Beberapa tahun terakhir, istilah financial freedom atau kebebasan keuangan semakin banyak disuarakan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia keuangan. Sebenarnya, istilah ini bukan merupakan sesuatu yang baru lagi. Karena pada dasarnya, sejak dulu semua orang menginginkan kondisi keuangan yang stabil dan dapat menjamin kehidupannya dalam jangka panjang.
Namun, sayangnya masih banyak orang yang tidak mengerti bagaimana memanajemen keuangannya dengan baik, sehingga menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang. Salah satu akibat kegagalan manajemen keuangan paling besar adalah melahirkan sandwich generation, yang mirisnya masih sering terjadi di Indonesia.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kamu perlu belajar tentang manajemen keuangan pribadi. Berikut ini 4 alasan kenapa kamu perlu belajar manajemen keuangan sejak sedini mungkin.
Keuangan stabil dan terjamin
Manajemen keuangan yang baik membuatmu terbiasa menulis catatan pengeluaran dan pemasukan per bulan. Dengan ini, kamu bisa mengontrol arus kas pribadimu sehingga kondisi keuangan lebih stabil. Sehingga paling tidak kamu bisa menjamin bahwa pendapatanmu dapat mencukupi hingga akhir bulan. Selain itu, kamu juga masih bisa mengalokasikan dana darurat untuk asuransi dan kebutuhan mendadak lain.
Memiliki kecerdasan finansial yang baik
Kecerdasan finansial mencakup kemampuan untuk mengelola keuangan dan teknik untuk membuat uang bekerja bagi diri kita. Kamu juga bisa lebih memahami pertimbangan-pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum mengambil sebuah keputusan keuangan. Hal ini akan menghindarkanmu dari debt default (kegagalan membayar utang), bangkrut, dan masalah finansial lainnya.
Bisa punya passive income
Bagi orang dengan gaji tinggi, kemampuan manajemen keuangan bisa membuatmu memiliki berbagai sumber pendapatan yang lain, termasuk passive income. Kamu dapat memilih berbagai jenis instrumen investasi atau obligasi yang sekiranya menjanjikan. Bagi orang yang gajinya masih di sekitar angka UMR, kamu dapat belajar mengelola reksadana yang nominalnya lebih kecil, tentunya berdasarkan pada ilmu-ilmu keuangan yang telah kamu pelajari.
Dana pensiun aman
Manfaat manajemen finansial jangka panjang adalah untuk mempersiapkan dana pensiun di mana pada umur tertentu kita sudah tidak ingin atau tidak bisa bekerja lagi. Jika kita memanajemen keuangan dengan baik selama usia produktif, ke depannya kita dapat mempunyai dana yang cukup untuk membiayai hari tua.
Itulah 5 alasan mengapa kamu harus belajar manajemen keuangan. Langkah awal apa yang ingin kamu lakukan dari sekarang?
Baca Juga
-
5 Rekomendasi Film Komedi Romansa 2000an, Bikin Kamu Berbunga-bunga
-
Bikin Betah, 5 Rekomendasi Kafe Estetik di Semarang Cocok Buat Anak Muda
-
4 Rekomendasi Buku Literasi Keuangan yang Wajib Kamu Baca
-
5 Universitas Terbaik di Indonesia Menurut QS World University Rankings 2023
-
5 Skill yang Harus Dikuasai Digital Marketer, Pelajari Baik-baik
Artikel Terkait
-
Nyesek! Kakek Tebang Tebu Dibayar Pakai Uang Mainan, Tuai Kecaman Warganet
-
Viral Kakek Penebang Tebu Digaji dengan Uang Mainan, Raut Wajah Kecewa Jadi Sorotan
-
4 Tips Menerapkan Hidup Berkelimpahan, Bukan Hanya untuk Orang Kaya!
-
Diduga Gegara Tak Memberi Uang, Pelanggan di Warung Makan Dipukul Kepalanya Oleh Pengemis
-
Geger Kakek di Lampung Digaji Pakai Uang Mainan, Mandor Minta Maaf Akui Lalai Bayar Upah Pakai Mainan Anak
Lifestyle
-
Stand Out saat Hangout dengan 5 Inspirasi Outfit Kasual ala Sheila Dara
-
Simpel nan Stylish! Ini 4 Look Outfit Xinyu TripleS yang Harus Kamu Lirik
-
Curi Perhatian! Ini 4 Daily Style Jeon Somi yang Bikin OOTD Makin On Point
-
Kejebak Diskon? Yuk, Kenali Bedanya Impulsive Buying dan Unplanned Buying!
-
Youthful! Ini 4 Ide OOTD ala Hana FIFTY FIFTY yang Pasti Cocok Buatmu
Terkini
-
Hugh Jackman Buka Suara soal Kemunculan Wolverine di Avengers: Doomsday
-
Five Cities Four Women: Saat Para Penyedia Jasa Teman Kencan Butuh Dekapan
-
Bojan Hodak Perpanjang Kontrak usai Persib Back to Back Juara? Cek Faktanya!
-
The Divorce Insurance: Drama Satir Lee Dong Wook Soal Cinta dan Perceraian
-
Membaca Tak Harus Buku, Saatnya Menggeser Perspektif Literasi yang Kaku