Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Novan Harya Salaka
Ilustrasi Pernikahan (Unsplash: Annie Spratt (@anniespratt)/haryasalaka)

Kehidupan pasca pernikahan bisa jadi sangat menantang hingga menuntut perubahan baik dari pihak suami maupun istri. Mengutip dari Brides, beberapa hal menakjubkan dan yang tak terduga dapat terjadi bahkan sejak minggu pertama pernikahan. Mulai dari emosi yang naik-turun, pertengkaran, merencanakan berbagai hal dengan pasangan, bahkan pikiran untuk bercerai.

Meski banyak hal dapat terjadi, Rose Alexander dalam Everyday Health menjelaskan bahwa cara terbaik memahami pernikahan adalah melihatnya sebagai rangkaian fase-fase yang pasti akan dilalui oleh masing-masing pasangan seiring dengan perjalanan pernikahan. Mengenali kemungkinan apa yang akan terjadi dan mempersiapkan fase yang akan datang dapat membantu pasangan untuk menyesuaikan diri.

Berikut adalah 7 tahapan setelah pernikahan yang dialami sebagian besar pasangan masa kini:

1. Masa bulan madu

Sudah umum diketahui bahwa masa berbulan madu yang ideal bagi pasangan untuk dianggap romantis berlangsung tepat sejak pernikahan hingga beberapa bulan, bahkan setahun atau dua tahun setelahnya. Faktanya, pada zaman Israel kuno, seorang lelaki tidak diikutkan wajib militer selama setahun setelah menikah untuk memberikan mereka kesempatan membangun hubungan, rumah, dan keluarga.

2. Masa penyesuaian

Fase kedua dari kehidupan pernikahan adalah masa penyesuaian. Fase ini datang tepat setelah fase pertama berakhir. Ia bisa jadi datang secara perlahan atau tiba-tiba, bergantung pada bagaimana situasi dan kondisi mempengaruhi kedua belah pihak. Secara singkat, keasyikan pasangan terhadap satu sama lain mulai menurun.

Kehidupan pernikahan mulai menunjukkan kedua sisinya, mulai dari tanggungjawab, pekerjaan, merawat anak, dan seterusnya. Kedua pihak mulai menyadari bahwa mereka sama-sama telah menikah dengan seseorang yang tak sempurna.

3. Masa melarikan diri

Setelah kurang lebih 3 tahun pertama terlewati, perebutan kekuasaan mulai terjadi seiring dengan kedua pihak mengklaim “wilayah” dan membangun batasan terhadap satu sama lain. Dalam fase ini, bahaya perselingkuhan jadi semakin nyata ketika akumulasi dari kekecewaan, frustasi, dan konflik semakin membesar menggantikan perasaan cinta.

4. Masa penilaian ulang

Pada penghujung dekade pertama pernikahan atau memasuki dekade kedua, pasangan suami-istri mulai terbiasa dengan situasi dan kekurangan masing-masing. Kedua pihak semakin dewasa, terutama dengan kehadiran seorang anak atau figur yang menjadi panutan.

Membangun kembali komitmen terhadap pernikahan daripada menghancurkannya. Pasangan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dari hubungan mereka, memperbaiki diri sebagai sebuah pasangan sembari meningkatkan kualitas kehidupan rumah tangga.

5. Masa tumbuh bersama

Melewati masa bosan, godaan, dan konflik bersama-sama setelah sekian lama, pasangan suami-istri mulai menemukan masa-masa damai di usia 20-30 tahun pernikahan. Tiba-tiba, muncul kesempatan kedua untuk mengenali kembali pasangan. Seiring dengan perjalanan karir yang semakin baik dan anak yang tumbuh dewasa, kesempatan untuk fokus terhadap satu sama lain mulai muncul.

6. Masa perselisihan paruh baya

Pada usia paruh baya, perubahan secara biologis dan emosional dialami wanita di usia 40 hingga 50an. Meski begitu, baik pria dan wanita mungkin akan mengalami krisis psikologis ketika keduanya mencapai puncak kehidupan karir dan pernikahan. Kesadaran bahwa tidak lama lagi, masa pensiun dan menua akan datang bisa sangat menakutkan bagi sebagian orang.

Krisis ini dapat berujung pada kondisi saling menyalahkan, penyesalan, saling menuduh hingga pertengkaran. Pasangan dengan komitmen yang kuat akan mampu bertahan dan menemukan cara untuk menenangkan kekacauan yang terjadi. Sebagian yang lain, dapat jatuh dan melihat pernikahan mereka mulai hancur.

7. Fase pemenuhan

Setelah mencapai beberapa dekade usia pernikahan, suami dan istri akan menyadari bahwa mereka, dengan suatu cara, berhasil untuk tetap bersama. Fase ini adalah masa di mana kedua pihak hanya ingin tetap bersama sampai akhir hayat. Bagi sebagian pasangan, hal ini bisa berupa mengenang kembali kehidupan awal pernikahan dan bersyukur telah melalui masa-masa sulit dan bahagia bersama. Sebagian yang lain mungkin merasakan sensasi jatuh cinta lagi pada pasangannya dan menyadari bahwa mereka telah menikahi orang yang tepat di hidupnya.

Itulah 7 tahapan setelah pernikahan yang dapat dialami pasangan manapun. Bagi kamu yang sudah menikah, tahapan-tahapan yang dialami bisa saja berbeda dengan urutan di atas. Atau bisa jadi justru mengalami hal yang tidak terdapat dalam daftar ini. Ingatlah bahwa menikah tidak dilakukan sendiri. Pernikahan dilalui dengan prinsip konsistensi sepanjang hidup oleh 2 orang yang saling setuju untuk menikah.

Sumber:

https://www.brides.com/story/what-to-expect-your-first-week-of-marriage 

https://www.everydayhealth.com/healthy-living/healthy-home/7-stages-marriage/ 

Novan Harya Salaka