Keberadaan sosial media membawa dampak signifikan terhadap dunia parenting. Salah satunya adalah muncul istilah baru, yaitu sharenting yang dikemukakan oleh The Wall Street Journal pada tahun 2012 lalu. Istilah sharenting pertama kali didefinisikan dalam Collins Dictionary sebagai sebuah praktik membagikan informasi mendetail tentang anak yang dilakukan orang tua secara regular di media sosial.
Fenomena sharenting merupakan hal yang wajar dilakukan oleh para orang tua untuk mengabadikan momen si kecil yang tak terlupakan. Tidak sedikit influencer atau selebgram di Indonesia sering mengunggah aktivitas anak-anaknya di sosial media untuk sekedar berbagi info atau tips mengenai parenting.
Fenomena sharenting tentu dapat memudahkan para mama milenial dalam memperoleh informasi dan tips mengenai sharenting atau hanya sekadar membagikan momen si kecil kepada publik. Namun perlu diketahui fenomena ini ternyata juga memberikan dampak terhadap kehidupan si kecil.
Karena fenomena sharenting telah menjadi sebuah lifestyle yang berkembang pesat di kalangan orang tua, fenomena ini kemudian menjadi subjek penelitian banyak pihak. Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui dampak dari fenomena sharenting yang ada. Walaupun belum banyak hasil yang dicapai mengenai sharenting, ada sejumlah fakta menarik mengenai fenomena sharenting, yaitu:
- Dibanding Ayah, Ibu lebih bersemangat dalam melakukan sharenting
- Orang tua membagikan foto-foto anaknya untuk mendapat pengakuan bahwa mereka melakukan tugasnya dengan baik.
- Rata-rata orang tua memposting 1.500 foto anak mereka sebelum mereka berumur 5 tahun.
- 80 persen anak di bawah usia dua tahun di seluruh dunia telah memiliki jejak digital
- Lebih dari 90 persen anak-anak di Amerika Serikat telah memiliki social media presence ketika berumur 2 tahun.
- Sebanyak 92 persen bayi di Amerika Serikat ada di media sosial dalam waktu 24 jam pertama kehidupannya.
Para orang tua milenial harus lebih berhati-hati ketika ingin membagikan momen si kecil di sosial media. Selain memberikan dampak positif, ternyata fenomena sharenting juga dianggap membuat si kecil menjadi rentan terhadap tindak kriminalitas siber. Berbagai konten dari sharenting ini bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu, para orang tua disarankan untuk lebih bijak ketika ingin memilih konten si kecil yang ingin diunggah ke sosial media untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Penulis Adalah Mahasiswa Semester 1 Program Studi Hubungan Masyarakat Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Filosofi Tongkrongan: Saring Pikiran Biar Gak Jadi Ujaran Kebencian
-
Review Film Pinjam 100 The Movie: Perjuangan, Tawa, dan Salam dari Binjai
-
Lindungi Otak Si Kecil dari Kernikterus: Panduan Lengkap untuk Orang Tua
-
Scroll Tanpa Tujuan: Apakah Kita Sedang Menjadi Generasi Tanpa Fokus?
-
Mengenal Kopino, Anak-anak dari Ibu Filipina Korban Pria Korea Selatan
Lifestyle
-
4 Ide OOTD Trendi dan Simpel ala Jinsoul ARTMS, Stylish Tanpa Ribet!
-
Ada Presentasi di Kelas? Ini 5 Tips Jitu dari Angga Fuja Widiana
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Taemin Buka Suara Soal Rumor Kencan dengan Noze, Minta Fans Tetap Percaya