Buah jatuh tak dari pohonnya, peribahasa ini mungkin sudah akrab di telinga kita. Peribahasa ini memiliki makna, anak biasanya akan meniru atau tidak jauh berbeda dengan orang tuanya.
Sehingga wajar bila anak memiliki paras, sifat, kesukaan, hingga gesture yang serupa dengan orang tuanya. Namun sayang, tidak semua hal yang dimiliki orang tua bisa diturunkan pada anaknya. Seperti misalnya kesuksesan.
Dalam hal ini kita juga mungkin sering melihat orang tua yang sukses tapi anaknya tidak sukses. Sehingga si anak akan terus dibayang-bayangi, dibandingkan, hingga dituntut untuk bisa serupa dengan pencapaian orang tuanya.
Bahkan sejak belia, si anak pasti sudah sering mendengar kalimat, "nanti mau nerusin pekerjaan ayah/ibu?".
Sehingga sebagian orang tua terkadang memaksa anaknya untuk bisa mengikuti jejak mereka dengan dalih demi masa depan anak atau demi menjaga nama baik kekuarga.
Padahal, masing-masing individu memiliki kapasitas dan rezeki yang berbeda. Sama seperti kesuksesan, keberuntungan juga tak bisa diwariskan orang tua pada anaknya. Sehingga ada anak yang walau sudah berusaha sekeras apa pun tapi dia belum bisa minimal setara dengan kesuksesan orang tuanya.
Sehingga kondisi ini mungkin membuat anak tidak nyaman. Tertekan, terus didikte, terus dibandingkan, bahkan mungkin mendapat kekerasan verbal hingga fisik karena mereka dituntut untuk melalukan sesuatu di luar kapasitas mereka.
Di sisi lain, dalam beberapa kasus si anak mungkin memiliki cita-cita yang berbeda dengan orang tuanya. Sehingga saat dipaksa melakukan hal yang bukan mimpinya, mereka tidak bisa all out dan kurang maksimal walau sudah mengerahkan seluruh tenaga yang dimiliki.
Jadi mulai sekarang mungkin para orang tua harus berbenah dengan cara parenting mereka sebelum terlambat. Tidak ada salahnya memulai lagi dari awal untuk membangun komunikasi yang hangat dengan anak.
Coba bicara dari hati ke hati, apa yang sebenarnya disukai dan menjadi mimpi si buah hati. Dengan mengetahui minat dan bakat anak sejak dini tentu tumbuh kembangnya bisa lebih optimal. Karena masing-masing anak memiliki kapasitas, mimpi, rezeki, dan keberuntungan yang berbeda. Sehingga dalam beberapa hal rasanya tidak adil bila dibanding-bandingkan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Gaming hingga Ngonten, 4 HP POCO RAM 8GB Termurah Mulai Rp 1 Jutaan
-
3 HP Realme RAM 12 GB Mulai Rp2 Jutaan, Gesit Buka Banyak Aplikasi Sekaligus
-
Lancar Main Roblox hingga Nugas, 4 Rekomendasi Tablet Mulai Rp1,9 Jutaan
-
Bukan Sekadar 5 Lawan 5, Ada Misi Besar di Lapangan Futsal Axis Nation Cup
-
Tiap Tim Memang Punya Strategi Formasi Futsal yang Berbeda
Artikel Terkait
-
Apa Itu Koin Jagat? Lagi Viral Banget di Media Sosial dan Diburu Anak Muda
-
Perjalanan Hidup 16 Sahabat Nabi dalam Buku Anak-Anak Muda Kader Rasulullah
-
Tanda-tanda Anak-anak Terpapar Virus HMPV yang Harus Diwaspadai, Terdeteksi di Indonesia!
-
Ciri-ciri Orang Tua Durhaka Menurut Islam, Nikita Mirzani Ibunda Lolly Termasuk?
-
Enaknya Jadi Teman Anak Inul Daratista, Main ke Rumah Disuguhi Omakase Salmon hingga Wagyu
Kolom
-
Pacaran: Topik yang Tak Pernah Lolos di Ruang Tamu
-
Meme Bahlil Dilaporkan, Warganet: Siap-Siap Satu Indonesia Masuk Penjara
-
Pandai Minta Maaf, tapi Nggak Pandai Berubah, Cermin Budaya Kita?
-
Tumbuh dengan Parenting VOC, Ternyata Tidak Seburuk Itu
-
Refleksi Hari Santri: Tantangan Pesantren Meneguhkan Integritas Pendidikan
Terkini
-
Rayakan 26 Tahun Anime One Piece, Toei Animation Luncurkan Hadiah Spesial
-
4 Eye Cream Korea Bakuchiol dengan Formula Lebih Lembut Atasi Mata Panda
-
Suho EXO Siapkan Lagu Spesial Musim Dingin Hasil Kolaborasi dengan KIXO
-
Girl Crush Alert! 4 OOTD Hitam ala Yeri Red Velvet yang Effortless Keren
-
Museum Louvre Dibobol Siang Bolong! 5 Fakta Perampokan 7 Menit yang Bikin Prancis Gempar