Arus perkembangan industri makanan dan minuman (beverage) tidak akan pernah surut seiring dengan bertambahnya populasi manusia. Tidak sekadar menyajikan makanan yang enak di lidah dan hanya mengenyangkan, sebuah perusahaan harus menyakinkan konsumennya bahwa produk yang diproduksi aman bagi kesehatan. Proses pemeriksaan produk pangan sebelum didistribusikan ke tangan pelanggan harus melewati serangkaian pemeriksaan yang melibatkan divisi Quality Control (QC).
Pekerjaan sebagai staf Quality Control menjadi salah satu impian bagi para mahasiswa jurusan pangan. Ketika lulus kuliah, banyak fresh graduate yang berusaha mencari pekerjaan sebagai QC di bidang pangan. Sayangnya, impian tak akan menjadi nyata apabila hanya berbekal ilmu yang didapatkan dari kuliah saja. Sehingga, perlu sekali untuk mendalami hal-hal yang berbau pangan seperti GMP dan HACCP sebelum terjun ke dunia pangan. Mari kita ulas lebih mendalam terkait training GMP dan HACCP.
Apa Itu Quality Control (QC)?
Quality Control atau QC merupakan salah satu bagian dari departemen manajemen kualitas produk. QC berfokus memenuhi produk yang sesuai dengan syarat mutu. Singkatnya, QC akan melakukan kegiatan operasional untuk menerapkan prosedur kerja atau biasa disebut operator. QC harus menjamin mulai dari penerimaan bahan baku hingga proses penyimpanan produk jadi sesuai SOP (standard operational procedure).
QC akan menginspeksi kegiatan dari proses produksi hingga pengemasan. Ibarat seorang mandor, QC harus tahu letak kesalahan yang mungkin terjadi di tengah-tengah proses. QC berhak menentukan proses produksi dapat berjalan terus atau tidak. Alhasil, keahlian teknis adalah kriteria wajib yang harus dimiliki seorang QC. QC akan mudah dijumpai di ruangan produksi hingga laboratorium.
Apa Itu GMP dan HACCP Pada Industri Pangan?
Good Manufacturing Practice (GMP) adalah aturan atau sistem manajemen produksi yang berisi persyaratan mutu dan keamanan pangan. Ibarat sebuah tiang, GMP menjadi pondasi yang mencakup pedoman-pedoman produksi. GMP akan mengatur prosedur, komposisi bahan, identitas produk, kualitas, keaslian, bahkan tata kelola mesin. Penerapan GMP dapat menjamin produk bebas bahan beracun, membangun kepercayaan konsumen, hingga meningkatkan citra perusahaan.
Sementara Hazards Analysis Critical Control Point (HACCP) ialah sistem analisis risiko bahaya dan pengendalian titik kritis. HACCP akan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan kemungkinan ancaman keamanan pangan yang muncul. Sehingga, HACCP bisa mendeteksi bahaya sebagai upaya pencegahan dan pengendalian terjadinya kesalahan.
Di Indonesia sendiri, telah diatur tentang keamanan pangan melalui UU No. 18 Tahun 2012. Keamanan pangan tersebut mencakup penyelenggaraan produksi pangan yang aman, bermutu, higienis, dan bahkan menjaga kehalalannya untuk agama tertentu. Bahan pangan harus dipastikan terbebas dari cemaran organisme biologi dan residu kimia. Sehingga dalam proses pembuatan bahan pangan yang berkualitas, harus ada panduan-panduan yang beberapa di antaranya adalah GMP dan HACCP.
Apa Manfaat Mengikuti Training GMP dan HACCP?
Setelah dijelaskan sebelumnya, bahwa seorang QC harus paham betul mengenai prosedural produksi bahan pangan. Sehingga, biasanya dalam proses rekrutmen staf QC, meminta calon pekerja untuk setidaknya memahami GMP dan HACCP. Walaupun masih fresh graduate yang belum berpengalaman, pengetahuan GMP dan HACCP bisa diperoleh melalui proses training semacam workshop berbayar.
Harga yang dibebankan untuk sekali proses training mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Selain memperoleh sertifikat yang bisa digunakan sebagai dokumen pendukung saat melamar pekerjaan, training GMP dan HACCP biasanya dibimbing langsung oleh QC level senior bahkan manajerial. Sehingga, tidak usah diragukan lagi kapabilitas dan keprofesionalannya.
Setelah mengikuti training GMP dan HACCP, peserta akan lebih mampu membedakan ruang lingkup di antara keduanya. Dalam proses training, biasanya juga terdiri dari beberapa materi lain misalnya SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures), ISO (The International Organization for Standardization), dan FSSC (Food Safety System Certification) 22000. Sehingga, penerapan sanitasi yang berhubungan dengan pengolahan dan kebersihan juga akan mampu dipahami oleh peserta.
Itulah sekilas tentang training GMP dan HACCP yang sebaiknya diikuti oleh kamu yang ingin bekerja sebagai QC di perusahaan makanan. Yuk, mulai sekarang nabung agar bisa mewujudkan impian untuk training dan menjadi seorang QC.
Baca Juga
-
Bukan Hanya Soal Kedewasaan, 5 Alasan Sebaiknya Jangan Sering Update Status
-
Hidup Semakin Hemat, 5 Peralatan yang Wajib Dimiliki Anak Kos
-
Sebelum Kuliah, Ketahui 4 Jenis Tugas yang Biasa Dikerjakan Mahasiswa
-
5 Buku yang Wajib Kamu Baca Ketika Memasuki Fase Quarter Life Crisis
-
Healing Jadi Mudah, 5 Alasan Mahasiswa Harus Memilih Kuliah di Malang
Artikel Terkait
-
8 Pelatihan Soft Skill yang Paling Penting untuk Karyawan
-
Kawasan Wakaf Pertanian Produktif Dompet Dhuafa
-
Dukung Ketahanan Pangan, Yasa Artha Trimanunggal Akuisisi SAM Air
-
Tips Menghindari Kesalahan karena Tidak Memperhatikan Detail Penting
-
Kontroversi Food Estate Merauke: Calon Kepala Daerah Dukung, Warga Menolak
Ulasan
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
Pedasnya Nendang, Icip Kuliner Cabe Ijo yang Bikin Ketagihan di Kota Jambi
-
Semangat Menggapai Cita-Cita dalam Buku Mimpi yang Harus Aku Kejar
-
Novel Dia Adalah Kakakku, Perjuangan Seorang Kakak Mewujudkan Cita-Cita Adiknya
-
4 Rekomendasi Novel Inspiratif untuk Menemani Proses Perbaikan Diri
Terkini
-
Dari Kelas Berbagi, Kampung Halaman Bangkitkan Remaja Negeri
-
4 Gaya OOTD Simpel ala Seohyun SNSD, Tetap Fashionable untuk Hangout!
-
3 Pemain Debutan yang Dipanggil STY ke Timnas untuk AFF Cup, Siapa Saja?
-
Yoursay Talk Unlocking New Opportunity: Tips dan Trik Lolos Beasiswa di Luar Negeri!
-
4 Rekomendasi Outfit Kasual ala Momo TWICE yang Cocok untuk Hari-Hari Santaimu