Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sapta Stori
Ilustrasi uang (Unsplash.com/Alexander Grey)

Konflik perebutan harta warisan memang bukanlah hal yang baru. Tak jarang, konflik perebutan warisan ini berakhir dengan pertikaian, saling berhadapan di meja hijau, bahkan pertumpahan darah. Ada berbagai hal yang menyebabkan terjadinya konflik seperti ini dan tak sedikit di antara sebab-sebab tersebut yang sebenarnya berasal dari diri manusia itu sendiri.

Berikut ini 4 hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik perebutan warisan.

1. Sifat tamak

Jika sifat tamak sudah melekat dalam diri seseorang, ia akan mampu melakukan apa saja, bahkan terhadap orang-orang terdekatnya. Ia tidak akan merasa cukup dengan apa yang ia dapatkan, termasuk mengenai harta warisan. Padahal, tak ada yang tahu batas usia seseorang dan mungkin saja esok atau lusa, ia juga akan meninggal dunia tanpa sempat menikmati harta kekayaan yang berusaha ia kuasai.

Oleh karena itu, jika ada anak-anak yang bertikai akibat warisan orang tuanya, artinya mereka tidak belajar dari kematian orang tua mereka. Jika mereka mampu menelaah,  mereka akan menyadari bahwa tak akan ada harta yang dibawa mati. Seluruh kekayaan yang dimiliki akan diserahkan kepada ahli waris dan tak ada satu pun yang menjadi hak milik mereka lagi.

2. Merasa berhak mendapatkan lebih banyak

Tak jarang, perebutan harta warisan disebabkan oleh salah seorang anak yang merasa berhak mendapatkan warisan lebih banyak dari saudara-saudaranya yang lain. Hal ini bisa saja karena ia membandingkan dirinya dengan saudara-saudaranya tersebut, seperti merasa lebih banyak berkontribusi pada keluarga, merasa lebih banyak bakti kepada orang tua di masa tua, dan lain sebagainya.

3. Tidak biasa berbagi dengan saudara

Nyatanya, perilaku seseorang yang tidak terbiasa berbagi dengan saudara-saudaranya juga dapat memunculkan konflik internal perebutan warisan. Sebab, jika antar saudara saling menyayangi dan senang berbagi satu sama lain, tentu tidak akan muncul sifat tamak atau perasaan takut haknya diambil, apalagi keinginan untuk menguasai harta warisan itu sendirian.

Jika antar saudara sudah terbiasa saling berbagi, tentu tidak akan ada pertikaian tentang warisan. Sebab, meskipun ada salah seorang yang mendapatkan bagian lebih besar, ia tidak akan segan membaginya dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai wujud kasih sayang.

4. Tuntutan pasangan hidup

Pengaruh pasangan hidup yang menyebabkan adanya masalah perebutan warisan juga tak jarang terjadi. Misalnya saja, seseorang yang tadinya tidak pernah mempermasalahkan harta warisan orang tuanya, bisa tiba-tiba bertikai dengan saudara-saudaranya, akibat tuntutan pasangan hidupnya.

Demikian empat hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik perebutan warisan. Hendaknya kita waspada pada faktor-faktor yang menyebabkan perpecahan dalam keluarga kita, termasuk tentang harta warisan.

Sapta Stori