Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Latifah
Ilustrasi anak bermain (pexels/@cottonbro)

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada anak yang memang supel, mudah sekali bergaul dengan teman-temannya serta tidak takut dengan orang yang masih asing. Namun, ada pula anak yang butuh waktu lama sampai ia benar-benar bisa bersosialisasi dengan orang yang baru saja dikenal.

Walaupun tak ada yang salah dengan karakter tersebut, orang tua sering kali khawatir jika sifat pemalunya ini akan membuat ia kesulitan bersosialisasi di masa depan.

Supaya si kecil tumbuh menjadi anak pemberani, beberapa cara dapat ayah bunda lakukan.

1. Jangan melabeli anak

Hindari melabeli anak dengan kata “pemalu”. Label tersebut akan melekat, membuat anak merasa ada yang salah dalam dirinya sehingga bisa semakin menurunkan rasa percaya diri.

Sama halnya saat orang-orang di sekelilingnya menyebut si kecil pemalu. Ayah bunda harus proaktif membuat anak memiliki pandangan positif terkait dirinya, misalnya dengan mengatakan “adik harus pemanasan dulu, nanti juga dia akan ikutan main dengan gembira bersama teman-temannya”.

Jika si kecil merasa gugup atau takut, sebaiknya berikan ia perhatian misalnya dengan mengatakan “bunda ngerti kok adik merasa gugup, karena ini kan hari pertama ya”. Lambat laun, dengan semakin banyak masukan positif kepada dirinya, ia pun akan tumbuh menjadi anak yang lebih berani.

2. Hindari mengabaikan perasaan anak

Maksudnya mungkin baik, ingin mendorong anak jadi pemberani. Misalnya dengan mengatakan “Kamu kan anak lelaki, berani dong. Masa pemalu”. Cara demikian membuat anak merasa bahwa apa yang ia rasakan hanya halusinasinya semata. Ini membuat anak jadi bingung dan cemas.

Saat orang tua mengakui apa yang dirasakan anak dan tetap mendukungnya, akan tumbuh rasa aman dalam dirinya, membuatnya lebih bisa mengontrol emosi dan jadi lebih percaya diri.

3. Melakukan persiapan lebih matang

Cara lain agar anak tidak takut dan gugup adalah dengan memberinya kesempatan untuk mengenali lingkungannya terlebih dahulu. Misalnya saat hari pertama sekolah, datanglah lebih awal sehingga si kecil sudah familiar dengan sekolahnya, sebelum ia bertemu orang-orang yang baru dikenal.

Atau saat hendak menghadiri acara keluarga. Sebelum datang, ayah bunda sudah berikan gambaran kepada si kecil, di sana akan ada siapa aja. Misalnya, “Nanti dek, di sana ada tante Evy yang waktu itu kasih mobil-mobilan ke adek, terus ada lagi Maryam dan Liam, yang waktu itu seru banget main sama adek. Adek senang kan bertemu dengan mereka?”.

4. Hindari membandingkan anak

Meski maksudnya baik untuk memotivasi anak, membanding-bandingkan anak bukanlah cara yang benar. Alih-alih anak termotivasi, malah membuat rasa percaya dirinya semakin turun.

5. Berikan contoh langsung

Anak-anak akan belajar dari mencontoh perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama orang tua. Karena itu, berikan teladan bagaimana ayah bunda bersikap terhadap orang lain supaya si kecil bisa menirunya.

Misalnya, bersikap ramah terhadap orang lain saat berpapasan, memperkenalkan diri kepada orang baru, memberikan pujian kepada teman, atau berterima kasih atas waktu atau bantuan yang sudah diberikan orang sekitar.

6. Berikan si kecil pujian

Saat si kecil berhasil menunjukkan sikap beraninya, beri ia pujian. Misalnya, “Ayah bangga dengan adek. Walaupun adek gugup, tapi adek tadi berani menyapa teman baru”. Pujian seperti ini akan semakin memotivasi dirinya untuk bersikap berani.

Melaksanakan langkah-langkah di atas memang membutuhkan kesabaran. Tapi dengan konsistensi, si kecil kesayangan pun akan tumbuh jadi pribadi pemberani. Selamat mencoba.

Latifah