Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dea Nabila Putri
Ilustrasi media sosial [Pexels]

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti sudah tidak asing dengan istilah netizen. Ya, netizen adalah orang-orang yang berselancar di media sosial dan kerap kali dikaitkan dengan suatu fenomena. Mulai dari kontroversi, konspirasi, hingga jenis berita hangat lainnya juga lekat dengan netizen.

Tak jarang, netizen berpengaruh besar terhadap orang-orang yang berkecimpung di media sosial seperti public figure, selebgram, influencer, dan pekerja seni lainnya. Sebagai orang yang memiliki fasilitas untuk berselancar di media sosial, kita sebaiknya memiliki integritas serta komitmen untuk menjaga kedamaian dengan menjunjung tinggi etika di media sosial.

Hal ini diperlukan agar kita tidak dipengaruhi oleh hal buruk yang terjadi dalam menggunakan media sosial sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, contohnya pelanggaran UU ITE. Lalu, apa saja etika yang diperlukan sebagai netizen? Simak penjelasannya.

1. Menjunjung tinggi kemanusiaan

Kita harus menyadari bahwa orang-orang yang berpengaruh di media sosial adalah manusia biasa. Apapun yang dilakukan oleh mereka sudah ada resiko tersendiri sehingga besar kemungkinan untuk mereka melakukan kesalahan. Namun, hal tersebut tidak menjadi alasan kita untuk menghina bahkan melakukan bullying terhadap mereka. Rasa kemanusiaan harus bisa dilibatkan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

2. Memahami posisi di media sosial

Sebagai seorang netizen, kita harus memahami bahwa kita layak menerima informasi dalam bentuk apapun sesuai yang kita inginkan. Jika kita tidak menyukai sesuatu, hendaknya kita bisa mengabaikan informasi tersebut atau sekadar menekan tombol tidak suka, jika ada dibandingkan membuat suatu kegaduhan dengan memberikan opini buruk di media sosial. Ingatlah bahwa jejak digital sangat berpengaruh di era sekarang bahkan bisa sampai memengaruhi dunia pekerjaan ataupun keluarga.

3. Membagikan opini dari orang yang ahli di bidangnya

Tidak semua orang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang sama. Oleh karena itu, dalam memahami suatu informasi, akan lebih baik jika informasi tersebut dikemukakan oleh orang yang ahli di bidang tersebut. Walau mungkin ada kesalahan dalam penyampaian informasi, setidaknya mereka yang ahli bisa lebih mempertanggungjawabkan opini yang dikemukakan dengan latar belakang dalam keahlian khusus.

4. Memberikan citra individu yang baik

Citra individu yang baik di media sosial akan mendatangkan banyak hal yang baik juga. Bukan soal pencitraan, melainkan bagaimana kita bisa menyampaikan opini dengan baik, atau mengomentari opini orang lain dengan data maupun penyampaian yang mudah diterima. 

5. Refleksi media sosial di dunia nyata

Kita sering menemui netizen netizen yang sering beropini dengan kata-kata yang kasar atau buruk. Ketahuilah bahwa media sosial akan merefleksikan cerminan diri seseorang di dunia nyata. Jika di media sosial saja seorang netizen bisa berkata buruk tanpa memikirkan dampat negatifnya, apalagi jika hal tersebut terjadi di dunia nyata. Bukan hanya itu, etika dan sifat yang kita miliki juga dapat dilihat melalui media sosial lewat materi atau konten yang kita unggah di media sosial. 

Menjadi netizen mungkin hal yang mudah. Namun, dalam penerapannya, banyak peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang harus dipatuhi. Dengan menerapkan netiquette di atas, kita bisa berselancar di media sosial tanpa risau akan dampak negatifnya. Tingkatkan literasi tentang etika bermedia sosial ya!

Dea Nabila Putri