Scroll untuk membaca artikel
Siswanto | Siswanto
Pasar batu cincin (Solihin)

Foto berikut ini menunjukkan sejumlah warga tengah melihat-lihat bahan batu cincin, black oval, yang dijual secara eceran di Kemayoran, Jakarta Pusat. Foto saya ambil saat saya jalan-jalan ke sana. Konon, black oval yang dijual di pertigaan Jalan Angkasa Dalam II ini dipasok dari Kalimaya, Provinsi Banten.

Ada aktivitas seperti itu di daerah ini sebenarnya baru-baru ini saja. Setiap hari, warga, terutama kaum lelaki, datang untuk memilih-milih bahan batu cincin. Harganya sangat bervariasi, satu buah bahan paling murah Rp5 ribu. Tapi kalau pintar melobi pedagangnya, Rp5 ribu bisa dapat dua atau tiga buah bahan. Ada juga bahan mata cincin yang mahal harganya, bisa mencapai ratusan ribu.

Ibu-ibu setempat sering melontarkan keheranannya kepada aktivitas bapak-bapak di daerah ini. Apa yang menarik dari batu kasar warna hitam itu, sampai mereka rela berjam-jam nongkrong hanya untuk melihat-lihat batu di ember.

Bapak-bapak sering pusing sendiri bila mendengar keheranan yang dilontarkan para ibu. Mereka pusing bukan karena apa-apa. Mereka pening karena menganggap ibu-ibu itu sulit mengerti hobi orang mengoleksi batu cincin.

Konon, black oval yang sudah 'jadi' harganya bisa jutaan. 'Jadi' maksudnya di sini adalah batu tersebut sudah memunculkan semacam panorama-panorama tertentu di dalamnya. Dan panorama ini biasanya hanya bisa ditangkap dan dinikmati oleh para pecinta batu.

Sebenarnya masih banyak cerita menarik tentang aktivitas pasar batu cincin di Kemayoran, tapi akan saya ceritakan secara bertahap. Ikuti terus cerita dari saya yaaa....

Dikirim oleh Solihin Sari, Purwakarta

Punya cerita atau foto menarik? Mari berbagi dan kirimkan ke email: yoursay@suara.com

Array