malah bikin suasana makin nggak nyaman.

Daripada sibuk membunyikan klakson, lebih baik kita belajar untuk lebih tenang dan sabar. Macet memang nggak bisa dihindari, tapi stres dan kebisingan klakson berlebihan, itu jelas bisa kita kendalikan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Sherly Azizah