Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Dita Permata Aulia
Ilustrasi siswa SMP. (Antara/FB Anggoro)

Kalian tahu gak, sih, apa itu kesehatan mental yang sedang banyak dibicarakan saat ini? Kesehatan mental adalah suatu kondisi kesehatan yang berkaitan dengan aspek mental dan emosional seseorang. The World Federation For Mental Health menjelaskan bahwa kesehatan mental sebagai satu keadaan yang mengedepankan nilai dan tujuan perkembangan individu terutama dalam hal emosi, fisik atau intelektual, dan tidak berbanding terbalik dalam artian tidak menyeleweng dan tidak mengganggu lingkungan. 

Menurut data terbaru dari Survei Kehidupan Berkeluarga Indonesia (IFLS-5) menunjukkan bahwa gejala depresi di Indonesia pada remaja perempuan terjadi sebesar 32% dan 26,6% pada remaja laki-laki. Dengan begitu, diperlukan adanya pencegahan untuk menghindari peningkatan gejala depresi pada remaja di Indonesia. 

Nah, perlu diketahui kesehatan mental ternyata dapat diterapkan disemua unit kehidupan sosial, salah satunya adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua yang mempengaruhi perkembangan siswa setelah orang tua. Sekolah tidak hanya berperan dalam perkembangan secara intelektual namun juga berperan dalam perkembangan mental dan emosi bagi siswa. 

Berkaitan dengan kesehatan mental dilingkungan sekolah, banyak, loh, hal-hal yang bisa mengganggu kesehatan mental siswa. Apa saja, sih? Nah, contohnya adalah stres akademik seperti kesulitan belajar, keinginan siswa untuk mendapatkan nilai yang tinggi, perasaan cemas saat akan melakukan ujian, tugas yang menumpuk, dan ketidakmampuan siswa untuk mengatur waktu belajar mereka menjadi beberapa faktor yang bisa mengganggu kesehatan mental siswa (Ifdil & Bariyyah, 2015).

Selain itu, hubungan sosial yang tidak baik di sekolah juga menyumbang ketidaksehatan mental bagi siswa (Maslihah, 2011). Siswa yang kurang memiliki hubungan sosial yang baik dengan siswa lainnya ataupun dengan guru cenderung merasa terkucilkan dan tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Bahkan tidak jarang anak yang penyendiri dan tidak mampu menjalin hubungan sosial yang baik di lingkungan sekolah menjadi target perundungan atau bullying oleh siswa lain di sekolahnya ataupun menjadi siswa yang diabaikan. 

Oleh karena itu, perlunya anggota lingkungan sekolah menjadi pendukung untuk menjaga dan melindungi kesehatan mental siswa. Yuk, mari kita bahas satu-satu mengenai apa saja yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental siswa sebagai anggota lingkungan sekolah!

1. Peran Staf Guru

Ternyata bukan hanya guru BK aja, loh, yang mempunyai peran dalam memantau kesehatan mental siswa, namun seluruh staf guru juga harus mengambil perannya dalam memantau kesehatan mental siswa. Guru yang baik adalah guru yang dapat memahami keterbatasan siswa dan masalah mengenai psikologis siswa. Dengan memahami masalah siswa, guru dapat mendengarkan keluhan dan masalah belajar siswa, serta tidak memaksakan tugas di luar kemampuan siswa.

2. Peran Siswa

Tahukah kamu? Pada umumnya masalah yang sering terjadi pada siswa adalah perundungan yang disebabkan perbedaan fisik maupun keadaan ekonomi dari lingkungannya. Biasanya perundungan sering terjadi dikalangan siswa berupa olokan, penghinaan hingga pemukulan. Dalam lingkungan sekolah kasus perundungan banyak dilakukan oleh siswa yang menganggap dirinya kuat atau superior dibandingkan dengan korban. Sehingga dampak yang akan dialami oleh korban adalah menarik diri dari lingkungan sosial, depresi, dan bunuh diri. Hal ini menunjukkan bahwa sikap dan perilaku yang diberikan oleh teman sebaya sangat mempengaruhi kesehatan mental siswa lain.

Jika adanya perbedaan fisik (cacat) ataupun keadaan ekonomi di lingkungan pertemanan tidak seharusnya siswa merendahkan siswa lain dengan menganggap dirinya kuat dan tidak terkalahkan. Bahkan parahnya sampai memukul siswa lain yang dapat menimbulkan cidera fisik ataupun pembunuhan tanpa menyentuh karena perilakunya. Sudah seharusnya dalam pertemanan yang sehat tidak ada saling merendahkan dan merasa lebih baik satu sama lain dan perilaku yang seharusnya dilakukan ketika kita mengetahui titik lemah teman kita adalah mendukung, menolong, dan memberikan semangat. 

3. Peran Penjaga Sekolah 

Penjaga sekolah juga berperan, ya? Iya, penjaga sekolah juga berperan dalam menjaga dan melindungi kesehatan mental siswa di sekolah, seperti membantu melerai perundungan dan pertengkaran yang terjadi disekolah agar mental siswa lain tidak terancam, menjaga sikap dan perkataan pada siswa, seperti; tidak bercanda berlebihan pada siswa, dan tidak mengolok-olok fisik atau kepribadian siswa. 

4. Peran Ibu Kantin/Pedagang di Sekolah

Apakah Ibu Kantin atau para pedagang di sekolah dapat ikut berperan untuk kesehatan mental para siswa di sekolah? Jawabannya adalah iya! Bagaimana bisa? Kantin sekolah dan pedagang sekolah merupakan tempat pengganti penyedia makanan dan minuman, sehingga diharapkan kantin dan para pedagang menjual makanan sehat dan bergizi yang dapat meningkatkan kesehatan para siswa di sekolahnya.

Sejalan dengan Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan kesehatan di semua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya.

Nah, dari penjelasan diatas kita jadi tau yah bahwa setiap anggota di lingkungan sekolah mempunyai peran masing-masing dalam menjaga kesehatan mental siswa di sekolah. Dengan adanya partisipasi warga sekolah dalam menjaga kesehatan mental siswa, maka diharapkan siswa dapat memiliki kesehatan mental yang baik dengan belajar di lingkungan yang sehat.

Dalam menjaga kesehatan mental siswa, seluruh pihak yang ada di lingkungan sekolah dapat berperan aktif dalam merealisasikannya. Guru beserta staf nya memiliki peran utama dalam menjaga kesehatan siswanya di sekolah, mereka bukan hanya mengajar, tetapi mereka juga bisa memberikan bimbingan konseling serta memberikan arahan kepada tindakan yang benar. Para siswa dapat membantu siswa yang lainnya dengan cara tidak merundung sesama siswa. Lalu penjaga sekolah dapat berperan melerai pertengkaran dan perundungan di kalangan siswa. Terakhir, ibu kantin atau pedagang di area sekolah dapat berperan menjaga kesehatan mental para siswa dengan cara menjual makanan yang bergizi bagi para siswa.

Anisa B., Dita P.A., Nada I.P., Rahmatia F. G., Reygitha A., Salma I. A., Salsabila T.

Dita Permata Aulia

Baca Juga