Salah satu destinasi wisata di Yogyakarta yang sohor di dunia adalah Jalan Malioboro. Kalau siang hari, jalanan ini sangat ramai lalu lalang wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
Di dua sisi jalan tersebut, banyak sekali makanan, pakaian, pernak pernik tentang Yogya, termasuk kendaraan khas Yogya, delman. Di sana juga banyak sekali hotel, kemudian ada gedung DPRD, restoran cepat saji, juga gedung-gedung tua.
Wisatawan datang ke sana ada yang sekedar untuk jalan-jalan, ada juga yang berbelanja. Sisi jalan yang paling ramai adalah di kanan kalau dari arah Stasiun Tugu. Untuk jalan kaki saja, susah minta ampun. Kita harus berdesak-desakan dengan pejalan kaki lainnya.
Maklum di sepanjang jalan sisi kanan, banyak sekali pedagang. Sepanjang jalan itu juga terdiri dari toko-toko, bahkan mal.
Di balik popularitas Jalan Malioboro, sesungguhnya ada yang membuat sebagian wisatawan kecewa. Sebagian pakaian maupun pernak-pernik yang dijual jelek mutunya, padahal para pedagang sangat tinggi melabeli harganya.
Saya pernah punya pengalaman, beli celana di Jalan Malioboro. Harganya mahal untuk ukuran celana yang jahitannya saja tidak rapi seperti itu. Tapi setelah saya tawar cukup lama, akhirnya pedagang mau melepaskannya.
Saya pikir celananya awet. Ternyata perkiraan saya meleset. Baru saya pakai beberapa jam, jahitan celana pendek tersebut gampang sekali sobek. hahaha...
Begitu juga dengan kaos, hati-hatilah kalau memilih. Ada kaos yang jelek sekali mutunya. Selain jahitannya tidak rapu, warnanya gampang sekali luntur.
Andaikata semua pedagang memperhatikan mutu dagangan mereka, pasti Malioboro akan sangat keren. Orang akan selalu mengenangnya secara positif.
Jalan Malioboro yang terkenal itu, menurut pengamatan saya, sebenarnya jelek secara penataan. Bayangkan saja, di sisi kiri kalau dari arah Stasiun Tugu, di sebagian besar trotoarnya dipakai untuk parkir sepeda motor. Pejalan kaki tentu saja sangat terganggu dengan itu.
Seandainya trotoar tersebut bebas parkir kendaraan roda dua, pasti pejalan kaki merasa jauh lebih nyaman, tidak harus minggir-minggir kalau ada sepeda motor mau parkir atau mau masuk parkir.
Memang patut disayangkan. Tapi bagaimana lagi. Malioboro... Malioboro... Kalau siang atau hari libur, macetnya juga sudah seperti di Jakarta.
Dikirim oleh Srintil, Sleman
Anda memiliki berita atau foto menarik? Silakan kirim ke email: yoursay@suara.com
Baca Juga
-
RIIZE Siap Bangkitkan Jiwa Menari Semua Orang di Lagu Comeback Bertajuk Fly Up
-
Adu Spek Infinix NOTE 50 dan Infinix HOT 50, Mana yang Lebih Memikat?
-
Performa Nadeo Argawinata Puaskan Pelatih Borneo FC, OTW Dipanggil Timnas Indonesia?
-
Kemenag Karanganyar Borong Juara dalam Ajang Penyuluh Agama Islam Award Jateng 2025
-
Thom Haye, Eliano Reijnders dan Indonesian Connection yang Berakhir dengan Sia-Sia
Artikel Terkait
-
Rumah Mewah Atalarik Syach Disita! Sengketa Tanah Berujung Eksekusi Paksa
-
Transjabodetabek Rute Blok M-Alam Sutera Diserbu Penumpang, Pramono: Akhir Pekan Tembus 3.500 Orang
-
Indonesia Siap Ikut Aktif Bila Diminta jadi Juru Damai Perang India-Pakistan
-
Didenda Rp 200 Juta, PSS Sleman Titip Pesan ke Suporter Jelang Lawan Persija
-
Persib Bandung Ogah Leha-leha, Bojan Hodak: Kalah, Kehilangan Hormat!
Lifestyle
-
Adu Spek Infinix NOTE 50 dan Infinix HOT 50, Mana yang Lebih Memikat?
-
5 Hairdo Simpel ala Shin Hayoung, Tampak Anggun Tanpa Ribet!
-
Bisikan Kegelapan! Mengapa Gen Z Terpikat Podcast Horor seperti Morbid?
-
Tampil Kasual Chic dan Stylish ala Suho EXO, Ini 4 Ide Outfit Hariannya!
-
Vivo V40 5G Usung Fitur Artificial Intelligence dan Layar AMOLED Full HD+
Terkini
-
RIIZE Siap Bangkitkan Jiwa Menari Semua Orang di Lagu Comeback Bertajuk Fly Up
-
Performa Nadeo Argawinata Puaskan Pelatih Borneo FC, OTW Dipanggil Timnas Indonesia?
-
Kemenag Karanganyar Borong Juara dalam Ajang Penyuluh Agama Islam Award Jateng 2025
-
Thom Haye, Eliano Reijnders dan Indonesian Connection yang Berakhir dengan Sia-Sia
-
6 Rekomendasi Drama China Genre Romance yang Dibintangi Mantan Member R1SE