Meskipun merasa benci dengan seseorang adalah hak, namun kebencian itu justru sering menjadi bumerang bagi yang merasakannya. Sangat mungkin bagi kita untuk merasa benci sendiri. Sebagaimana kita bisa memendam perasaan cinta kepada seseorang, begitu juga dengan rasa benci.
Namun, tanpa sepengetahuan orang lain saja, kamu tetap akan merasa kerepotan dalam beberapa hal. Dari hal tersebutlah, kamu akan merasakan dan menyadarinya sendiri.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang merepotkanmu ketika membenci orang lain.
1. Merasa tidak nyaman
Kamu tidak akan nyaman ketika bertemu dengan seseorang yang kamu benci. Padahal, orang yang kamu benci bisa melakukan segala hal dengan begitu leluasa karena tidak mengetahui perasaanmu.
Merasakan ketidaknyamanan di dalam hati tentunya bukan perkara yang membuat hati merasa bahagia. Rasanya seperti terkurung di dalam penjara, sepertinya. Apakah kamu pernah terjebak di posisi yang sama?
2. Tidak mudah untuk menutupinya
Ketika kamu membenci seseorang dan menutupinya, percayalah bahwa hal tersebut bukan perkara yang mudah. Kamu selalu dituntut untuk memiliki dua wajah.
Ketika bersamanya, kamu akan berusaha untuk menjadi orang yang baik. Lalu, kamu akan menjadi orang yang munafik ketika berada di belakangnya. Menyiksa diri sendiri, bukan?
Hal itu akan sangat berdampak kepada bagaimana caramu berinteraksi dengan orang lain dan menanggapi pembicaraan mereka. Kamu akan menjadi dua manusia yang berbeda.
3. Memunculkan rasa iri dengki di dalam hati
Perasaan iri dengki sebenarnya bisa muncul dan timbul kepada siapa pun. Namun, karena pengaruh rasa benci di dalam diri, akan sangat mungkin apabila kamu merasakan perasaan tersebut kepada dirinya atau seseorang yang memang sedang kamu benci.
Meskipun hidup berjalan dengan sebagaimana adanya, namun entah kenapa hal tersebut akan seolah menjadi persaingan yang tidak ada habisnya. Meskipun dia biasa saja, akan tetapi ada kemungkinan bagi kamu untuk merasa harus melampauinya.
4. Menghancurkan hubungan
Rasa benci bisa menghancurkan sebuah hubungan. Ya, bayangkan sebuah hubungan harus rusak hanya karena kebencian satu pihak. Semua itu terasa begitu menjengkelkan ketika didengar dan disimak bersama.
Hubungan persahabatan yang sudah terjalin bertahun-tahun, bahkan hubungan keluarga, tetap memiliki risiko untuk saling membenci satu sama lain.
Maka dari itu, kita harus berusaha untuk menormalisasikan perasaan benci sehingga tidak berlarut-larut dan menimbulkan kerugian kepada banyak orang.
Jadi, itu dia 4 dampak dari merasa benci kepada seseorang. Semoga kita bisa bersikap dengan lebih baik lagi, ya!
Baca Juga
-
Suara Ibu Rumah Tangga di Tengah Ketidakadilan: 5 Alasan Harus Didengar!
-
Cuma Butuh HP, 5 Aplikasi Ini Bisa Bantu Catat Keuangan Usaha Sendiri
-
Fenomena Mager di Pertengahan Ramadan, Ini 4 Penyebabnya!
-
5 Langkah Jitu agar Keuangan UMKM Tetap Sehat di Bulan Ramadan
-
5 Tips Ramadan Produktif ala Gen Z : Tetap Aktif Ibadah Maksimal!
Artikel Terkait
-
Buntut Ujaran Kebencian Terhadap Ade Armando, UGM Sanksi Guru Besar Karna Wijaya
-
Triknya Dibongkar, Gus Samsudin Bakal Laporkan Pesulap Merah Atas Dugaan Ujaran Kebencian
-
Gus Samsudin Laporkan Pesulap Merah ke Polisi
-
3 Tips Mengatasi Rasa Benci yang Harus Kamu Ketahui, Jangan Dibiarkan!
-
4 Hal yang Harus Kamu Lakukan saat Terjebak pada Love-Hate Relationship
Lifestyle
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Lettu Fardhana Move On Kilat! Ayu Ting Ting Santai Revisi Kriteria Suami?
-
Playlist Jadi Vitamin Mental: Musik Sebagai Mood Booster Anak Muda
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
4 Sheet Mask Kandungan Pearl yang Ampuh Berikan Efek Cerah dan Lembap
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Keponakan Prabowo, Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
-
Bukan Sekadar Coretan, Inilah Alasan Poster Demo Gen Z Begitu Estetik dan Berpengaruh
-
Bukan Cuma Anak Menkeu, Ini Sumber Kekayaan Yudo Sadewa yang Dihujat Netizen
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Budaya Trial and Error dalam Kabinet Indonesia