Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | C Novita Edy
Ilustrasi topi (unsplash/palon)

Topi adalah aksesoris yang kerap dipilih kaum pria untuk menghindari panas, atau sekedar menambah rasa percaya diri dan melengkapi fashion yang dikenakan. Akan tetapi, ada kekhawatiran yang melanda para pengguna topi garis keras bahwa kebiasaan tersebut bisa memicu kebotakan. Benarkah demikian?

Faktanya, memang banyak pria yang mengalami masalah kerontokan rambut atau kebotakan yang memilih memakai topi untuk menutupi bagian tubuh mereka tersebut. Selain agar kulit kepala tetap terasa sejuk, ada nilai tambah yang mereka dapatkan dengan memakai topi pada sisi penampilan.

Topi akan membuat pemakainya terlihat lebih muda, dan modis tentu saja. Lalu apakah ada hubungannya kebotakan dan kebiasaan memakai topi?

Menurut Dr Alan Bauman, seperti dilansir laman Huffington Post, kebotakan umumnya terjadi pada pria disebabkan oleh masalah hormon.

Androgenic alopecia atau pola kebotakan rambut pada pria, disebabkan oleh sebuah kerusakan folikel rambut yang sensitif terhadap hormon DHT.

"Pengecilan yang terus terjadi pada follikel rambut yang sensitif terhadap hormon dihydrotestosterone (DHT), kerusakan produk pada hormon testosteron pria," ungkapnya.

Pengecilan atau miniaturisasi folikel ini bisa dialami oleh sebagian kaum pria karena masalah turunan. Biasanya proses tersebut mulai terjadi sesudah pubertas.

Akibat proses pengecilan folikel rambut tersebut, maka rambut tumbuh makin tipis, pendek, berkurang pigmennya, dan berlanjut pada penipisan volume di area tertentu. Umumnya pria mengalami kebotakan dimulai dari bagian ubun-ubun, tambah Bauman.

Dilansir laman Men’s Journal, penggunaan topi tidak mempengaruhi kebotakan. Untuk mencegah wajah dan kulit kepala terkena sinar matahari langsung, topi malah dianjurkan.

Memakai aksesoris topi selain tampak lebih keren, juga bisa membantu menghindarkan dari penyakit akibat paparan sinar UV matahari.

C Novita Edy