Perkembangan industri hiburan di Korea terus mengalami kemajuan pesat yang pengaruhnya sampai ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Bahkan beberapa televisi swasta di Indonesia juga ikut serta menayangkan serial drama korea.
Selama pandemi, drama Korea semakin digandrungi oleh semua kalangan masyarakat. Mulai dari anak muda sampai orangtua pun ikut menonton drama Korea. Selain itu, banyak sekali bermunculan penggemar-penggemar baru yang bukan dari kalangan kpopers.
Penggemar yang baru ini awalnya tidak menyukai drama Korea tetapi karena terbawa arus saat pandemi, saaat aktivitas semua orang dialihkan di rumah tentu menimbulkan efek jenuh bagi masyarakat. Hal ini yang mungkin menurut saya, menyebabkan mereka beralih menjadi penggemar drama Korea.
Saya pun mengakui bahwa drama Korea dikemas dengan sangat apik. Mulai dari pemainnya, bahkan sampai fashion yang dikenakan para pemain pun betul-betul diperhatikan dengan sangat detail, alur cerita yang sangat menarik, serta sinematografi yang sangat memanjakan mata tentu menjadi faktor masyarakat gemar menonton drama Korea.
Drama Korea yang semakin digandrungi ini tentu menimbulkan banyak efek di kalangan masyarakat, seperti munculnya fenomena Hallyu. Hallyu atau Korean Wave merupakan kondisi ketika budaya Korea tersebar dalam kehidupan sehari-hari melalui dunia hiburan seperti halnya industri musik dan drama.
Hal ini terlihat dari banyaknya konten-konten yang dibuat masyarakat di TikTok seperti halnya konten berbusana ala drama Korea. Salah satunya adalah konten yang diunggah oleh Raveena Fiarani di akun TikTok miliknya dengan caption "Korean Drama Work Outfit Ideas".
Dari video Tiktok tersebut terlihat Raveena berbusana kantor mengikuti busana yang dikenakan di drama Start Up, What's Wrong with Secretary Kim, dan drama lainnya. Bukan hanya budaya berbusana saja yang gemar diikuti, melainkan skincare Korea pun sekarang menjadi laris dibeli oleh masyarakat.
Begitu pula halnya dengan makanan Korea yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat, seperti tteokboki, jajangmyeon, gimbap, dan yang lainnya. Masyarakat pun banyak sekali yang mulai membuka bisnis Korean Food.
Dilihat dari fenomena di atas, dapat dikaitkan dengan teori kultivasi. Salah satu teori komunikasi masa ini melihat adanya efek yang muncul karena adanya kontak antara penonton dan televisi.
Kontak tersebut dapat membentuk persepsi masyarakat yang kemudian membentuk budaya baru. Hal ini yang membuktikan bahwa Korean Wave semakin berkembang karena demam drama Korea yang tak kunjung reda.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Deretan Drama Korea Action Terbaik, Pacu Adrenalin dan Ketegangan
-
Deretan Drama Korea Bona WJSN, Terbaru Jadi Dukun di The Haunted Palace
-
Spring of Youth: Kisah Mahasiswa, Musik, dan Mimpi yang Tayang Mei Ini!
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Baru Tayang Raih Rating Tinggi, 5 Alasan The Haunted Palace Wajib Ditonton!
Lifestyle
-
4 Ide OOTD Trendi dan Simpel ala Jinsoul ARTMS, Stylish Tanpa Ribet!
-
Ada Presentasi di Kelas? Ini 5 Tips Jitu dari Angga Fuja Widiana
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Miliki 2 Modal Besar untuk Permalukan Arab Saudi
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan