Emily Henry kembali memikat pembaca lewat "Funny Story", sebuah novel romance yang memadukan emosi, humor, dan perjalanan penyembuhan diri. Kisah ini dibalut dengan kehangatan khas Henry, menghadirkan karakter-karakter yang terasa hidup, dialog yang cerdas, serta situasi yang relatable, membuat pembaca mudah tenggelam ke dalam alurnya.
Novel ini mengisahkan Daphne, seorang pustakawan yang hidupnya berubah drastis ketika tunangannya, Peter, memutuskan hubungan demi wanita lain, Petra, sahabat masa kecilnya sendiri. Merasa hancur dan kehilangan arah, Daphne terpaksa tinggal bersama seorang pria bernama Miles Nowak, mantan kekasih Petra, yang sama-sama merasakan sakit akibat pengkhianatan pasangan masing-masing. Awalnya, keduanya adalah orang asing dengan luka emosional yang sama, namun keadaan memaksa mereka untuk berbagi ruang dan secara perlahan membangun koneksi.
Salah satu kekuatan utama "Funny Story" adalah dinamika antara Daphne dan Miles. Henry mengembangkan hubungan mereka dengan tempo yang tepat, tidak terburu-buru, namun tetap memunculkan chemistry yang memikat. Pada awalnya, interaksi mereka penuh canggung dan sarkasme, namun semakin lama, terselip kehangatan dan saling pengertian. Dari percakapan singkat di dapur hingga momen-momen hening yang sarat makna, pembaca bisa merasakan perkembangan emosional yang otentik.
Emily Henry juga menyajikan narasi dengan sentuhan humor yang segar, tanpa mengurangi kedalaman cerita. Situasi-situasi kocak seperti kesalahpahaman sehari-hari atau komentar spontan yang mengundang tawa membuat pembaca merasa terhibur. Namun, di balik itu, terdapat tema serius tentang kehilangan, proses move on, dan menemukan kembali diri sendiri. Daphne bukan hanya berusaha melupakan Peter, tetapi juga belajar memahami apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidup dan hubungan.
Latar cerita yang berada di sebuah kota kecil di tepi danau memberi nuansa hangat dan intim pada keseluruhan narasi. Setting ini tidak hanya menjadi latar fisik, tetapi juga simbol perjalanan karakter, dari kekacauan batin menuju ketenangan. Emily Henry memanfaatkannya dengan detail yang kaya, membuat pembaca seolah dapat merasakan semilir angin, aroma kopi dari kedai setempat, hingga suasana hangat komunitas kecil tersebut.
Karakter Daphne digambarkan sebagai sosok yang awalnya rapuh, namun perlahan tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Perkembangannya terasa natural dan relatable, ia tidak tiba-tiba menjadi sosok sempurna, melainkan melalui proses jatuh bangun. Miles, di sisi lain, memiliki pesona khas yang membuatnya menarik, sedikit berantakan, penuh humor, namun diam-diam menyimpan ketulusan. Perpaduan sifat ini menciptakan hubungan yang manis sekaligus realistis.
Henry juga pandai mengangkat tema-tema universal seperti pengkhianatan, kepercayaan, dan arti rumah. Melalui hubungan Daphne dan Miles, novel ini menunjukkan bahwa keluarga tidak selalu berarti darah, dan rumah tidak selalu tempat, melainkan orang yang membuat kita merasa diterima sepenuhnya.
Gaya penulisan Emily Henry dalam "Funny Story" tetap konsisten dengan karya-karya sebelumnya, narasi orang pertama yang intim, dialog yang tajam, dan deskripsi yang menghidupkan suasana. Setiap percakapan terasa organik, seperti mendengarkan dua teman berbicara di depan kita. Ada keseimbangan antara momen-momen ringan yang membuat tersenyum dan momen-momen emosional yang menyentuh hati.
Secara keseluruhan, "Funny Story" adalah novel yang memadukan romansa, humor, dan perjalanan penyembuhan dengan indah. Kisahnya mengajak pembaca untuk percaya bahwa meski hati pernah hancur, ada peluang untuk menemukan cinta dan kebahagiaan yang lebih tulus. Dengan karakter yang kuat, dialog yang memikat, dan alur yang hangat, novel ini cocok bagi pembaca yang menyukai romance yang realistis namun tetap penuh harapan.
Bagi penggemar Emily Henry maupun pembaca baru, "Funny Story" menawarkan kisah yang memuaskan, sebuah pengingat bahwa dari kisah sedih pun, bisa lahir cerita yang lucu, hangat, dan penuh cinta.
Identitas Buku
Judul: Funny Story
Penulis: Emily Henry
Penerbit: Berkley
Tanggal Terbit: 23 April 2024
Tebal: 400 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel The Game is Murder: Perjalanan Memecahkan Misteri di Tahun 1974
-
Ulasan Novel Nine Month Contract: Hubungan Kontrak yang Tumbuh Menjadi Cinta
-
Ulasan Novel Party of Liars: Pesta Ulang Tahun yang Berubah Menjadi Tragedi
-
Ulasan Novel The Red Letter: Surat Merah dan Rangkaian Pembunuhan Berantai
-
Ulasan Novel The Last Bookshop: Kekuatan Buku yang Mengubah Hidup dan Takdir
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel The Game is Murder: Perjalanan Memecahkan Misteri di Tahun 1974
-
Novel Sang Penyusup (Only Daughter), Thriller Psikologis Penuh Jebakan
-
Ulasan Novel Novella About Us: Akhir yang Indah pada Halaman Cerita
-
Ulasan Novel Nine Month Contract: Hubungan Kontrak yang Tumbuh Menjadi Cinta
-
Novel Pasar Gubahan Kuntowijoyo: Menilik Kuasa di Dalam Pasar
Ulasan
-
Segar, Menyantap Somtam Thailand Kuah Asam di Raules Cafe & Resto
-
Review Film Weapons: Horor Non-Linear dengan Atmosfer Super Mencekam
-
Santap Sambal Mangga dan Bebek Gurih di Dapur Makcik, Bikin Ketagihan
-
Ulasan Novel The Game is Murder: Perjalanan Memecahkan Misteri di Tahun 1974
-
Novel Sang Penyusup (Only Daughter), Thriller Psikologis Penuh Jebakan
Terkini
-
4 Look Jalan-Jalan ala Leeseo IVE yang Bikin Gaya OOTD Makin Fashionable!
-
Sinopsis City of Desire, Drama China Dibintangi Wu Xiu Bo dan Angelababy
-
Generasi Z, UMKM, dan Era Digital: Kolaborasi yang Bikin Bisnis Naik Level
-
2 Alasan Jay Idzes Bakal Jadi Andalan Sassuolo Meski Harus Bersaing dengan Banyak Nama
-
Bergenre Rock, Chanyeol EXO Ungkap Pesan Kuat di Lagu Terbaru Bertajuk Upside Down