Sindiran adalah ucapan yang ditujukan kepada seseorang secara tidak langsung, biasanya berupa kritik atau teguran. Ada pula yang bersifat mengejek atau mencemooh.
Tak jarang, sindir-menyindir pada akhirnya menjadi kebiasaan. Ada orang-orang yang lebih senang menggunakan sindiran untuk mengkritik atau menegur seseorang. Padahal, tanpa kita sadari, kebiasaan sindir-menyindir sering kali menimbulkan dampak buruk, di antaranya:
1. Maksud tidak tersampaikan
Mungkin ada kalanya kita menegur seseorang dengan cara menyindir, tapi sebenarnya hal tersebut belum tentu tepat untuk dilakukan. Seringkali, sindiran membuat maksud yang ingin kita ungkapkan menjadi ambigu dan tidak tersampaikan dengan baik
Selain itu, tak semua orang memahami bahasa sindiran. Saat kita menegur kesalahan seseorang dengan cara menyindir, misalnya, ia belum tentu memahami bahwa sindiran tersebut ditujukan untuknya. Kalaupun ia tahu sindiran itu diarahkan kepadanya, ia belum tentu memahami maksud kita yang sebenarnya atau malah salah dalam menafsirkan.
Oleh karena itu, jika kita hendak menunjukkan kesalahan seseorang atau memiliki suatu permasalahan dengannya, ada baiknya langsung dibicarakan secara pribadi daripada menggunakan bahasa sindiran.
2. Menimbulkan salah paham
Saat kita menyindir seseorang di depan banyak orang lainnya, hal ini bukan mustahil dapat menimbulkan salah paham. Kita tidak tahu, mungkin saja yang merasa tersindir bukanlah orang yang kita tuju, melainkan orang lain yang juga ada di tempat itu.
Hal ini akan membuat hubungan kita dengan orang yang tersindir menjadi rusak, meski kita sama sekali tidak bermaksud menyindir kepadanya.
3. Memancing pertengkaran
Umumnya, orang tidak menyukai ucapan sindiran. Karenanya, sindiran kerap lebih memancing emosi daripada saat kita membicarakan permasalahan secara langsung dan secara baik-baik.
Ketika kita menyindir seseorang dan orang yang kita tuju benar-benar tersindir, hal ini akan kemungkinan besar akan memancing pertengkaran. Kalau sudah seperti ini, biasanya orang yang tersindir akan berkata bahwa lebih baik bagi kita bicara kepadanya secara langsung daripada menyindir.
Demikian tiga dampak buruk kebiasaan sindir-menyindir. Jika kebiasaan ini masih melekat, ada baiknya jika kita menguranginya dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Tag
Baca Juga
-
Wajib Tahu! Ini 3 Alasan Pentingnya Riset bagi Penulis
-
Selamat! Go Ayano dan Yui Sakuma Umumkan Pernikahan Mereka
-
Selamat! Keita Machida Resmi Menikah dengan Aktris Korea-Jepang Hyunri
-
4 Manfaat Membuat Kerangka Karangan dalam Kegiatan Menulis
-
NiziU Nyanyikan Lagu Tema Film Animasi 'Doraemon: Nobita's Sky Utopia'
Artikel Terkait
-
Mengingatkan atau Nyindir? Saat Pengingat Kebaikan Tak Lagi Terdengar Ramah
-
5 Dampak Buruk Shin Tae-yong Dipecat, Kalau Tahu Ini Suporter Timnas Indonesia Bakal Ngamuk Deh
-
10 Cara Batasi Konsumsi Gula Demi Hidup Sehat, Wajib Minum Air Putih?
-
Sindiran Berlanjut, Cara Minta Maaf Gus Miftah Jadi Konten Kocak
-
Dampak Buruk Kehilangan Motivasi Dalam Hidup
Lifestyle
-
Microcredentials vs Sertifikat Online, Mana Menjanjikan di Dunia Kerja?
-
4 Serum dengan Tranexamic Acid untuk Warna Kulit Lebih Merata, Wajib Coba!
-
5 Tinted Lip Balm untuk Cover Bibir Hitam, Semua di Bawah Rp100 Ribu!
-
6 Dilema Anak Bungsu: Antara Ekspektasi Keluarga dan Cita-Cita Pribadi
-
4 Padu Padan Outfit Minimalis dari Jinyoung B1A4, Sederhana tapi Menawan!
Terkini
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?