
Perbedaan karakter di antara pasangan memang wajar jika kemudian memicu pertengkaran. Sisi positifnya, saat keduanya sudah bisa saling memahami, akan muncul toleransi atas sikap dan sifat masing-masing. Meskipun begitu, terkadang perlu ada ketegasan untuk tidak terlalu mudah menoleransi sifat pasangan, seperti cara melampiaskan emosi, hingga cenderung temperamen.
Hal ini penting, sebab sifat temperamental justru akan lebih banyak memberi dampak negatif hingga berujung pada toxic relathionship.
Berikut ini beberapa tanda dari sifat temperamental yang tidak perlu ditoleransi dalam sebuah hubungan asmara.
1. Mudah mengucapkan kata-kata kasar

Saat diliputi amarah, seringkali orang jadi kesulitan mengendalikan emosi negatifnya. Bahkan, terkadang ada yang sampai melontarkan kata-kata kasar, termasuk pada pasangan. Perilaku seperti ini seharusnya tidak boleh dibiarkan atau bahkan dimaklumi sekalipun, demi keberlangsungan hubungan asmara.
Jika tidak, akan semakin banyak kata-kata kasar yang terasa mudah diucapkan olehnya. Parahnya lagi, saat pasangan terbiasa berkata kasar, akan tinggi pula risiko dirimu mendapat perlakuan yang kasar juga.
2. Mudah main tangan
Baik pria atau wanita, sikap main tangan tetap tidak bisa dibenarkan, terlebih jika dilakukan saat sedang emosi. Pasangan tidak layak menjadi objek kekerasan, sefatal apa pun kesalahannya. Lebih dari itu, sebuah hubungan yang terjalin atas dasar cinta, seharusnya diimbangi dengan perasaan ingin melindungi, dan bukan malah menyakiti.
3. Suka menyimpan dendam
Setiap pasangan pasti pernah melakukan kesalahan, baik yang disengaja atau tidak. Memaafkan dan introspeksi diri menjadi cara terbaik untuk mempertahankan hubungan tersebut, agar tumbuh menjadi lebih dewasa.
Sayangnya, beberapa orang terkadang sulit memaafkan kesalahan pasangannya dan justru memilih untuk membalas dengan perlakuan yang sama. Jika masih menyimpan dendam dan terus membalas, kita tidak akan dapat meraih kebahagiaan bersama pasangan sekalipun masih saling cinta.
4. Salah sedikit langsung marah
Tidak semua masalah atau kesalahan pasangan harus ditanggapi dengan amarah. Jika pasanganmu mudah tersulut emosinya seperti ini, kalian hanya akan sering bertengkar dan bukannya saling menghargai.
Komentar dengan nada tinggi akan sering didengar, hingga hanya kemarahan saja yang akan muncul saat kalian berkomunikasi. Jangan pernah memaklumi sikap semacam ini, kecuali ada niat dan bukti nyata untuk mulai mengubah sikap.
5. Merasa hanya dirinya yang paling benar
Terus berdebat dengan pasangan yang selalu merasa benar adalah perbuatan sia-sia. Dia tidak akan pernah mau menerima ketika ditunjukkan kesalahan yang telah diperbuat. Bahkan seringkali dia justru berbalik menyalahkanmu dan terus mencari pembenaran diri.
Sayangnya, kebanyakan pasangan akan memilih untuk mengalah dengan dalih tidak ingin memperpanjang masalah. Keputusan besar harus diambil dalam kondisi seperti ini. Jika mampu, bertahanlah. Jika tidak, segera akhiri.
Itu tadi beberapa sifat temperamental yang tidak perlu ditoleransi dalam sebuah hubungan. Kalau gak ingin berlarut-larut dalam kebahagiaan semu, harus berani tegas, ya.
Tag
Baca Juga
-
Li-Ning dan Yonex Kompak Rebutan An Se Young, Tawarkan Kontrak Fantastis!
-
Peran Jung Il Woo, Jung In Sun, dan Yoon Hyun Min di Drama Splendid Days
-
Oh Yeon Seo dan Choi Jin Hyuk Bakal Bintangi Drama Korea Positively Yours
-
4 Momen yang Ciptakan Ending Sempurna di Drama Korea "Second Shot At Love"
-
3 Alasan Kamu Harus Nonton Drama Korea Terbaru bertajuk Head Over Heels
Artikel Terkait
Lifestyle
-
4 Exfoliating Toner Glycolic Acid Atasi Bruntusan dan Tekstur Kulit Kasar
-
4 Rekomendasi Tablet 1 Jutaan Terbaik 2025: Layar Lebar, Baterai Jumbo
-
4 Kipas Mini Portabel Angin Kencang Mulai Rp100 Ribuan, Dijamin Anti-Gerah!
-
4 Sheet Mask Anti Aging Bikin Kulit Awet Muda Harga Pelajar, Rp15 Ribu!
-
6 Ide Outfit Stylish ala Cassandra Lee, Anti Mati Gaya saat Hangout!
Terkini
-
4 List Drama Korea yang Mirip Our Unwritten Seoul, Cocok untuk Self-Healing
-
Jakarta Terlalu Panas? Warga Punya Jawaban Sendiri: Sulap Lahan Kosong Jadi Kebun Vertikal
-
Dari Sahabat Pena ke Chatbot AI: Bagaimana Teknologi Mengubah Cara Kita Berteman?
-
Karakteristik Schadenfreude dalam Psikologi Massa Sound Horeg
-
Kisah Affandi Koesoema, Dari Poster Film Menjadi Maestro Lukis