Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Melynda Dwi Puspita
Ilustrasi pantai. (Pexels)

Siapa yang sudah rindu berlibur? Selama pandemi berlangsung, segala aktivitas telah dibatasi termasuk liburan. Selain dilarang, banyak tempat wisata yang ditutup untuk mencegah kerumunan dan mengakibatkan peningkatan penyebaran virus COVID-19. Alhasil banyak orang yang harus pasrah hingga frustasi, karena kebutuhan akan menyegarkan pikiran termasuk berdarma wisata harus ditunda.

Menyadur Suara.com, berdasarkan survei yang dilaksanakan RedDoorz pada Desember 2020 lalu, 53,3% penduduk Indonesia merasa ingin dan siap liburan setelah pandemi di tahun 2021. Masyarakat Indonesia berharap mal, wahana wisata, dan tempat wisata alam segera dibuka. Salah satunya wisata pantai yang dinantikan untuk kembali segera dirilis. 

Saat berwisata di pantai, tujuan mayoritas banyak orang hanyalah umtuk bersenang-senang semata. Hingga segelintir orang abai dengan aturan tidak tertulis saat mengunjungi pantai. Oleh karena itu, perlu diketahui apa-apa saja yang seharusnya tidak dilakukan ketika berada di pantai. 

1. Membuang Sampah Sembarangan

Ketika berkunjung ke pantai, seringkali pengunjung membawa bekal dan makanan ringan. Di beberapa tempat wisata terpencil yang masih sepi, biasanya tidak disediakan tempat sampah. Alhasil banyak pengunjung yang dengan sengaja membuang sampah bungkus makanannya ke pasir, bahkan hingga ke laut. Sebab masih banyak oknum yang menganggap lautan sebagai tempat pembuangan akhir sampah.

Seperti data dari International Coastal Cleanup (ICC), jumlah sampah di lautan mencapai 10 juta kilogram pada tahun 2019. Riset yang dilakukan Institute of Environmental Science and Technology - Universitat Autònoma de Barcelona (ICTA-UAB) pada tahun 2017 menyatakan bahwa 65% sampah di lautan merupakan dampak dari pariwisata.

Jenis sampah yang dihasilkan oleh wisata didominasi oleh puntung rokok. Oleh karena itu, apabila tidak menemukan tempat sampah di pantai, lebih baik simpan dan bawa dulu sampah keluar dari lokasi wisata. Kemudian buang pada tempat wisata terdekat atau ketika tiba di rumah.

2. Berfoto di Samping Pulau Karang

Pulau karang menjadi salah satu spot foto favorit para pengunjung. Sayangnya berdiri di bawah, atas, atau samping batu karang memiliki risiko sangat tinggi. Batu-batu karang di pantai secara alami berfungsi memecah ombak yang besar. Ombak di sekitar pulau karang cenderung sangat tinggi. Tidak jarang banyak korban yang terseret ombak karena kurang waspada saat berada pada pulau karang.

Seperti yang terjadi pada 6 mahasiswa, mereka harus meregang nyawa karena berselfie di pulau karang. Keenamnya menjadi korban keganasan ombak di Pantai Batu Bengkung Malang, pada Mei 2021 lalu. Hingga tiga diantaranya dinyatakan hilang. Oleh sebab itu, lebih baik hindari mendekati batu karang. Karena masih banyak spot di pantai yang instagrammable.

3. Memaksa Berenang Padahal Tidak Memiliki Keahlian

Berenang di laut tidak sama dengan di kolam renang yang diketahui kedalaman airnya. Selain itu, tidak di semua tempat wisata pantai terdapat penjaga pantai. Banyak tantangan yang menghandang ketika hendak berenang di pantai. Selain ancaman ombak tinggi, air laut yang terlihat tenang terkadang menghasilkan arus sangat deras.

Apabila masih nekat ingin berenang di laut, usahakan tidak jauh-jauh dari bibir pantai. Gunakanlah pelampung dan berenang dalam kelompok. Supaya jika terjadi hal yang tidak diinginkan, anggota rombongan akan menyadari kejanggalan dan bisa segera meminta pertolongan.

4. Mendekati Rip Current

Rip current adalah arus pecah yang ada di lautan. Ciri-ciri rip current ialah bagian tertentu di air laut nampak tenang. Sementara di sekelilingnya terdapat jalur ombak. Rip current ini dapat ditemukan di Pantai Balekambang, Malang.

Mengapa rip current berbahaya? Karena apabila dilihat dengan mata telanjang, kawasan rip current terlihat tenang dan tidak berbahaya karena tidak ada ombak. Tetapi nyatanya, arus rip current mengalir sangat kuat. Banyak pengunjung yang terkecoh dan berenang di wilayah rip current hingga akhirnya terbawa arus ke tengah lautan.

Jika terlanjur terbawa rip current, usahakan tenang dan jangan berenang melawan arus. Sebab arus akan membawa pengunjung semakin menjauh dari pantai dan semakin menguras energi. Lebih baik berenang ke arah samping untuk terhindar dari rip current.

5. Memakai Sunscreen yang Mengandung Octinoxate

Sunscreen (tabir surya) menjadi item penting yang harus dibawa ketika berkunjung ke pantai. Karena tabir surya berfungsi menangkal radikal bebas akibat sinar UV, mencegah kulit terbakar akibat sengatan sinar matahari (sun burn), dan mencegah penuaan dini.

Sayangnya, beberapa kandungan tabir surya berbahaya bagi kelangsungan hidup terumbu karang. Selain octinoxate, ada juga oxybenzone, 4-methylbenzylidene camphor, dan butylparaben yang diketahui juga berefek negatif terhadap terumbu karang.

Kandungan bahan tersebut dapat menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) hingga kematian karang. Oleh sebab itu, gunakanlah tabir surya dengan label reef-safe.

6. Mengambil Flora dan Fauna

Siapa yang tidak gemas dengan karakter Patrick Star dalam serial kartun Spongebob Squarepants? Tidak jarang ketika bermain di pantai atau sekedar snorkeling, pengunjung yang beruntung akan bertemu dengan si bintang laut ini. Karena wujudnya sangat lucu, banyak orang yang hendak membawanya pulang sebagai oleh-oleh.

Ingatlah bahwa bintang laut termasuk hewan air yang akan mati saat dibawa ke darat. Lebih baik cukup nikmati suasana alam daripada merusaknya. Jika menginginkan oleh-oleh seperti kulit kerang-kerangan, belilah cinderamata di toko di sekitar pantai yang tersedia.

7. Menginjak Terumbu Karang

Karang merupakan jenis hewan laut yang rentan dengan kerusakan hingga kematian. Beberapa orang awan yang menyelam di sekitar karang tidak sadar telah menyebabkan kerusakan. Kegiatan memegang hingga menginjak dapat mengakibatkan karang menjadi stress. Oleh karena itu, jika ingin menengok terumbu karang lebih dekat, cukup dilihat tanpa disentuh.

Demikian aturan tidak tertulis yang sebaiknya diketahui wisatawan sebelum berkunjung ke pantai. Mari menjadi wisatawan cerdas, karena jika kita mampu menjaga alam maka keberadaanya akan tetap lestari dan tetap indah. 

Melynda Dwi Puspita