Edisi ketujuh turnamen pramusim Piala Presiden 2025 secara resmi dibuka. Menyadur laman Suara.com (6/7/2025), pertarungan antara dua klub dari dua negara kuat Asia Tenggara, yakni Persib Bandung dari Indonesia dan Port FC dari Thailand, menjadi laga pembuka di ajang yang diikuti oleh 6 klub tersebut.
Dari laman yang sama diinformasikan, pertarungan antara Persib Bandung melawan Port FC ini berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Minggu (6/7/2025). Meskipun secara resmi turnamen ini baru dibuka di malam harinya sebelum pertandingan antara Oxford United melawan tim Liga Indonesia All Stars, namun pertarungan di Bandung tersebut tetap berlabel sebagai pertandingan pembuka untuk turnamen ini.
Namun sayangnya, pada pertandingan perdana kedua kesebelasan tersebut, Persib Bandung akhirnya gagal merengkuh poin pasca ditumbangkan sang lawan. Laman match report Piala Presiden 2025 menuliskan tim Maung Bandung yang bertindak sebagai tuan rumah, harus terkapar dua gol tanpa balas di laga tersebut melalui gol yang dilesakkan oleh Bordin Phala di menit ke-45+2 dan Peeradol Chamratsamee melalui titik penalti di menit ke-68.
Bukan hanya melahirkan kekalahan bagi Persib Bandung, kekalahan yang diberikan oleh Port FC ini juga memunculkan sebuah ironi tersendiri terkait dengan kualitas persepakbolaan Indonesia saat ini.
Bagaimana tidak, dua tim yang bertemu di pertandingan pembuka ini sendiri sejatinya memiliki reputasi yang cukup berbeda di dalam negeri masing-masing, khususnya pada edisi terakhir kompetisi terakhir yang mereka jalani.
Seperti kita ketahui bersama, Persib Bandung adalah sang Raja Terakhir di kompetisi sepak bola levele tertinggi di tanah air. Mereka adalah juara Liga 1 Indonesia musim 2024/2025, yang merupakan kompetisi paling bergengsi di tanah air, dengan catatan yang tak bisa dipandang biasa-biasa saja.
Menyadur laman resmi Liga 1 Indonesia, yakni ligaindonesiabaru.com, Persib Bandung sendiri merengkuh gelar sebagai kampiun tertinggi di kompetisi sepak bola Indonesia dengan catatan yang cukup impresif.
Sepanjang musim, dari 34 laga, mereka hanya kalah sebanyak 3 kali saja dan mengemas 69 poin di akhir musim. Kumpulan poin tersebut juga terpaut 8 mata dari klub peringkat kedua, Dewa United yang hanya bisa mengemas 61 poin selama satu musim.
Bukan hanya itu, kekalahan 3 laga yang mereka rasakan, juga menjadi yang paling sedikit, dan terpaut lebih dari dua kali lipat dari tim lain yang mana minimal mereka kalah hingga 7 kali di musim kemarin. Dan hal itu masih ditopang dengan lesakan 60 gol, yang menjadikan mereka sebagai tim paling produktif kedua di Liga 1 Indonesia musim lalu, di bawah Dewa United yang mampu mendentumkan 65 gol di sepanjang guliran kompetisi.
Namun, segala catatan statistik yang manis tersebut seolah tak ada faedahnya sama sekali saat berjumpa dengan Port FC, yang "hanya" salah satu klub medioker di pentas kompetisi Liga Thailand.
Sebagai catatan, menyadur laman thaileague.com, Port FC di musim lalu bukanlah kandidat utama untuk menjadi juara di kompetisi liga Negeri Gajah Putih. Dibandingkan dengan Buriram United, Bangkok United atau bahkan Muangthong, Port FC ini masih dapat dikatakan kalah populer dan kalah kualitas untuk diplot menjadi juara di liga.
Ibarat kata, Port FC ini adalah tim semenjana di Liga Thailand, yang mana semenjak gelar terakhir mereka di Liga Thailand mtahun 2019 lalu, mereka lebih sering meramaikan papan tengah klasemen. Dan di musim terakhir kemarin, mereka hanya finish di posisi ke-5 klasemen akhir, dan gagal lolos ke AFC Champions League Two.
Dan ini adalah sebuah ironisme tersendiri bagi persepakbolaan kita. Persib Bandung yang berstatus sebagai juara liga, bermain di kandang sendiri, berstatus sebagai tuan rumah, bermain di depan pendukung sendiri, harus bertekuk lutut atas Port FC yang tak lebih merupakan tim tengah-tengah di persepakbolaan Thailand.
Baca Juga
-
Penambahan Kuota Pemain Asing, dan Makin Terpinggirkannya Talenta Indonesia di Rumah Sendiri
-
Soroti Kebijakan Baru PSSI, Media Vietnam: Mengejutkan dan Mencekik Pemain Lokal!
-
Dua Pemain ASEAN yang Pernah Bertanding Lawan Mendiang Diogo Jota, Siapa yang Bisa Mengalahkan?
-
Ikat Kontrak dengan Persija, Jordi Amat Bersiap Akhiri Karier Profesional di Negara Leluhur?
-
Kepindahan Struick ke Liga Indonesia, dan Ketakutan Bakal Melekatnya Nasib Pemain Terdahulu
Artikel Terkait
-
Rita Butar Butar: Profil dan Fakta Menarik Diva Legendaris yang Disorot di Piala Presiden 2025
-
Gebyar Piala Presiden 2025: Hiburan Fantastis, Tiket Gratis dan Banjir Hadiah
-
Oxford United Menang Telak 6-3, Liga Indonesia All Star Punya Banyak PR?
-
Piala Presiden 2025: Saat Duo Tamu Undangan Mengacak-Acak Kehormatan Tim Tuan Rumah
-
Selamat Tinggal Marselino Ferdinan Bisa Pamit setelah Piala Presiden 2025, Pelatih Kasih 2 Opsi
Hobi
-
Sulit Atasi Masalah Sampai Seri ke-10, Pecco Bagnaia Minta Maaf ke Ducati
-
Imbangi Arema FC, Liga Indonesia All Star Masih Terpuruk di Dasar Klasemen
-
Tak Bisa Terpuruk Lebih Lama, Fabio Quartararo Bakal Pindah ke Tim Mana?
-
Nioh 3 Siap Rilis 2026, Hadirkan Gaya Baru dan Dunia yang Lebih Terbuka
-
Klub Liga 1 Bisa Diperkuat 11 Pemain Asing, Ancaman bagi Talenta Lokal?
Terkini
-
4 Kipas Mini Portabel Angin Kencang Mulai Rp100 Ribuan, Dijamin Anti-Gerah!
-
4 Sheet Mask Anti Aging Bikin Kulit Awet Muda Harga Pelajar, Rp15 Ribu!
-
Sutradara Ungkap Sempat Ingin Beri Happy Ending di Squid Game 3
-
Ulasan Buku Safety at Home: Panduan Praktis untuk Hidup Lebih Aman
-
Ulasan Buku Wabi Sabi: Filosofi Jepang Menyikapi Hidup Tak Sesuai Rencana