Bertemu dengan orang baru memang terasa menyenangkan, ditambah lagi apabila kita berada di tempat perantauan yang jauh dari keluarga. Mempunyai teman bisa menggantikan posisi keluarga di masa perantauan. Sebab, kadangkala rasa rindu terhadap keluarga menggebu-gebu ketika kita tidak mempunyai support system di tempat yang baru disinggahi.
Berbagi keluh kesah memang dapat membantu mengurangi beban pikiran yang sedang menerjang. Saat beban pikiran membludah, hanya teman yang bisa diajak berbagi keluh kesah ketika saat di perantauan. Sebab mereka biasanya senasib dan seperjuangan. Lalu bagaimana caranya bersikap, dan bertemu dengan orang baru yang bisa dijadikan teman? Inilah 5 tips jitu jika ingin mempunyai teman di perantauan yang bisa satu frekuensi.
Tips Mencari Teman di Perantauan
1. Perhatikan Situasi dan Kondisi
Ketika bertemu dengan orang baru, usahakan sapa seperlunya saja dan jangan terlalu berlebihan. Mengapa? Karena pada dasarnya ketika kita bertemu dengan orang baru, maka semuanya akan waspada. Jika di pertemuan pertama sudah berusaha mengakrabkan diri tanpa melihat situasi dan kondisi, kesan pertama yang didapat adalah ganjen, sok kenal, agresif, dan sebagainya.
Sapalah seperlunya, bertanyalah seperlunya saja. Jika situasinya tidak memungkinkan untuk bercakap-cakap terlalu banyak maka hindari, nanti dirimu akan dicap sebagai orang yang terlalu agresif dan norak. Setelahnya, kesempatan untuk menjadi dekat sedikit berkurang karena kesalahan di pertemuan pertama.
2. Usahakan Banyak Mendengar
Ketika langkah pertama sudah bisa dilalui dengan lancar, maka aturlah konsep selanjutnya, yaitu jangan terlalu banyak berbicara mengenai dirimu, berilah kesempatan agar si orang baru yang berbicara. Ketika kamu memposisikan sebagai orang yang lebih banyak mendengar ketimbang berbicara, maka lawan bicaramu akan merasa nyaman untuk menceritakan semua hal padamu.
Secara psikologis, lawan bicara akan merasa dihargai dan merasa nyaman ketika kita mendengarkan semua ucapannya tanpa memotongnya sedikitpun. Toh, ketika dia sudah merasa cukup bercerita, nanti juga akan memberikan giliran padamu untuk berpendapat.
3. Melakukan Kontak Mata Ketika Berbincang
Ya, Kontak mata sangatlah penting, memandang mata lawan bicara ketika sedang berbincang adalah sebuah etika. Namun, tak semua orang nyaman dipandang mata ketika sedang berbincang. Maka dari itu, usahakan tatap matanya hanya sesekali dan tak perlu sepanjang berbincang kamu selalu menatap ke arah matanya. Yang ada nanti dia akan merasa risih karena tatapanmu berlebihan. Bahkan ia akan merasa tak nyaman ketika dipandang terus menerus matanya ketika sedang berbicara, karena merasa diawasi.
4. Jangan Terlalu Banyak Menceritakan Kehidupanmu
Ketika bertemu dengan orang baru, umumnya kita akan basa-basi guna mendapat sebuah topik obrolan dan ujungnya adalah curhat atau mencertikan seluruh kehidupanmu. Ingat, tak perlu melakukan itu, karena kamu sedang berbincang dengan orang baru, bukan dengan sahabat atau teman dekatmu.
Kita boleh saja menceritakan sedikit latar belakang kepadanya guna membuka gerbang percakapan, seperti asalmu dari mana, datang ke perantauan dengan tujuan apa. Pada dasarnya ketika kamu menceritakan seluruh kehidupanmu kepada orang baru, nanti dirimu tidak akan menarik lagi karena ia sudah tidak penasaran lagi denganmu. Sebab, dirimu sudah menceritakan semuanya. Buatlah dirimu menjadi sesuatu yang menarik untuk diulik baginya guna memperpanjang intensitas pertemuan selanjutnya.
5. Hindari Membanggakan Diri Sendiri, dan Hindari Memujinya Secara Berlebihan
Semua manusia rasanya memang sangat senang sekali apabila dipuji. Namun, ketika memuji secara berkala dan terlalu berlebihan nanti maknanya akan bergeser, bisa saja merasa diolok-olok, merasa dipermainkan, dan yang lainnya. Hal yang terpenting adalah jangan membanggakan diri sendiri kepada orang lain dan menganggap bahwa dirimu layak untuk dipuji.
Menjadi percaya diri tak perlu dengan memuji diri sendiri dan diakui. Untuk pecaya diri cukup dengan tahu dan mampu kemampuan diri kita sampai di mana. Nanti ketika dirimu terlalu memuji diri sendiri, bisa jadi lawan bicaramu segala pencapaiannya melebihi dirimu dan berujung malu.
Jadi, berperilakulah dengan bijak dan jangan berlebihan. Segala sesuatu jika dilakukan secara berlebihan bisa menimbulkan risiko. Namun, ketika dilakukan dengan bijaksana, dalam artian tahu batasan dalam memandang segala sesuatu setidaknya dirimu akan terlihat lebih elegan.
Baca Juga
-
Pentingnya Berfilsafat di Tengah Kondisi Demokrasi yang Carut-Marut
-
Film A Moment to Remember: Menggugah Hati dan Syarat akan Antropologis
-
Menguak Misteri: Kecerdasan Tidak Didasarkan pada Kehebatan Matematika
-
Antara Kecerdasan Emosional dan Etika dalam Bermain Media Sosial
-
Ini yang Akan Terjadi jika Kuliah atau Pendidikan Tinggi Tidak Wajib!
Artikel Terkait
-
Cara Gunakan Fitur Akun Keluarga di Grab, Pantau Perjalanan Lebih Aman
-
KPR BRI Property Expo 2024, Permudah Proses Pilih dan Beli Rumah di Area Surabaya
-
Mobil Keluarga 7 Penumpang di Bawah 100 Juta! Cek Rekomendasi Terbaiknya
-
Jambi Paradise, Destinasi Wisata Pilihan Keluarga
-
Pakar Kerajaan Ungkap Harapan Ratu Elizabeth II Terhadap Meghan Markle yang Kini Telah Pupus
Lifestyle
-
Bikin Awet Muda! 3 Rekomendasi Sunscreen dengan Kandungan Anti-Aging
-
Tertahan di Zona Nyaman, Bagaimana Pengaruh Pertemanan Terhadap Masa Depan?
-
3 Sheet Mask yang Mengandung Ceramide, Ampuh Merawat Kesehatan Skin Barrier
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
Terkini
-
Pindah ke Pabrikan KTM Musim Depan, Pedro Acosta Tak Alami Kesulitan Apapun
-
Super Lengkap, Menjajal Menu di Angkasa Kopi Tiam Kota Jambi
-
Ulasan Novel The Years of the Voiceless: Potret Kehidupan di Bawah Represi
-
Gagal Raih Juara Dunia 2024, Seperti Apa Nasib Pecco Bagnaia Musim Depan?
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang