Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sapta Stori
Ilustrasi perundungan (Pixabay.com/Tumisu)

Gerakan untuk melawan perilaku perundungan atau bullying kerap dilakukan. Walau begitu, perilaku seperti ini masih saja terjadi, bahkan jumlah kasusnya seakan terus bertambah. Perundungan bukanlah bentuk candaan, melainkan tak ubahnya perilaku penganiayaan yang tidak semestinya ditoleransi. Sebab, bukan hanya menimbulkan rasa trauma bagi korban, perundungan juga dapat membawa berbagai dampak buruk lainnya, beberapa di antaranya ialah:

1. Menciptakan track record buruk bagi pelaku

Tak jarang, kita mendengar cerita orang-orang yang saat ini merupakan selebritas terkenal, tapi mereka ternyata memiliki masa lalu yang kurang baik, seiring ditemukan fakta bahwa mereka pernah melakukan perundungan. Tak sedikit dari mereka yang pada akhirnya harus merelakan popularitas yang telah diraih, karena masyarakat tidak lagi menerima kehadiran mereka.

Tidak mudah bagi orang lain untuk mempercayai seseorang yang pernah melakukan tindakan perundungan. Bahkan, meski orang itu telah meninggalkan perilaku tersebut, menyesali perbuatan buruknya dan berubah menjadi orang yang lebih baik, apa yang ia lakukan di masa lalu tetap menjadi catatan buruk yang dapat memengaruhi kehidupannya di masa depan.

2. Melahirkan dendam

Perundungan pelajar senior kepada junior, misalnya. Banyak pelajar yang melakukan perundungan kepada junior, karena mereka mendapatkan perlakuan yang sama dari para senior terdahulu. Akibatnya, perisakan tersebut terjadi secara turun-temurun.

Hal ini diakibatkan oleh rasa dendam yang dirasakan para pelajar terhadap senior mereka, sehingga membuat mereka akhirnya melakukan hal yang sama kepada junior mereka. Perundungan biasanya dilakukan dengan dalih agar para junior tidak lembek, padahal itu hanyalah alibi tak berdasar untuk menyembunyikan perilaku perundungan. Tentunya, ada banyak cara yang lebih baik untuk senior memberikan bimbingan kepada para junior.

3. Menimbulkan trust issue

Banyak dari saksi perundungan yang tidak berdaya untuk menolong temannya yang dirisak, salah satunya karena mereka sendiri takut turut menjadi sasaran perisakan. Hal ini kerap membuat seseorang yang menjadi korban perundungan mengalami trust issue atau sulit mempercayai orang lain, terlebih jika ada teman-teman di sekitarnya yang diharapkan mampu menolong, tapi ternyata tak ada satu pun orang yang datang untuk menyelamatkannya dari perilaku perundungan.

Demikian tiga dampak buruk perilaku perundungan selain menimbulkan trauma pada korban. Sudah sepatutnya perilaku perundungan diberantas. Sebab, perundungan hanya akan membawa dampak buruk, baik bagi pelaku, korban, maupun orang yang menyaksikan.

Sapta Stori