Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rizka Utami Rahmi
Quiet Quitting, fenomena yang terjadi di tempat kerja (freepik)

Belakangan ini fenomena quiet quitting di tempat kerja sedang banyak dibicarakan di media sosial. Apakah quite quitting itu? Melansir dari alodokter.com, quiet quitting adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan orang untuk mengerjakan tugasnya dengan porsi secukupnya sesuai dengan job deskripsinya saja pada tempat ia bekerja.

Pasti fenomena semacam ini sering dijumpai di tempat kerja. Umumnya seseorang yang melakukan tindakan quiet quitting memiliki alasan tertentu untuk melakukannya. Lantas apa sebetulnya alasan yang menyebabkan seseorang melakukan quiet quitting?

Alasan Seseorang Melakukan Quiet Quitting

Merangkum dari situs alodokter.com, ada beberapa alasan yang mendasari seseorang untuk melakukan quiet quitting, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak mendapat sesuatu yang diinginkan

Biasanya seseorang yang melakukan quiet quitting kecewa karena pada tempatnya bekerja ia tidak mendapatkan sesuatu yang ia inginkan seperti kenaikan gaji atau promosi jabatan

2. Kekurangan waktu untuk diri sendiri

Seringnya bekerja hingga kelelahan menyebabkan seseorang enggan melakukan quiet quitting karena ia menjadi tidak memiliki banyak waktu untuk kehidupan pribadinya.

3. Teman kerja yang toxic

Memiliki teman-teman kerja yang toxic tentunya membuat seseorang malas untuk menghabiskan waktu berlama-lama di tempat kerjanya. Sehingga lebih baik jika ia melakukan quiet quitting.

3 Dampak positif melakukan quiet quitting

Ada beberapa dampak positif jika seseorang melakukan quiet quitting di tempat bekerja merangkum dari situs alodokter.com berikut adalah daftarnya.

1. Tidak mengalami burnout 

Bekerja hingga kelelahan membuat seseorang mengalami burnout hingga bisa menyebabkan depresi hingga penyakit lainnya. Jika seseorang melakukan quiet quitting tentu saja ia bisa menghindari terjadinya burnout dalam bekerja.

2. Pola hidup lebih sehat

Terlalu lama di tempat kerja memacu seseorang untuk bekerja terus menerus hingga tidak memikirkan kesehatan. Jika bekerja seperlunya, maka pola hidup yang lebih sehat bisa lebih mudah diterapkan.

3. Memiliki lebih banyak waktu

Jika selalu pulang tepat waktu dan tidak membiasakan diri bekerja di luar job deskripsinya maka seseorang akan lebih mudah mendapatkan waktu yang lebih banyak untuk dirinya sendiri atau keluarganya.

Walaupun memiliki dampak positif, quiet quitting juga bisa menimbulkan efek negatif karena dapat menjauhi diri seseorang dari pencapaian maksimal di tempat kerja. Seperti kenaikan jabatan atau gaji. Karena itu perlunya keseimbangan agar bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Sekian informasi yang bisa disampaikan mengenai fenomena quiet quitting di tempat bekerja. Semoga kamu bisa menerapkannya secara seimbang ya!

Rizka Utami Rahmi