Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | 🌸🌸Lily 🌸🌸
ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/Nordwood Themes)

Media sosial sudah gak asing lagi dengan kehidupan semua orang hingga memiliki akun medsos pun seolah jadi kebutuhan yang wajib dikedepankan. Beberapa orang mungkin main medsos untuk alasan hiburan, tapi ada juga yang menggunakannya demi menjaga komunikasi atau malah menjalankan bisnis online. Sayangnya, gak semua orang bisa bersikap bijak dengan jarinya saat main medsos.

Gak heran kalau sederet unggahan dan komentar yang berselieweran di dunia maya kerap berujung pada hal negatif. Namun, kamu dikatakan mampu bermedia sosial dengan bijak dan dewasa kalau lima sikap ini sudah konsisten dilakukan.

1. Gak mengumbar masalah pribadi di akun medsos

ilustrasi bermain medsos (Unsplash.com/Ahmed Nishaath)

Namanya juga serba serbi medsos, sudah dianggap lumrah ketika muncul unggahan berbau curhat dari si pemilik akun. Bahkan ada orang terkadang seperti gak punya rasa sungkan saat mengumbar urusan pribadinya di ruang publik dengan dalih sharing atau sekadar meluapkan emosi atas permasalahan hidupnya.

Sikap semacam ini sudah bukan jadi kebiasaanmu lagi ketika kedewasaan dalam bermedsos makin pakem kamu jalankan. Bagimu, masalah adalah aib yang pantang diumbar, apalagi di medsos. Selain menjaga aib, kamu juga menghindarkan diri dari dampak negatif curhat di medsos, seperti komentar miring orang lain.

2. Mampu menahan diri untuk tidak ikut campur masalah orang lain

ilustrasi bermain ponsel (Unsplash.com/Kev Costello)

Meski kamu gak mengumbar masalah pribadi di medsos, tapi belum tentu orang lain juga melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, menahan diri untuk tidak mencampuri urusan orang lain yang terungkap di medsos kerap jadi pilihan sikapmu. Bahkan sekadar meninggalkan opini tentang masalah tersebut pun tetap berpikir seribunkali lebih dulu.

Bukan gak punya empati, pasalnya kamu merasa gak paham keseluruhan masalah dan hanya tahu sebatas yang diunggah di medsos. Meski sudah "gatal" ingin menyampaikan pendapat pribadi, tapi menahan diri kamu anggap lebih bijak mengingat reaksi warganet dan orang yang bersangkutan terhadapmu belum tentu positif.

3. Bisa menjaga komentar yang disampaikan

ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/Nordwood Themes)

Jika memang dirasa harus berkomentar, kamu akan menyampaikan pendapat secara personal dan hati-hati. Kamu pun gak akan cepat memihak hanya berdasar informasi yang terbilang minim. Sama halnya menjaga lisan saat berbicara langsung, menjaga jari pun kamu anggap sangat penting ketika akan menuliskan isi pikiran.

Hal ini gak lepas dari keyakinan pada pepatah 'jarimu adalah harimaumu' saat sedang nimbrung di medsos. Sebab, jika tidak berhati-hati dalam memilih kata atau malah terbawa emosi saat berargumen, potensi menimbulkan masalah baru yang seringkali di luar dugaan justru makin besar dan nantinya malah jadi tak terkendali.

4. Menghindari terjebak dalam "perang" komentar antar warganet

ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/camilo jimenez)

Kedewasaan bermedia sosial juga terlihat dari rasa enggan untuk ikut serta dalam keramaian "perang" komentar, termasuk dalam topik viral yang sedang hangat diperbincangkan. Kamu sadar betul bahwa perilaku warganet cukup sulit diprediksi. Sebentar membela setengah mati, sebentar kemudian mencaci kesalahan orang tanpa ampun.

Bagimu terlibat dalam situasi semacam ini adalah bentuk dari kekonyolan. Kita bisa memilih untuk tidak terlibat, lalu kenapa malah berkubu seolah jadi orang yang paling tahu dan benar sendiri. Melibatkan diri dalam "perang" komentar di medsos kamu anggap hanya akan menghabiskan waktu sia-sia dan gak ada manfaatnya.

5. Gak ikut-ikutan menyebarluaskan berita simpang siur

ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/Becca Tapert)

Kecepatan informasi di medsos seringkali gak diimbangi dengan validitas data hingga cukup banyak berita simpang siur yang merebak dan banyak akun malah ikut menyebarluaskannya. Namun, kedewasaan dalam bermedia sosial akan menjadi benteng kuat yang membuatmu gak gampang menekan tombol share.

Kamu akan memilah informasi yang terlanjur menyebar dan mengecek kebenarannya lebih dulu. Bahkan kamu tetap memilih untuk menahan diri dan tidak menambah luas penyebaran informasi tersebut jika dirasa gak ada manfaat positif yang didapat. Buatmu, hal negatif gak layak dijadikan buah bibir hingga makin viral dan punya "panggung" khusus, termasuk di dunia maya.

Medsos memang mampu memberi dan menyuguhkan banyak hal pada penggunanya. Namun, pilihan untuk menjadi bijak dan dewasa dalam beraktivitas di media sosial tetap ada di tangan kita sendiri. Jadi, sudah siap bermedia sosial dengan penuh tanggung jawab atau belum, nih?

🌸🌸Lily 🌸🌸